Meskipun pandemi virus corona (Covid-19) masih berlangsung, masyarakat kini tengah menjalani new normal atau adaptasi kebiasaan baru (AKB). Berbagai aspek kehidupan sehari-hari turut mengalami penyesuaian, tak terkecuali dengan pernikahan.
Belakangan ini, muncul satu tren pernikahan baru yaitu melangsungkan pernikahan secara virtual. Hal ini dikarenakan terbatasnya tamu yang bisa datang di acara pernikahan. Padahal sebelum pandemi, tak sedikit pasangan yang mengundang banyak tamu.
"Saat ini banyak pasangan yang ingin mendapatkan keintiman dan kesakralan akadnya. Dilakukan virtual hingga live streaming juga bertujuan supaya yang enggak bisa datang bisa ikut menyaksikan dan mendoakan," ungkap Artha M. Soeharto, Founder & Chief Marketing Officer Akusara Group dalam talk show "Your Love Isn't Cancelled" bersama The Sultan Hotel & Residence Jakarta, Kamis (25/6/2020).
Jika prosesi akad nikahnya dilakukan secara virtual, lantas bagaimana dengan agenda resepsi pernikahan yang kini sudah diizinkan pemerintah?
Sebagai penyedia venue pernikahan, The Sultan Hotel & Residence Jakarta menjabarkan sejumlah protokol kegiatan pernikahan di era new normal. Mulai dari pintu masuk tamu dicek suhu tubuhnya, lalu aturan jaga jarak saat registrasi, hingga memastikan para staf yang bertugas dalam kondisi sehat.
"Kami juga sempat riset, kecenderungan untuk tempat pernikahan lebih baik di area terbuka atau di tempat yang luas. Walaupun di isi tamu tapi masih ada space untuk para tamu bisa physical distancing dengan tamu lain," ungkap Indira Puliraja, Marcomm Manager The Sultan Hotel & Residence Jakarta.
Satu hal yang tak kalah penting adalah saat penyuguhan makanan yang sebelum kerap jadi pusat kerumunan di pesta pernikahan. Di era new normal ini, aturan jaga jarak penting untuk diperhatikan.
"Biasanya kan pakai buffet para tamu ambil makanan sendiri. Tapi saat ini pakai food stall dan dijalankan sesuai protokol kesehatan. Di setiap food stall ada tim kitchen dan ada servernya. Lalu diberi pembatas supaya tamu tidak langsung bersentuhan dengan makanan," tambahnya.
Cara-cara tersebut dinilai bisa meminimalisir kontak, sentuhan tangan dan droplets yang dianggap menjadi media penularan Covid-19 paling berisiko.
"Kami tidak lagi menyediakan alat makan di meja, jadi hanya napkin dan gelas. Semua akan diberikan oleh server. Nah jika ada tamu yang terdeteksi demam atau tidak fit, akan langsung diarahkan ke klinik hotel yang beroperasi 24 jam untuk diperiksa lebih lanjut," pungkasnya.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: