INDOZONE.ID - Kata-kata bijak Ibnul Qayyim al Jauziyyah tentang kebahagiaan yang didapat dari menolong orang lain, terinspirasi oleh praktik Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah.
Penjelasan ini mengajarkan pentingnya membantu sesama sebagai jalan menuju kebahagiaan.
Baca Juga: Anjuran dan Dalil-Dalil Tentang Takjil: Menghidupkan Tradisi Berbagi di Bulan Ramadan
Makna Kebahagiaan dan Menolong Orang Lain
Ibnul Qayyim al-Jauziyyah, seorang ulama terkemuka, mengambil inspirasi dari praktik Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam uraiannya tentang kebahagiaan dan menolong orang lain.
Dikatakannya bahwa Ibnu Taimiyyah selalu berusaha dengan maksimal untuk membantu memenuhi kebutuhan sesama manusia.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menyadari bahwa setiap kali ia memberikan bantuan kepada orang lain, Allah Ta'ala akan memberikan bantuan kepadanya.
Keyakinan ini mendasari prinsip hidupnya dalam memberikan manfaat kepada sesama sebagai jalan menuju kebahagiaan.
Dikemukakan bahwa orang yang malas dan tidak aktif dalam membantu orang lain sering kali merasakan kegelisahan dan kesedihan yang mendalam. Mereka jarang merasakan kebahagiaan sejati.
Sebaliknya, orang-orang yang memiliki semangat dan kesungguhan dalam melakukan amal kebaikan cenderung lebih bahagia dan merasa puas dengan hidup mereka.
Baca Juga: Doa Perlindungan dari Hawa Nafsu yang Jelek Beserta Maknanya
Pelajaran yang Dapat Diambil
Pelajaran yang dapat diambil dari pemikiran Ibnul Qayyim al-Jauziyyah adalah pentingnya menjadikan kebaikan kepada sesama sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.
Dengan membantu orang lain, kita tidak hanya memberikan manfaat kepada mereka, tetapi juga memperoleh kebahagiaan dan kepuasan batin yang mendalam.
Pesan yang terkandung dalam kata-kata Ibnul Qayyim al-Jauziyyah memberikan pengingat yang kuat tentang pentingnya menolong orang lain dalam mencapai kebahagiaan sejati.
Sikap aktif dalam memberikan manfaat kepada sesama bukan hanya tindakan mulia, tetapi juga merupakan sumber kebahagiaan dan kepuasan yang tak ternilai.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Raudhatul Muhibbin, Jilid 1, Hlm. 168