INDOZONE.ID - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengadakan konferensi pers pada Minggu, 29 September 2024, yang dipimpin oleh Kepala BMKG, Ibu Dwikorita Karnawati, untuk membahas prakiraan awal musim hujan tahun 2025.
BMKG menjelaskan berbagai informasi penting mengenai prediksi musim hujan di Indonesia, kondisi iklim global, serta langkah-langkah kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang.
1. Prediksi Awal Musim Hujan 2024/2025
Musim hujan di Indonesia tidak terjadi secara serentak di seluruh wilayah. Sebagian kecil wilayah Indonesia, khususnya bagian barat Sumatra, telah memasuki musim hujan pada Agustus 2024. Namun, sebagian besar wilayah lainnya diprediksi akan mulai mengalami hujan pada September hingga November 2024.
Berdasarkan data BMKG, 10,7% zona musim di Indonesia akan memasuki musim hujan pada bulan September, 30% di bulan Oktober, dan sekitar 26% zona musim diprediksi akan mulai mengalami hujan pada bulan November.
Baca Juga: Pipa Septic Tank Meledak di China: Bak Air Mancur, Hujan Kotoran Manusia Tumpah Ruah ke Jalan!
BMKG juga memprediksi bahwa 38% wilayah Indonesia akan mengalami awal musim hujan yang lebih cepat dari biasanya, termasuk sebagian besar Pulau Sumatera, Kalimantan, dan Papua.
Sementara itu, 27% wilayah lainnya akan mengalami musim hujan sesuai dengan waktu normal, dan sekitar 14% wilayah mengalami musim hujan yang datang lebih lambat, terutama di beberapa bagian Pulau Jawa, Sulawesi, dan Indonesia bagian timur seperti Maluku dan Papua.
2. Kondisi Iklim Global
Kondisi iklim global turut mempengaruhi pola cuaca di Indonesia. BMKG melaporkan bahwa fenomena ENSO (El Niño-Southern Oscillation) saat ini berada dalam fase netral, namun diprediksi akan bergerak menuju La Niña lemah mulai Oktober 2024.
Di Samudra Hindia, kondisi diprediksi tetap netral setidaknya hingga awal 2025. Perubahan iklim global ini akan berdampak pada intensitas hujan dan potensi bencana hidrometeorologi di beberapa wilayah.
3. Intensitas dan Sifat Hujan
Sifat musim hujan 2024/2025 diprediksi berada pada kategori normal, di mana sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami curah hujan yang tidak jauh berbeda dari biasanya.
Sebanyak 64,1% zona musim diperkirakan akan mengalami hujan dengan curah normal, sedangkan 35,6% wilayah lainnya diprediksi akan mengalami hujan dengan intensitas di atas normal atau lebih basah. Sebaliknya, hanya 0,3% wilayah yang diperkirakan mengalami musim hujan dengan sifat lebih kering dari normalnya.
Baca Juga: 111 Caption tentang Hujan dalam Bahasa Inggris, Singkat!
Puncak musim hujan diprediksi terjadi pada November hingga Desember 2024 untuk wilayah barat Indonesia, seperti Sumatra dan Jawa, sedangkan wilayah timur Indonesia, seperti Papua dan Nusa Tenggara, akan mengalami puncak hujan pada Januari hingga Februari 2025.
4. Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Hidrometeorologi
BMKG menghimbau seluruh pihak, mulai dari pemerintah pusat hingga masyarakat, untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi.
Wilayah-wilayah yang diprediksi akan mengalami curah hujan di atas normal, seperti Sumatra dan Jawa bagian selatan, diharapkan waspada terhadap peningkatan risiko banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, dan petir.
Pemerintah daerah diminta untuk mengoptimalkan langkah-langkah mitigasi, termasuk mengedukasi masyarakat, membersihkan saluran air, dan memastikan infrastruktur penanganan bencana siap digunakan.
Selain itu, BMKG juga mengingatkan pentingnya terus memantau informasi cuaca terkini dan peringatan dini yang disampaikan melalui berbagai kanal, termasuk aplikasi Info BMKG, situs web, dan media sosial.
Dalam menghadapi musim hujan tahun 2024/2025, BMKG memberikan beberapa rekomendasi penting bagi pemerintah dan masyarakat. Pemerintah daerah diharapkan dapat meningkatkan kapasitas penampungan air, membersihkan saluran drainase, dan memastikan pohon-pohon serta infrastruktur di area rawan angin kencang dalam kondisi baik.
Masyarakat juga diminta untuk menjaga kebersihan lingkungan guna mencegah penyakit yang rentan muncul saat musim hujan, serta mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan bencana hidrometeorologi.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: BMKG