INDOZONE.ID - Setiap tahunnya, Taipei menemukan sekitar 300 hingga 400 pohon yang terinfeksi penyakit akar busuk cokelat, dan sekitar 30 persen di antaranya berhasil terdeteksi oleh anjing pelacak.
Lucy, seekor anjing beagle berusia 9 tahun dengan keahlian mendeteksi pohon yang 'sakit', memiliki kemampuan mencium penyakit akar busuk cokelat yang telah menjadi ancaman serius bagi hutan kota di Taipei.
Peran Penting Anjing Pelacak di Taipei
Sejak usia satu tahun, Lucy telah bertugas berkeliling Taipei setiap hari untuk mendeteksi pohon-pohon yang membutuhkan perhatian.
Lucy memiliki keahlian khusus untuk mendeteksi penyakit akar busuk cokelat yang menyerang akar pohon dan memutus pasokan air serta nutrisi ke cabang dan daun pohon tersebut. Infeksi jamur ini telah lama menjadi masalah serius bagi hutan kota di Taipei karena dapat menyebabkan pohon membusuk dan mati.
Baca Juga: Selandia Baru Berencana Melarang Balap Anjing, Ini Alasannya
Penyakit ini bertanggung jawab atas 90 persen insiden pohon tumbang di ibu kota Taiwan di luar musim topan.
Pohon tumbang tidak hanya mengakibatkan kerusakan tetapi juga dapat melukai bahkan menyebabkan kematian, terutama di kota yang padat seperti Taipei dengan populasi sekitar 2,5 juta jiwa.
Bagaimana Anjing Pelacak Menjaga Keamanan Kota
Lucy, yang dikenal lembut dan ramah, adalah bagian dari tim elit anjing pelacak yang dipilih dan dilatih khusus untuk tugas ini.
Ketika Lucy mencium aroma penyakit, ia akan duduk di dekat pohon yang terinfeksi untuk memberi tanda. Proses ini membutuhkan konfirmasi dari minimal dua anjing pelacak.
“Setelah satu anjing mendeteksi pohon positif, kami akan mengirim anjing kedua untuk memastikan. Jika kedua anjing duduk di dekat pohon tersebut, maka kami yakin pohon itu sakit,” ujar Sung Fu-hua, Direktur Pusat Eksperimen Florikultura Pemerintah Kota Taipei.
Di Taipei, terdapat sekitar 200.000 pohon, dan Lucy bersama timnya mampu memeriksa sekitar 8.000 pohon setiap tahun.
Setiap tahun, kota ini menemukan sekitar 300 hingga 400 pohon terinfeksi, dan sekitar 30 persen dari jumlah tersebut berhasil dideteksi oleh anjing pelacak.
“Kelebihan anjing pelacak adalah kecepatannya dalam menyisir area yang luas untuk mendeteksi penyakit,” kata Chi Wen-hao, pelatih anjing pelacak. “Begitu terdeteksi, kami dapat melakukan tes untuk memastikan infeksi, sehingga efisiensi meningkat secara signifikan.”
Tim Anjing Elit untuk Deteksi Penyakit
Penyakit akar busuk cokelat sangat sulit dideteksi karena infeksinya dimulai dari akar pohon di bawah tanah. Ketika gejalanya mulai terlihat, biasanya sudah terlambat untuk menyelamatkan pohon.
Oleh karena itu, anjing pelacak seperti Lucy memegang peranan penting dalam melindungi pohon-pohon kota dari ancaman penyakit.
Menurut Sung, ada persyaratan ketat dalam memilih dan melatih anjing pelacak. “Beagle harus memiliki penciuman yang tajam, sifat yang stabil, dan hasrat tinggi terhadap makanan sebagai hadiah. Dari 10 beagle, biasanya hanya satu yang memenuhi syarat,” jelasnya.
Meskipun melatih anjing-anjing ini cukup sulit, pemerintah berkomitmen untuk memperluas tim anjing pelacak, menyadari peran unik yang mereka miliki dalam menjaga keamanan kota.
Tahun depan, pemerintah berencana menggandakan anggaran untuk tim anjing pelacak menjadi US$90.000 atau Rp 1,4 Miliar dengan tambahan dua anjing baru yang akan mulai bertugas pada bulan Maret 2025.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Channelnewsasia.com