INDOZONE.ID – Upaya meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi di Indonesia, mendapat dukungan baru melalui program National Learning Recovery Program (NLRP) 2025.
Inisiatif ini merupakan kolaborasi antara PT Teman Satu Skolla (Skolla) dengan Kemendikdasmen RI, serta dukungan dari Yayasan Kita Bisa dan Yayasan Salam Setara Amanah Nusantara.
Sebagai langkah awal, Skolla menandatangani nota kesepahaman dengan perwakilan sekolah penerima manfaat, yaitu SMA Candra Naya Jakarta dan SMP Harapan Siswa Bogor.
Acara soft launching NLRP 2025 ini digelar di Auditorium Perpustakaan Nasional RI, dihadiri oleh 100 perwakilan sekolah SMA se-DKI Jakarta.
Hadir dalam acara tersebut, Ali Mukodas, S.Pd, M.Si (Kepala Bidang SMA Dinas Pendidikan DKI Jakarta), Devlin Hazrian Saleh (Direktur Utama PT Teman Satu Skolla), serta Ahmad Mujahid (Direktur Eksekutif Salam Setara Amanah Nusantara).
Baca Juga: Demi Perkuat Standar Pendidikan Global, Sekolah di Batam Ini Ciptakan Sejarah Baru
Dalam sambutannya, Kepala Bidang SMA Dinas Pendidikan DKI Jakarta Ali Mukodas, menekankan pentingnya program ini dalam mengatasi tantangan pendidikan saat ini.
“NLRP adalah langkah strategis untuk mengatasi tantangan penurunan kemampuan literasi dan numerasi siswa. Kami berharap program ini dapat memberikan dampak signifikan dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, khususnya di DKI Jakarta,” ujar Ali Mukodas.
Teknologi AI untuk Pendidikan
NLRP 2025 tidak sekadar mengandalkan metode konvensional.
Devlin Hazrian Saleh, Direktur Utama PT Teman Satu Skolla, menjelaskan bahwa program ini akan mengusung konsep Omni Learning yang diperkuat teknologi Artificial Intelligence, Machine Learning, dan Augmented-Virtual Reality (AVR).
“Kami menargetkan 13.000 siswa di 50 sekolah SMP dan SMA di Jakarta dan Jawa Barat sebagai penerima manfaat program," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa program tersebut terinspirasi dari Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hadjar Dewantara, melalui konsepsi Tri Sentra Pendidikan.
"Kami percaya bahwa keberhasilan pendidikan bukan hanya bergantung pada siswa, tetapi juga melibatkan kolaborasi antara manajemen sekolah, guru, dan orang tua,” jelas Devlin.
Program ini dirancang untuk berjalan secara daring mulai Februari hingga Juni 2025.
Muhammad Akbar Buana Tafsili dari Skolla memaparkan bahwa program ini mencakup berbagai aspek, mulai dari asesmen literasi dan numerasi, asesmen psikologi, kelas live, video edukatif, latihan soal, hingga pendidikan karakter dan sains berbasis AVR.
Strategi Transformasi Sekolah di Era Digital
Sebagai bagian dari acara peluncuran, diadakan diskusi panel bertajuk “Strategi Transformasi Sekolah di Era Digital: Solusi Berbasis Teknologi dan Adaptasi Kurikulum Pembelajaran”.
Diskusi ini menghadirkan narasumber kompeten seperti Dr. Joko Arwanto Kasubkel Kurikulum Bidang SMA, Retno Marlangen, perwakilan SMAN 1 Gegesik, serta Biondi Sanda Sima, Digital Development Consultant, World Bank.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Narasumber