INDOZONE.ID - Mengenal bioluminescent plankton, membawa kita ke dunia yang menakjubkan di bawah permukaan laut, di mana organisme kecil ini mampu menghasilkan cahaya yang memukau berwarna biru.
Bioluminescence adalah fenomena makhluk hidup memproduksi cahaya melalui reaksi kimia, biasanya melibatkan senyawa luciferin dan enzim luciferase.
Proses ini tidak hanya menghasilkan cahaya yang indah, tetapi juga memiliki berbagai fungsi penting bagi plankton.
Plankton bioluminescent, seperti dinoflagellata, dapat menghasilkan cahaya yang terlihat dari jarak jauh, bahkan dari luar angkasa.
Baca Juga: Kisah Ken Allen: Orang Utan Houdini yang Paling Jenius di Kebun Binatang San Diego
Fenomena ini sering kali terlihat di malam hari ketika gelombang laut bergetar, menciptakan pemandangan yang seolah-olah lautan dipenuhi dengan ribuan bintang.
Selain keindahan visualnya, bioluminescence juga berfungsi untuk menarik mangsa, menakut-nakuti predator, dan berkomunikasi dengan organisme lain.
Bioluminescence mungkin jarang ditemukan di daratan, namun fenomena ini sangat umum di lautan, khususnya di zona pelagik (kolom air).
Di kedalaman antara 200 hingga 1.000 meter (656 hingga 3.280 kaki), sekitar 80 persen hewan laut menunjukkan kemampuan bioluminescence.
Fenomena ini paling sering dijumpai pada ikan, cumi-cumi, serta berbagai jenis zooplankton gelatin, seperti siphonophore, ctenophora, dan organisme lain yang sebagian besar tubuhnya terdiri dari air.
Meskipun umumnya tampak berwarna biru—karena warna ini paling efektif menembus air— bioluminescence sebenarnya dapat bervariasi, dari hampir ungu hingga hijau kekuningan, bahkan merah yang sangat jarang.
Semua organisme bioluminescence menghasilkan cahaya melalui reaksi antara enzim dan substrat, tetapi setiap spesies memanfaatkan bahan kimia yang berbeda dalam proses tersebut.
Baca Juga: Selain Burung Kiwi, 5 Hewan Ini Hanya Bisa Kamu Temui di Selandia Baru
Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan untuk memancarkan cahaya mungkin telah berevolusi secara independen berkali-kali.
Sebagian kendalanya terletak pada sulitnya mengamati organisme bioluminescence.
Apalagi, pencahayaan yang terlalu terang dapat membuat hewan-hewan ini menjauh atau bahkan merusak organ penglihatan mereka, yang sangat peka terhadap cahaya.
Selain itu, organisme yang transparan dan tersamar sering kali hampir tidak terlihat, meskipun menggunakan cahaya yang kuat.
Lebih rumit lagi, banyak jenis bioluminescence tidak dapat terdeteksi di bawah cahaya tampak biasa, dan proses pengumpulan sampelnya juga sangat menantang.
Akibatnya, bioluminescence tetap menjadi subjek yang menyisakan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: OceanExplorer