INDOZONE.ID - Berdasarkan data perceraian yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, beberapa provinsi di Indonesia mencatatkan angka perceraian yang cukup tinggi, yang otomatis berkontribusi terhadap meningkatnya jumlah janda di daerah tersebut.
Berikut adalah daftar 10 provinsi dengan angka perceraian tertinggi, yang menjadi indikator penting dalam melihat kondisi sosial dan ekonomi perempuan yang kehilangan pasangan di Indonesia.
1. Jawa Barat
Jawa Barat mencatat jumlah perceraian tertinggi di Indonesia dengan angka 91.146 kasus. Sebagai besar karena masalah konflik pertengkaran dan masalah perekonomian.
Provinsi dengan populasi terbesar, tingginya angka perceraian di Jawa Barat juga berbanding lurus dengan jumlah janda yang terus meningkat.
Baca Juga: 38 Baju Adat Lengkap dari Seluruh Provinsi di Indonesia, dari Aceh Sampai Papua
2. Jawa Timur
Jawa Timur merupakan salah satu provinsi dengan angka perceraian tertinggi dengan angka 79.248 kasus, didorong oleh berbagai faktor seperti masalah konflik pertengkaran dan masalah perekonomian
3. Jawa Tengah
Provinsi ini juga mencatat angka perceraian yang signifikan yaitu 68.133 kasus , dengan berbagai faktor seperti masalah konflik pertengkaran dan masalah perekonomian menjadi penyebab utama. Hal ini tentu saja berpengaruh pada jumlah janda di wilayah tersebut.
4. Sumatera Utara
Sebagai provinsi terbesar di Pulau Sumatera, Sumatera Utara juga mencatat angka perceraian yang cukup tinggi dengan angka15.660 kasus , sebagian besar disebabkan oleh masalah konflik pertengkaran dan masalah perekonomian.
5. DKI Jakarta
Angka perceraian di Jakarta yang mencapai 14.381 kasus pada tahun 2023 dipengaruhi oleh beberapa faktor utama. masalah konflik pertengkaran dan masalah perekonomian , yang sering kali memicu konflik rumah tangga. Selain itu, gaya hidup perkotaan yang cepat dan penuh tekanan juga menjadi alasan tingginya tingkat perceraian.
Baca Juga: Viral, Janda Kabur Tak Bayar Kontrakan, Rumah Ditinggal Penuh Kotoran Hewan
Faktor lain seperti ketidakcocokan karakter, perselingkuhan, dan konflik pekerjaan juga turut menyumbang tingginya angka perceraian di wilayah ini.
6. Banten
Banten sebagai wilayah yang berkembang pesat secara ekonomi, juga memiliki angka perceraian yang tinggi di angka 14.133 kasus dengan faktor terbesar adalah masalah konflik pertengkaran dan masalah perekonomian . Tingkat perceraian yang meningkat ini tentunya berdampak pada jumlah janda di provinsi tersebut
7. Lampung
Lampung, sebagai wilayah penghasil kopi dan lada terbesar di Indonesia, dengan perekonomian yang ditopang oleh sektor pertanian dan perkebunan. juga memiliki angka perceraian yang tinggi. Tingkat perceraian yang meningkat di tahun 2023 di angka 14.038 kasus sebagian besar di karenakan masalah konflik pertengkaran dan masalah perekonomian.
8. Sulawesi Selatan
Di Sulawesi Selatan, angka perceraian juga tergolong tinggi di Pulau Sulawesi dengan angka 12.806 kasus, dengan faktor-faktor seperti masalah konflik pertengkaran dan masalah perekonomian menjadi alasan utama.
9. Sumatera Selatan
Sumatera Selatan memiliki angka perceraian di angka 10.374 kasus, dengan banyak kasus perceraian yang terjadi akibat masalah konflik pertengkaran dan perekonomian
10. Riau
Riau juga mencatat angka perceraian yang masuk ke 10 besar dengan angka 8.617 kasus, terutama disebabkan oleh masalah konflik pertengkaran dan masalah perekonomian. Hal ini menjadikan provinsi ini salah satu wilayah dengan jumlah janda yang terus meningkat.
Angka perceraian yang tinggi di berbagai provinsi di Indonesia turut berkontribusi pada meningkatnya jumlah janda di negara ini. Berbagai faktor seperti masalah ekonomi, ketidakcocokan, dan konflik rumah tangga menjadi alasan utama perceraian di banyak wilayah.
Data ini penting untuk memahami kondisi sosial dan ekonomi yang dihadapi oleh janda di Indonesia, serta upaya pemerintah dalam memberikan dukungan yang lebih baik bagi mereka.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: BPS