Sabtu, 03 MEI 2025 • 18:02 WIB

Wamen Komdigi Sebut Jurnalis Profesional Dibutuhkan di Tengah Banyaknya Media Platform yang Misinformasi

Author

Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamen Komdigi) Neza Patria

INDOZONE.ID - Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamen Komdigi) Neza Patria menyoroti banyak media non mainstream yang membuat platform di media sosial dipenuhi dengan pemberitaan yang melenceng tanpa fakta. Hal ini tentunya akan menjadi distorsi informasi di masyarakat.

"Sejak munculnya platform media sosial, lanskap komunikasi berubah, Semua orang bisa menjadi produser, sekaligus konsumen di media sosial. Yang terjadi apa, dari digitalisasi ke platformisasi," ujar Wamen Nez Patria saat menghadiri seminar dan diskusi di Hari Kebebasan Pers Sedunia 2025 bertema "Media Sustainability: Strengthening Democracy and Public Trust" yang digelar di Kawasan Jakarta Pusat, Sabtu (3/5/2025).

Seperti yang sudah diketahui, banyak media dan jurnalisme yang punya integritas tenggelam karena publik menyukai media yang ada di sosial media. Namun, beberapa platform tidak lagi memikirkan penungkapan fakta sehingga terjadi misinofrmasi hingga hoax.

Baca Juga: Hari Kebebasan Pers Sedunia, Dewan Pers Soroti Peran Media dalam Regulasi, Kekerasan Terhadap Jurnalis hingga PHK

"Percampuran antara fakta dan opini terjadi di sana, misinformasi, disinformasi, hoax, dan dengan algoritma sendiri," kata Wamen Komdigi.

"Platformasi itu mendorong atau memberikan tempat di apa yang kita sebut information disorder. Dimana fakta tidak lagi penting, tapi sentimen lebih utama. Sekarang membentuk presepsi lebih penting dibandingkan mengungkap fakta-fakta," ujar Nezha Patria.

Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamen Komdigi) Neza Patria

Di tengah situasi ini, Wamen Komdigi berharap para jurnalis yang profesional dan punya media logic bisa mengisi hal ini agar masyarakat tahu mana mencari rujukan media yang tepat.

"Kita menyaksikan bagaimana jurnalis berkualitas semamin dibutuhkan," katanya Nezha.

Tak hanya menjadi pembicara, Wamen Komdigi juga bertukar pikiran dengan para organisasi jurnalis yang hadir. Salah satunya mencari solusi agar media dan jurnalis bisa bertahan.

Ia berharap mencari pasar atau audiens yang sekrang dimiliki media sosial.

Baca Juga: Peringati Hari Kebebasan Pers Sedunia 2025, KTP2JB dan IIJ Angkat Isu Keberlanjutan Media

Hari Kebebasan Pers Sedunia yang diperingati setiap 3 Mei menjadi momentum penting untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kemerdekaan pers di Indonesia. Selain itu juga, mengingatkan semua pihak di level negara, bisnis dan kelompok sipil untuk bersama-sama menghormati serta menjamin berjalannya kebebasan pers dan kebebasan berpendapat.

Acara yang digagas oleh Komite Tanggung Jawab Perusahaan Platform Digital Untuk Jurnalisme Berkualitas (KTP2JB) dengan Indonesian Institute of Journalism (IIJ) berlangsung selama dua hari mulai 3–4 Mei 2025 di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta.

Selain itu, seminar, diskusi publik, lokakarya jurnalisme, jalan sehat (funwalk), hingga bazaar media. Harapannya, pelbagai acara ini bukan seremonial belaka, melainkan juga jadi ajang pertemuan bertukar ide. Tapi tidak berfokus menyajikan fakta, lebih fokus membangun sentimen. Misinformasi bisa terjadi media sosial.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Liputan