Rabu, 12 FEBRUARI 2025 • 18:15 WIB

Budaya Saling Pengertian di Jepang: Karyawan yang Datang Lebih Awal Justru Parkir Lebih Jauh

Author

Ilustrasi Budaya Parkir di Jepang.

INDOZONE.ID - Di Jepang, datang lebih awal ke kantor bukan sekadar soal kedisiplinan, tapi juga bentuk kepedulian terhadap sesama. 

Salah satu contohnya bisa kita lihat dalam kebiasaan unik para pekerja di sana yaitu mereka yang tiba lebih awal justru memilih parkir lebih jauh dari tempat kerja. 

Tujuannya? Agar mereka yang datang lebih lambat bisa mendapatkan tempat parkir yang lebih dekat dan tiba tepat waktu.  

Di era serba cepat ini, di mana kebanyakan orang lebih fokus pada kepentingan pribadi, budaya seperti ini terasa begitu inspiratif. 

Yuk, kita bahas lebih dalam tentang nilai-nilai luar biasa yang melatarbelakangi budaya parkir di Jepang yang menginspirasi ini!  

Baca Juga: Viral! Kisah Inspiratif Para Tetangga Baik Hati Peduli dengan Pasutri yang Keguguran

Konsep “Wa” dan Harmoni dalam Budaya Jepang

Jepang dikenal sebagai negara dengan budaya kerja yang disiplin dan penuh etika. 

Dilansir dari Instagram @thebusinessmagnets, salah satu konsep yang mengakar kuat dalam masyarakat Jepang adalah 和 (wa), yang berarti harmoni atau keselarasan. 

Konsep ini mengajarkan pentingnya keseimbangan dalam kehidupan sosial, termasuk dalam lingkungan kerja.  

Dalam praktiknya, orang Jepang cenderung lebih mengutamakan kepentingan bersama dibanding kepentingan pribadi. 

Mereka percaya bahwa dengan menciptakan lingkungan yang nyaman dan saling mendukung, setiap orang bisa bekerja lebih efektif dan produktif.  

Salah satu bentuk nyata dari konsep "wa" ini adalah kebiasaan parkir yang penuh pengertian.

Alih-alih berebut tempat terbaik, mereka yang datang lebih awal dengan sadar memilih untuk parkir lebih jauh, memberi kesempatan bagi rekan-rekan yang datang belakangan untuk parkir lebih dekat dan menghindari keterlambatan.  

Baca Juga: Kisah Inspiratif Saki Tamogami: Hidup Irit 15 Tahun, Bisa Beli 3 Rumah di Jepang!

Ilustrasi Tempat Parkir di Jepang.

“Ki-zukai”: Seni Memikirkan Orang Lain

Selain konsep "wa", ada satu nilai penting lainnya yang ikut membentuk kebiasaan baik ini, yaitu 気遣い (ki-zukai). 

Istilah ini secara harfiah berarti "memikirkan perasaan orang lain" atau "bertindak dengan penuh pertimbangan".  

Di Jepang, kizukai bukan sekadar teori, tapi sudah menjadi bagian dari keseharian. 

Misalnya, saat makan bersama, orang Jepang cenderung memperhatikan apakah orang lain sudah mendapat makanan sebelum mereka mulai makan. 

Dalam dunia kerja, ki-zukai juga terlihat dari kebiasaan orang Jepang yang tergolong tindakan kecil, seperti tidak berbicara terlalu keras agar tidak mengganggu rekan kerja, atau menyesuaikan suhu AC agar semua orang merasa nyaman.  

Dalam konteks parkir, ki-zukai ini diwujudkan dalam bentuk pemikiran sederhana yaitu "Aku sudah tiba lebih awal, jadi aku punya waktu untuk berjalan lebih jauh. Tapi teman-temanku yang datang belakangan mungkin sedang buru-buru, jadi lebih baik aku berikan mereka tempat yang lebih dekat."

Tindakan sekecil ini ternyata bisa membawa dampak besar dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih suportif dan menyenangkan.  

Baca Juga: Fenomena Akiya, Ada Jutaan Rumah Kosong di Jepang: Dijual Murah, Mulai dari Rp15 Ribu!

Belajar dari Jepang: Bisa Gak Sih Budaya Parkir Ini Diterapkan di Indonesia?

Melihat budaya saling pengertian seperti ini, kita pasti bertanya-tanya, bisa gak sih kita menerapkannya di Indonesia?

Jawabannya? Bisa banget!

Meskipun kebiasaan ini belum umum di Indonesia, bukan berarti kita tidak bisa mulai dari hal-hal kecil. Bayangkan kalau kita mulai dengan:

  • Di kantor atau sekolah: Memberikan kesempatan bagi mereka yang benar-benar butuh parkir lebih dekat, seperti ibu hamil atau rekan yang sedang sakit.  
  • Di jalan raya: Mengutamakan pejalan kaki dan pengguna kendaraan lain daripada hanya fokus ingin cepat sampai.  
  • Dalam kehidupan sehari-hari: Membantu teman yang sedang kesulitan, meskipun kita sendiri sebenarnya sedang sibuk.  

Hal yang menarik, budaya gotong royong sebenarnya sudah ada dalam DNA masyarakat Indonesia. 

Hanya saja, sering kali kita lupa untuk menerapkannya dalam hal-hal kecil seperti ini.  

Baca Juga: Viral Fenomena Jouhatsu: Orang Jepang Memilih Menghilang dan Mengganti Identitas Daripada Bunuh Diri

Ilustrasi Budaya Parkir di Jepang.

Kisah inspiratif dari kebiasaan para pekerja di Jepang yang memilih parkir lebih jauh untuk memberi kesempatan bagi mereka yang datang terlambat bukan sekadar aturan tak tertulis, tapi bukti nyata dari budaya peduli dan penuh pengertian. 

Nilai-nilai seperti wa atau harmoni dan ki-zukai atau memikirkan orang lain menjadi dasar dari tindakan sederhana yang ternyata punya dampak besar.  

Indonesia pun sebenarnya punya budaya gotong royong yang serupa.

Jadi, kenapa kita gak mulai menerapkan kebiasaan baik ini dalam kehidupan sehari-hari?

Kalau setiap orang mulai dari hal kecil, lama-lama akan menjadi kebiasaan yang mengakar kuat.  

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Instagram