Senin, 23 DESEMBER 2024 • 21:02 WIB

Ini Bahaya Terselubung dari Balon Helium yang Melayang di Langit: Kelestarian Alam Taruhannya!

Author

Ilustrasi lumba-lumba.

INDOZONE.ID - Sebagian besar dari kita mungkin pernah melihat balon helium yang melayang langit, baik secara tidak sengaja maupun sengaja dilepaskan. Pemandangan balon menghilang di antara awan sering memberi kesan menenangkan. 

Namun, setelah terbang, balon akan jatuh kembali ke bumi. Masalahnya, balon tersebut bisa berdampak signifikan terhadap lingkungan.

Saat melayang di udara, balon dapat membahayakan pesawat terbang dan mengganggu jaringan listrik. 

Ketika balon kehilangan daya apungnya dan jatuh kembali ke bumi, ia dapat mendarat di lokasi yang sangat jauh dari tempat pelepasannya, termasuk di lautan, merupakan habitat bagi berbagai jenis hewan air.

Baca Juga: Usai Viral Kehujanan Pas Lagi Jualan Balon, Dagangan Bapak Ini Langsung Laris Manis Banyak yang Beli

Berapa Banyak Balon yang Berakhir di Lautan?

Setiap tahunnya, hampir 45-50 juta balon terjual di California, Amerika Serikat (AS). Menurut laporan tahunan Ocean Conservancy dalam International Coastal Cleanup, hampir 300 ribu balon ditemukan di sepanjang pantai Amerika Serikat. 

Data ini memungkinkan kita untuk berpikir kembali sebelum melepaskan tali balon yang mengambang ringan di udara, tetapi berpotensi membawa ancaman serius bagi lingkungan.

Melepaskan balon berkontribusi besar terhadap pencemaran laut karena sampah balon sering berakhir di lautan terbuka dan pantai-pantai. 

Sampahnya tidak hanya menumpuk di sepanjang garis pantai. Akan tetapi, balon yang mengapung di laut, juga makin sering muncul. 

Selain merusak keindahan perairan asin favorit kita, sampah balon juga menyebabkan kerusakan serius pada satwa liar yang menjadikan lautan sebagai habitat mereka.

Mengapa Hewan Laut Memakan Balon?

Banyak balon warna-warni berakhir di lautan, sering menyerupai makanan alami yang biasa dikonsumsi oleh sahabat laut kesayangan kita. 

Misalnya, balon mylar hanyut di laut, terlihat mirip dengan ubur-ubur, yang kerap kali dimakan oleh penyu laut. 

Balon yang menyerupai seperti ubur-ubur ini, membuat makhluk laut menggigit sesuatu yang tidak hanya tidak lezat, tetapi juga sulit atau bahkan tidak mungkin dapat dicerna.

Di lain sisi, Entanglement Network memperkirakan bahwa lebih dari 100 ribu mamalia laut kehilangan nyawa setiap tahun akibat menelan atau terjerat plastik. 

Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh University of Texas Marine Science Institute, menunjukkan bahwa hampir 5 persen penyu laut kehilangan nyawa karena menelan balon lateks.

Alternatif Balon yang Ramah Lingkungan

Meskipun balon sering menjadi pilihan yang menyenangkan dalam berbagai perayaan, kita harus sadar dampak jangka panjangnya terhadap lingkungan. 

Alih-alih memilih balon, kita memiliki banyak alternatif kreatif dan ramah lingkungan yang tidak hanya memperindah acara, tetapi juga menjaga keberlanjutan alam.

Dari spanduk dan bendera yang bisa dipersonalisasi, hingga kegiatan, seperti menanam pohon atau menggunakan kertas benih, untuk menyebarkan pesan positif, kita dapat merayakan momen spesial dengan cara lebih bertanggung jawab. 

Dengan membuat pilihan yang lebih bijak, kita turut berkontribusi untuk menjaga bumi agar tetap lestari bagi generasi mendatang.


Banner Z Creators Undip.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Dolphin Safari