Rabu, 08 JANUARI 2025 • 18:27 WIB

Waspada Burnout! Ini Ciri-ciri dan Cara Mengatasinya di Tempat Kerja 

Author

Ilustrasi Pria Tertidur di Tempat Kerja.

INDOZONE.ID - Pernahkah kamu merasa sangat lelah, tertekan, dan bahkan tidak lagi menikmati pekerjaan yang sedang dijalani? Mungkin itu adalah tanda-tanda kamu mengalami burnout, yang sering diabaikan atau dipandang sebagai hal biasa di dunia kerja. 

Burnout tidak hanya sekadar rasa lelah, tapi bisa berdampak pada kesehatan fisik dan mental yang lebih serius. 

Ilustrasi Pria Tertidur di Tempat Kerja.

Menurut WHO, burnout digolongkan sebagai fenomena atau masalah yang berhubungan dengan pekerjaan dalam International Classification of Diseases (ICD-11). 

Kini, INDOZONE akan memberikan pengetahuan lebih dalam tentang gejala dan cara mengatasinya. Sebab, burnout tidak hanya berpengaruh pada kinerja, tetapi juga dapat membahayakan keselamatan kerja dan kesehatanmu!

Apa Itu Burnout?

Menurut WHO, burnout adalah sindrom yang terjadi akibat stres kronis di tempat kerja yang tidak dikelola dengan baik. Burnout ditandai oleh tiga gejala utama, yaitu:

  • Keletihan fisik dan emosional yang ekstrem;
  • Sikap negatif atau sinisme terhadap pekerjaan;
  • Penurunan efektivitas dan produktivitas yang signifikan.

Stres kerja yang terus-menerus ini, dapat mengarah pada gangguan kesehatan serius, baik secara fisik maupun mental. 

Baca Juga: Marak Pekerja Alami Burnout, Kini Hadir Tren Bare Minimum Mondays: Apa Itu?

Selain mempengaruhi kualitas hidup, burnout juga berdampak pada keselamatan dan kesehatan kerja. Sebab, dapat menyebabkan kecelakaan karena kelelahan atau berkurangnya konsentrasi. 

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengenali gejalanya lebih dini. Burnout bisa jadi lebih berbahaya dari yang kamu bayangkan!

Siapa yang Bisa Mengalami Burnout?

Burnout tidak mengenal batasan usia atau posisi. Siapa saja yang bekerja dalam tekanan tinggi, dengan tuntutan pekerjaan berat, dan tidak ada waktu untuk istirahat, berisiko mengalaminya. 

Selain itu, burnout sering terjadi pada mereka yang berada di lingkungan kerja toxic. Mereka yang mengalami ketidakseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan, juga lebih rentan terhadap burnout. Burnout bisa memengaruhi siapa saja, terutama jika kita tidak menjaga keseimbangan antara waktu kerja dan istirahat.

Gejala Burnout yang Perlu Diwaspadai

Penting untuk mengenali tanda-tanda burnout sedini mungkin. Sebab, dampaknya bisa sangat berbahaya. 

Bahaya burnout tidak hanya bagi karyawan, tetapi juga bagi perusahaan secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa gejala utama yang harus diwaspadai:

Ilustrasi tidur di tempat kerja.

  • Kelelahan fisik dan emosional: Jika kamu merasa lelah tak tertahankan meski sudah tidur cukup, itu bisa jadi tanda burnout.
  • Masalah kesehatan fisik: Gangguan tidur, sakit kepala, sakit perut, dan nyeri tubuh yang sering muncul tanpa alasan jelas.
  • Penurunan performa kerja: Mengalami kesulitan berkonsentrasi dan menyelesaikan pekerjaan dengan baik.
  • Mudah marah dan frustrasi: Reaksi berlebihan terhadap situasi sehari-hari yang seharusnya bisa dihadapi dengan tenang.
  • Menarik diri dari lingkungan sosial: Lebih suka menyendiri dan menghindari interaksi dengan rekan kerja atau atasan.
  • Penurunan daya tahan tubuh: Imunitas tubuh yang menurun menyebabkan kamu lebih mudah sakit, seperti flu, pilek, serta infeksi lainnya.

