Pada tanggal 26 September 1997, hari ini 24 tahun yang lalu, pesawat Garuda Indonesia dengan nomor Penerbangan GA 152, berangkat dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta pada pukul 11.41 WIB menuju Bandara Internasional Polonia Medan, Sumatera Utara.
Pesawat berjenis Airbus A300-B4 dijadwalkan tiba di Medan pada pukul 13.41 WIB. Pesawat itu mengangkut 222 penumpang, plus 12 awak pesawat, sehingga total ada 234 orang di dalamnya.
Pilot Hance Rahmowiyogo, yang sudah 20 tahun menerbangkan pesawat, bertugas mengemudikan pesawat itu hari itu.
Hari itu, Pulau Sumatera diselimuti asap tebal akibat kebakaran hutan, termasuk wilayah Kota Medan. Kru pesawat, termasuk sang pilot, tidak dapat leluasa memandang karena ketebalan asap yang sangat parah.
Saat sudah berada di langit Sibolangit, 11 menit sebelum jadwal ketibaan di Bandara Polonia, sang pilot meminta panduan dari menara ATC (Air Traffic Control) karena jarak pandang tertutup kabut.
Namun saat sang pilot meminta panduan, justru terjadi miskomunikasi dengan pemandu ATC. Pemandu ATC bingung memberikan panduan akibat cuaca buruk dan kabut asap yang sangat mengganggu saat itu.
Berdasarkan laporan kecelakaan yang dirilis National Transportation Safety Committee (2004), disebutkan bahwa kebingungan awak pemandu lalu lintas udara salah satunya disebabkan oleh adanya pesawat lain yang juga bernomor penerbangan 152, yakni Merpati 152.
Pemandu ATC juga sempat salah menyampaikan panduan, yang seharusnya disampaikan kepada Garuda GA 152, malah disampaikan melalui panggilan Merpati 152.
Selain itu, pemandu ATC juga sempat bingung apakah pesawat GA 152 harus berbelok ke kanan atau ke kiri, sebelum akhirnya kontak terputus.
Dari hasil transkrip komunikasi terakhir antara pemandu ATC dengan kru pesawat GA 151, sempat terdengar teriakan 'Allahu Akbar' yang diduga berasal dari suara sang pilot atau kopilot Sutomo.
Transkripnya begini.
ATC: GIA 152, turn right heading 046, report established on localizer.
GIA 152: Turn right heading 040, GIA 152, check established.
ATC: Turning right, Sir.
GIA 152: Roger, 152.
ATC: 152, confirm you′re making turning left now?
GIA 152: We are turning right now.
ATC: 152 OK, you continue turning left now.
GIA 152: A .... confirm turning left? We are starting turning right now.
ATC: OK .... OK.
ATC: GIA 152 continue turn right heading 015.
GIA 152: Aaaaaa. Allahu Akbar!
Berdasarkan investigasi pihak berwenang, disimpulkan bahwa pihak pemandu ATC keliru memberikan panduan.
GA 152 yang seharusnya berbelok ke kiri, malah diarahkan belok ke kanan sehingga menabrak tebing gunung di Desa Buah Nabar, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, yang berjarak 48 Km dari Kota Medan, sekitar pukul 13.30 lebih 10 detik.
Pesawat kemudian patah, jatuh, dan meledak di ketinggian 1.150 kaki di atas permukaan laut. Tak ada satu pun orang di dalam pesawat tersebut yang selamat. Mayoritas penumpang warga negara Indonesia. Sisanya, 17 penumpang, berasal dari berbagai negara, yakni Amerika Serikat (2 orang), Kanada (2 orang), Inggris (2 orang), Malaysia (6 orang), Prancis (1 orang), dan Jerman (4 orang).
Laporan bahwa pesawat itu menabrak gunung baru diketahui oleh pihak bandara pada pukul 14.20, atau hampir satu jam setelahnya. Petugas kesulitan mengevakuasi para korban karena medan lokasi jatuhnya pesawat dan kondisi para korban yang mengenaskan.
Dari 222 orang korban, 48 mayat di antaranya ditemukan dalam kondisi hangus terbakar sehingga sulit diidentifikasi. Sedangkan mayat yang tidak dikenali dimakamkan secara massal di dekat lokasi jatuhnya pesawat, yang kini bernama Monumen Membrano.
Artikel Menarik Lainnya:
- Laga Perdana Piala Sudirman: Timnas Indonesia Targetkan Tekuk Rusia
- Melihat Kodinhi, Desa Misterius yang Jadi Tempat Lahirnya Ratusan Pasang Anak Kembar
- Jawab Seruan Korsel untuk Akhiri Perang Korea, Korut: Terlalu Dini
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: