Ogoh-ogoh adalah karya seni patung dalam kebudayaan Bali yang menggambarkan kepribadian Bhuta Kala. Sebelum hari Raya Nyepi umat Hindu di Bali membuat Ogoh-ogoh.
Ogoh-ogoh, patung raksasa yang merepresentasikan makhluk jahat Bhuta Kala, identik dengan Hari Raya Nyepi. Namun pawai Ogoh-ogoh bukan bagian dari upacara Nyepi, melainkan simbol untuk melenyapkan hal buruk di muka bumi.
Kata ogoh-ogoh berasal dari bahasa Bali yang artinya sesuatu yang digoyang-goyangkan. Ogoh-ogoh melambangkan unsur negatif dari Bhuta Kala.
Bhuta Kala sendiri merepresentasikan kekuatan (Bhu) alam semesta dan waktu (kala) yang tak terukur.
Baca juga: Selain Bali, 4 Daerah di Indonesia IniJuga Merayakan Hari Raya Nyepi
Saat perayaan Nyepi, di Bali identik dengan pawai Ogoh-ogoh, acara ini hanya boleh dilakukan pada petang hingga malam hari. Ogoh-ogoh diarak menuju sema tempat persemayaman umat Hindu, kemudian dibakar.
Ogoh-ogoh dibakar untuk menghilangkan unsur negatif Bhuta Kala yang mengganggu umat Hindu dalam merayakan Nyepi.
Menurut para cendekiawan dan praktisi Hindu Dharma, proses ini melambangkan keinsyafan manusia akan kekuatan alam semesta dan waktu yang maha dashyat. Kekuatan tersebut meliputi kekuatan Bhuana Agung (alam raya) dan Bhuana Alit (diri manusia).
Setelah dua tahun tidak digelar karena pandemi COVID-19, pawai Ogoh-ogoh tahun ini kembali digelar di Bali untuk merayakan Hari Raya Nyepi.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: