Ada yang berbeda pada perayaan Nyepi tahun ini. Setelah 2 tahun pawai ogoh-ogoh ditiadakan karena pandemi Covid-19, tahun ini pemerintah Bali kembali membolehkan pawai ogoh-ogoh namun hanya di sekitaran Banjar saja.
Minggu (27/2/2022) kemarin atau H-4 jelang Nyepi, warga Banjar Tegalgundul terlihat sibuk merampungkan pembuatan ogoh-ogoh beserta dekorasinya.
Sesosok raksasa berkulit biru tampak menjulang di tengah pendopo di Banjar Tegalgundul, Desa Tibubeneng, Canggu, Bali.
Raut wajahnya menyeramkan, giginya bertaring panjang. Yang lebih menakutkan lagi, raksasa ini berlengan 5 dan punya cakar di setiap jarinya.
Inilah Mahakala, ogoh-ogoh yang sedang dirampungkan oleh warga Banjar Tegalgundul. Rencananya, Mahakala akan diarak keliling Banjar pada malam Nyepi mendatang, yaitu Rabu (3/3/2022) mulai jam 18.00-21.00 WITA.
Pengaraknya adalah 25 orang warga Banjar, sesuai batas maksimal yang ditetapkan pemerintah Bali. Mereka juga harus patuh protokol kesehatan COVID-19 seperti memakai masker, sudah divaksinasi dua kali dan menyediakan hand sanitizer. Peserta pawai juga harus mengikuti rapid test antigen yang difasilitasi secara gratis oleh Dinas Kesehatan Provinsi Bali.
Ogoh-ogoh Mahakala di Banjar Tegalgundul sendiri dibuat dengan menggunakan budget banjar dan pemerintah. Biayanya mencapai Rp30 juta, sedangkan pengerjaannya dilakukan oleh warga secara gotong royong.
Setiap sore, tampak warga bekerja merampungkan ogoh-ogoh dan juga latihan gamelan.
Nantinya, ogoh-ogoh karya warga ini akan dilombakan dengan hadiah utama mencapai miliaran Rupiah.
Ogoh-ogoh sendiri merupakan tradisi menyambut Nyepi yang dilakukan setiap tahun pada malam Nyepi. Ogoh-ogoh yang melambangkan energi negatif manusia akan dihancurkan sebagai simbol pemurnian diri dari dari hal-hal negatif.
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join IDZ Creators dengan klik di sini
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: