Kamis, 22 MEI 2025 • 16:27 WIB

7 Puisi Singkat Tentang Rindu Keluarga: Bikin Hati Hangat dan Mata Berkaca-kaca

Author

Ilustrasi Puisi Singkat Tentang Rindu Keluarga.

INDOZONE.ID - Siapa sih yang nggak pernah kangen keluarga? Apalagi buat kamu yang lagi merantau, kerja jauh dari rumah, atau udah lama nggak kumpul bareng orang tua dan saudara.

Rasa rindu itu kadang datang diam-diam, lewat foto lama, suara di telepon, atau sekadar aroma masakan ibu yang kebayang di kepala.

Nah, lewat puisi singkat, kita bisa banget nyalurin rasa kangen itu jadi sesuatu yang sederhana tapi ngena.

Puisi pendek soal rindu keluarga nggak cuma bisa bikin kamu lega, tapi juga jadi pengingat betapa berharganya rumah dan orang-orang di dalamnya.

Berikut ini 7 puisi singkat tentang rindu keluarga yang bisa kamu baca, resapi, atau bahkan kirim ke mereka yang kamu sayangi. Siap-siap mellow, ya!

Baca Juga: 10 Puisi Karya Taufik Ismail tentang Perjuangan dan Cinta

7 Puisi Singkat Tentang Rindu Keluarga 

Ilustrasi Puisi Singkat Tentang Rindu Keluarga.

1. Peluk yang Tak Sampai

Di sudut kota yang asing,
Namamu adalah doa paling sering.
Aku rindu,
Tapi jarak belum izinkan aku pulang.

Kadang rindu paling berat adalah saat kamu tahu, kamu nggak bisa pulang hari ini.

Tapi setidaknya, rindu itu bisa kamu sampaikan lewat doa.

2. Meja Makan Kosong

Dulu kita ramai,
Berebut sambal buatan ibu.
Kini meja makan sepi,
Hanya suara microwave yang menemani.

Nggak ada yang bisa gantiin hangatnya makan bareng keluarga.

Suasana yang dulu biasa aja, sekarang jadi hal paling berharga.

3. Suara Ibu

Suara itu,
Lembut seperti pagi di kampung.
Meski hanya lewat telepon,
Selalu berhasil membuatku tenang.

Suara ibu punya kekuatan magis. Bikin hati adem, meskipun cuma terdengar dari balik speaker HP.

Baca Juga: 7 Puisi Singkat tentang Rindu Teman Lama yang Bikin Kamu Langsung Kangen Ngobrol Sampai Pagi

Ilustrasi Puisi Singkat Tentang Rindu Keluarga.

4. Ayah dan Langit Sore

Setiap langit mulai jingga,
Aku teringat senyum ayah di beranda.
Diamnya menyimpan banyak cerita,
Yang tak pernah selesai aku baca.

Ayah mungkin bukan orang yang banyak bicara. Tapi kehadirannya selalu jadi penenang dan tempat bersandar.

5. Rindu Tanpa Kata

Kita jarang bicara,

Tapi aku tahu kau menunggu. 

Sama seperti aku,

Menyimpan rindu di balik sibuk hariku.

Kadang, rindu keluarga nggak perlu ditunjukkan secara terang-terangan.

Tapi kita tahu, mereka selalu ada, dan menunggu kita pulang.

6. Rumah dalam Ingatan

Rumah bukan cuma bangunan,
Tapi tawa, tangis, dan pelukan.
Meski kini aku jauh,
Hatiku tetap menetap di sana.

Rumah yang sebenarnya bukan tentang tempatnya, tapi tentang siapa yang ada di dalamnya.

Tentang kenangan dan rasa nyaman yang nggak terganti.

7. Untuk Adik yang Tumbuh Tanpa Aku

Maaf aku tak ada saat kamu jatuh,
Tak memeluk saat kamu butuh.
Tapi doaku selalu menyelimutimu,
Dari jauh yang tak pernah lupa pulang.

Buat kamu yang ninggalin adik di rumah, puisi rindu ini bisa banget jadi bentuk rasa bersalah dan kasih sayang yang tak pernah luntur.

Baca Juga: 7 Puisi Singkat tentang Rindu Sahabat: Bikin Hati Tersentuh dan Nangis Diam-diam!

Rindu itu manusiawi dan ngerinduin keluarga bukan hal yang lebay atau cengeng.

Justru itu tanda kalau kamu punya tempat pulang yang benar-benar berarti.

Kadang kita terlalu sibuk, sampai lupa sekadar kirim pesan atau tanya kabar ke rumah.

Lewat puisi-puisi pendek ini, kamu bisa mulai membuka ruang rindu.

Bisa ditulis di catatan HP, diunggah di media sosial, atau dikirim langsung ke keluarga. Biar mereka tahu, kamu mungkin jauh, tapi nggak pernah lupa.

Ilustrasi Puisi Singkat Tentang Rindu Keluarga.  

Zaman boleh makin modern, tapi rasa kangen ke keluarga tetap timeless.

Nggak peduli kamu di kota besar, di luar negeri, atau di balik kesibukan karier, hati kamu tetap akan pulang ke tempat bernama "rumah".

Semoga 7 puisi singkat tentang rindu keluarga ini bisa bikin kamu sedikit lega, atau bahkan menguatkan kamu yang sedang LDR sama rumah. 

Ingatlah, sesibuk apapun kamu. Jangan lupa pulang yaa!

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Amatan