Rabu, 31 JANUARI 2024 • 17:20 WIB

Trauma Masa Kecil Pengaruhi Hidup Kita saat Ini? Begini Cara Mengatasinya

Author

Ilustrasi kekerasan

INDOZONE.ID - Tidak mengejutkan bagi seseorang yang mengalami trauma masa kecil saat mengetahui bahwa trauma tersebut masih ada hingga dewasa.

Orang dengan trauma masa kecil mungkin khawatir akan merusak kebahagiaan, hubungan, atau bahkan bidang profesional lain dalam kehidupan masa kini. 

Banyak terapis yang tidak ahli dalam menangani trauma masa kanak-kanak. Dan perlu diketahui bahwa tidak ada pola yang tepat untuk mengatasi trauma masa kecil yang belum terselesaikan.

Baca Juga: Bansos BLT El Nino Tidak Cair di Tahun 2024, Digantikan oleh BLT Mitigasi Risiko Pangan

Banyak akar trauma masa kecil yang masih belum terselesaikan. Gejala-gejala tersebut mungkin tidak muncul untuk sementara waktu. Namun stres yang menyebabkan gejolak emosi, atau peristiwa yang mengingatkan akan trauma masa lalu dapat membuat kita kembali ke pengalaman awal.

Meskipun trauma yang dialami secara teknis adalah “masa lalu”, pengalaman traumatis di masa kanak-kanak tidak dapat dibiarkan begitu saja sampai pengalaman, gejala, dan hubungan orang tersebut saat ini dipahami secara mendalam.

Kebutuhan emosional dan fisik seorang anak harus didahulukan. Kehilangan orang tua karena kematian atau pengabaian di awal hidup adalah sebuah trauma. Tidak peduli seberapa besar kita diberi kasih sayang oleh kerabat lain atau orang tua yang tersisa, kehilangan seperti ini memiliki dampak sangat besar.

Baca Juga: Alam Ganjar Ungkap Pendidikan Formal sebagai Fundamental Proses Berpikir

Jika kesedihan seorang anak tidak dilihat, didengar, atau dibiarkan, maka kehilangan itu akan semakin nyata. Anak tersebut mungkin masih memerlukan kesempatan untuk berduka.

Karena dia belajar terlalu dini bahwa orang yang ia cintai bisa tiba-tiba pergi atau dibawa pergi. Ia tumbuh dengan rasa takut kehilangan.

Bahkan jika seseorang kehilangan orang tua di awal usia 20-an, ini adalah masa yang rentan. Orang tersebut mungkin takut akan kedekatan karena kedekatan dapat memberi peluang kemungkinan kehilangan. Kebanyakan trauma masa kecil yang belum terselesaikan juga mempengaruhi harga diri dan menimbulkan kecemasan.

Baca Juga: 10 Kumpulan Puisi Karya Aan Mansyur tentang Cinta, Berkesan!

Namun selain itu, kecemasan orang tua juga berpengaruh dan dapat meresap ke dalam pori-pori anak sehingga membuat anak trauma, terus-menerus khawatir, dan hidup dengan jenis kecemasan yang sama seperti yang dimiliki orang tua, tanpa menyadarinya. Hal ini disebut dengan trauma transgenerasi.

Jika seorang ibu atau ayah memiliki masa kecil yang traumatis dan trauma tersebut juga belum terselesaikan, maka trauma tersebut diturunkan dari orang tua ke anak, dari alam bawah sadar ke alam bawah sadar.

Orang tua yang mengalami trauma menjalani traumanya. Mereka sering kali tidak bisa sepenuhnya berada di sisi anak atau teridentifikasi sebagai pelaku kekerasan yang menganiaya mereka.

Baca Juga: Aksi Liar Kucing Si Oyen dari Maling Ikan hingga Cakar Orang, Berujung Ditangkap Damkar

Atau, ketika seorang ibu atau ayah selamat dari peristiwa mengerikan, seperti Holocaust, maka trauma akan teror dan kehilangan yang tak tertahankan dapat hidup seperti hantu yang menghantui mereka dan anak mereka.

