Kurangi Stres, Korea Selatan Terapkan 4 Hari Kerja untuk Dorong Warganya Menikah dan Berkeluarga
INDOZONE.ID - Pemerintah Korea Selatan tengah mempertimbangkan penerapan sistem kerja empat hari dalam seminggu sebagai langkah untuk mendukung kesejahteraan warganya.
Langkah sistem empat hari kerja di Korea Selatan ini diambil guna mengurangi stres akibat budaya kerja yang dikenal sangat ketat di negara tersebut, serta mendorong peningkatan angka kelahiran yang saat ini terus menurun.
Baca Juga: Kebijakan Baru: Gaji Pekerja Swasta Akan Dipotong untuk Program Pensiun Tambahan, Apa Dampaknya?
Budaya kerja di Korea Selatan yang panjang dan menekan menyebabkan banyak pekerja di Korea Selatan mengalami kelelahan fisik dan mental.
Tekanan ini memicu protes besar-besaran dari kalangan pekerja muda yang mendesak pemerintah untuk menerapkan kebijakan yang lebih mendukung keseimbangan kehidupan kerja.
Salah satu solusi yang kini sedang dijajaki adalah pengurangan hari kerja menjadi empat hari dalam seminggu.
Hal ini diharapkan dapat mengurangi stres tanpa menurunkan produktivitas.
Lebih dari 50 perusahaan di Provinsi Gyeonggi akan mulai menerapkan kebijakan ini, di mana pekerja dapat memilih untuk bekerja empat hari seminggu setiap dua minggu atau mempersingkat jam kerja mingguan mereka.
Berdasarkan laporan The Korea Times, kebijakan ini mulai dijalankan sebagai uji coba yang akan diperluas di masa mendatang.
Penurunan jam kerja diyakini dapat memberikan lebih banyak waktu bagi pekerja untuk bersosialisasi, menikah, dan membangun keluarga.
Baca Juga: Viral Fenomena Jouhatsu: Orang Jepang Memilih Menghilang dan Mengganti Identitas Daripada Bunuh Diri
Diskusi mengenai undang-undang reformasi ketenagakerjaan yang mencakup kebijakan empat hari kerja dalam seminggu ini pun tengah berlangsung.
Dewan Ekonomi, Sosial, dan Perburuhan Kepresidenan telah membentuk komite khusus untuk membahas keseimbangan kehidupan kerja di Korea Selatan.
Baca Juga: Korea Selatan Beri Bantuan hingga Rp826 Juta untuk Pasangan yang Pacaran dan Berencana Menikah
Langkah ini menjadi semakin penting mengingat Korea Selatan memiliki salah satu jumlah rata-rata jam kerja tahunan tertinggi di dunia.
Bahkan, pada tahun 2023, pemerintah sempat mengajukan proposal untuk memperpanjang jam kerja maksimum menjadi 69 jam seminggu, namun rencana ini dibatalkan setelah mendapat gelombang protes.
Baca Juga: Dedikasi Dr. Hamid Choi: 7 Tahun Menerjemahkan Al Quran dan Hadits ke Bahasa Korea
Alasan utama di balik penurunan jam kerja ini juga terkait dengan rendahnya angka kelahiran dan populasi yang menyusut di negara tersebut.
Banyak perempuan di Korea Selatan terpaksa memilih antara karier dan keluarga karena tuntutan kerja yang tinggi.
Dengan adanya kebijakan ini, pemerintah berharap dapat memberikan solusi untuk permasalahan keseimbangan hidup dan mendorong warga untuk menikah serta memiliki anak.
Baca Juga: Tren Penjualan Stroller Hewan Peliharaan Melesat di Korea Selatan!
Inisiatif serupa juga sedang dijajaki di negara-negara lain, termasuk Inggris, yang telah melaporkan peningkatan kesejahteraan karyawan setelah uji coba kerja empat hari seminggu.
Langkah ini menyoroti pentingnya menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi tanpa mengorbankan produktivitas.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: The Korea Times