Cara Mengatasi Burnout dengan Langkah-Langkah Sederhana

Jika burnout sudah mulai terasa, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengambil tindakan preventif agar tidak memburuk. Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya antara lain:

  1. Menyusun Prioritas
    Tentukan pekerjaan yang paling penting dan kerjakan secara bertahap untuk menghemat energi.
  2. Mengkomunikasikan masalah dengan Atasan
    Jangan ragu untuk mendiskusikan beban kerja yang terlalu berat. Mintalah dukungan atau delegasi tugas jika memungkinkan.
  3. Kurangi Ekspektasi Berlebihan
    Tetapkan target yang realistis dan hargai diri sendiri atas apa yang telah dicapai.
  4. Ceritakan kepada Orang yang Dipercaya
    Berbagi cerita dengan teman, keluarga, atau kolega dapat membantu mengurangi beban emosional.
  5. Jaga Keseimbangan Hidup
    Sempatkan waktu untuk bersantai, melakukan hobi, atau hal-hal yang menyenangkan di luar pekerjaan.
  6. Ubah Gaya Hidup
    Terapkan pola hidup sehat dengan makan makanan bergizi, olahraga teratur, dan tidur cukup.

Pencegahan dan Pengendalian Burnout di Tempat Kerja

Selain langkah yang bisa diambil individu, perusahaan juga memiliki peran yang sangat penting dalam mencegah burnout. Berikut adalah beberapa tindakan yang dapat diambil perusahaan:

Baca Juga: 7 Ciri-ciri Burnout yang Jarang Disadari Kamu Alami, Simak!

  1. Ciptakan Lingkungan Kerja yang Aman dan Sehat
    Lingkungan kerja yang tidak toxic dan mendukung kesejahteraan fisik serta mental karyawan adalah hal pertama yang harus dijaga. Jangan biarkan budaya lembur berlebihan atau tekanan tak sehat berkembang di dalamnya.
  2. Tetapkan Beban Kerja yang Sesuai dengan Kapasitas
    Beban kerja yang tidak seimbang dengan kapasitas karyawan, dapat menyebabkan stres berlebih. Pastikan setiap karyawan memiliki beban yang sesuai dengan keterampilan, kemampuan, dan kapasitas tubuhnya. 
  3. Pelatihan dan Program Manajemen Stres
    Perusahaan perlu menyediakan pelatihan atau workshop mengenai manajemen stres yang dapat membantu karyawan dalam mengelola stres.
  4. Komunikasi yang Efektif dan Terbuka
    Karyawan harus merasa nyaman, untuk mengungkapkan beban kerja atau masalah yang mereka hadapi kepada atasan. Komunikasi efektif adalah kunci untuk menemukan solusi sebelum masalah semakin besar.
  5. Penghargaan dan Pengakuan terhadap Kinerja
    Menghargai usaha dan hasil kerja karyawan, dengan memberikan penghargaan atau insentif akan meningkatkan semangat kerja serta mengurangi tingkat stres yang mereka alami.
  6. Penyediaan Fasilitas Pendukung Kesehatan
    Perusahaan sebaiknya menyediakan fasilitas kesehatan yang memadai, seperti ruang istirahat nyaman, layanan konseling, atau ruang meditasi di kantor. Hal ini sangat mendukung dalam menjaga kesehatan mental dan fisik karyawan.
  7. Memantau Gejala Burnout
    Perusahaan harus memantau tanda-tanda burnout pada karyawan. Pemantauan ini bisa dilakukan salah satunya melalui survei untuk mengetahui tingkat kepuasan kerja dan kondisi mental karyawan. Kemudian, hasil survei ini dapat digunakan untuk evaluasi sehingga menjamin kesejahteraan mental karyawan. Jika ada yang menunjukkan gejala burnout, perusahaan perlu memberikan dukungan segera untuk mengurangi beban atau memberikan solusi yang sesuai.

Burnout tidak hanya masalah individu, tetapi juga masalah bersama yang dapat mempengaruhi kinerja serta produktivitas karyawan, sehingga berpengaruh terhadap income perusahaan. 

Dengan langkah-langkah preventif yang tepat, baik oleh karyawan maupun perusahaan, kita bisa menghindari dampak buruk burnout. Jangan tunggu sampai burnout mengganggu kualitas hidup dan produktivitas kamu, yah!


Banner Z Creators.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: World Health Organization (WHO)