Berbagai sumber trauma dan dampaknya akan terus berlanjut jika tidak diatasi dan semuanya dapat berpengaruh hingga masa dewasa. Lantas bagaimana pengaruhnya terhadap kita sebagai orang dewasa?

Trauma masa kecil terkadang bisa terbawa ke kehidupan dewasa karena sekeras apapun kita berusaha menjalaninya, masih ada jiwa seorang anak yang mengalami trauma yang hidup di dalam diri kita.

Baca Juga: Aksi Liar Kucing Si Oyen dari Maling Ikan hingga Cakar Orang, Berujung Ditangkap Damkar

Mungkin ini tidak selalu dirasakan dan disadari, namun gejala trauma masa kecil akan muncul saat kita stres. Atau ketika sesuatu dalam hidup kita berfungsi sebagai pengingat yang halus atau tidak terlalu halus tentang apa yang terjadi pada kita sebagai seorang anak.

Trauma masa kecil dapat terlihat dari gejala-gejala berikut: depresi, serangan panik, gangguan makan, kekhawatiran obsesif, kecemasan bencana, dan ketakutan akan hubungan.

Seseorang dengan trauma masa kecil mungkin mengalami kesulitan mempercayai, rendah diri, takut dihakimi, upaya terus-menerus untuk menyenangkan, ledakan rasa frustrasi, atau gejala kecemasan sosial yang tidak kunjung reda.

Baca Juga: 7 Rutinitas yang Bisa Bantu Kamu Tingkatkan Produktivitas

Lantas, apakah trauma masa kecil bisa disembuhkan? Jawabannya ya, trauma masa kecil yang belum terselesaikan bisa disembuhkan dengan mencari terapis yang terlatih secara psikoanalisis atau psikodinamik.

Carilah seorang terapis yang memahami dampak pengalaman masa kanak-kanak terhadap kehidupan orang dewasa, khususnya pengalaman traumatis. Lakukan beberapa konsultasi untuk mengetahui apakah kita merasa dipahami secara empati.

Selain itu, ruang terapi yang aman juga perlu dipertimbangkan, karena ini adalah tempat kita dapat membangun kepercayaan. Terapis juga harus memahami dan membiarkan ketidakpercayaan kita pada awalnya.

Baca Juga: Viral di Sosmed, Kakak Curhat Adik Terjerat Pinjol Puluhan Juta dan Bohong Tidak Daftar Kuliah

Semua perasaan perlu dibiarkan, didorong, dan didengar. Perasaan tersebut bisa berupa ketakutan, teror, kesedihan mendalam, dan kemarahan. Terapi yang kita pilih perlu melakukannya sesuai kecepatan kita. Kita tidak boleh didorong atau dihakimi atau diharapkan untuk bergerak lebih cepat dari yang kita bisa.

Respons yang sensitif, baik hati, dan empatik adalah yang  dibutuhkan. Anak kecil yang mengalami trauma yang masih tinggal di dalam diri orang dewasa harus merasa aman dan diperhatikan. Namun, empati bukanlah segalanya.

Kita juga membutuhkan seseorang yang memiliki pengalaman dan pengetahuan tentang trauma masa kecil dan pengaruhnya terhadap kehidupan masa kini. Seseorang yang melihat efek yang sangat spesifik pada diri kita.

Baca Juga: Perempuan Ini Sebut Petani Nggak akan Pernah Maju, Jadi Bahan Rujakan Warganet

Kita tidak harus hidup dengan meningkatnya gejala yang muncul karena stres atau pengingat yang tidak menyenangkan. Ketika kita menjalani terapi semacam ini dan dapat memberikan waktu yang kita butuhkan, maka kita akan sembuh dari trauma masa kecil yang belum terselesaikan.

Writer: Ananda Fachreza Lubis


Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.

Banner Z Creators

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Your Tango