Selasa, 08 MARET 2022 • 18:15 WIB

Metode Penentuan Awal Puasa Ramadan: Rukyat dan Hisab

Author

Ilustrasi penentuan puasa awal Ramadan (unsplash/@blueguy590)

Menjelang bulan puasa, setiap negara punya cara masing-masing dalam menentukan awal Ramadan.

Di Indonesia, baik pemerintah maupun organisasi Islam menggunakan beberapa metode penentuan awal puasa Ramadan.

Setelah berhasil menemukan kapan awal bulan Ramadan dimulai, barulah ketetapan tersebut diumumkan kepada masyarakat Indonesia lewat sidang isbat.

Lantas, bagaimana cara menentukan 1 Ramadhan? Simak penjelasan Indozone mengenai penentuan puasa awal Ramadan melalui dua metode berikut ini.

Penentuan Awal Puasa Ramadan

Menentukan awal Ramadan merupakan perihal penting bagi umat Muslim dalam menjalankan ibadah puasa.

Tak hanya itu, penentuan puasa awal Ramadan juga dapat menentukan kapan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal dalam kalender hijriah.

Di Indonesia, penentuan puasa awal Ramadan ditentukan melalui dua metode, yakni rukyat dan hisab.

Kedua metode ini telah tercantum dalam Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 2 Tahun 2004 dan UU Nomor 3 Pasal 25 A. 

Berikut penjelasan mengenai perbedaan metode rukyat dan hisab dalam menentukan awal Ramadan:

1. Rukyat

 

Ilustrasi penentuan puasa awal Ramadan dengan rukyat (unsplash/@blueguy590)

Rukyat sebenarnya merupakan metode penentu awal Ramadan yang sudah tak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia.

Secara harfiah, rukyat artinya adalah mengamati penampakan hilal atau bulan sabit yang berbentuk tipis.

Biasanya, kemunculan hilal hanya berlangsung selama 15 menit atau paling lama 1 jam.

Setelah itu, hilal akan tenggelam bersama matahari karena bumi berotasi lebih cepat daripada bulan berevolusi.

Rukyat dapat dilakukan secara langsung dengan mata telanjang atau menggunakan alat bantu optik seperti teleskop.

Waktu terbaik untuk melakukan rukyat yakni setelah matahari terbenam, karena cahaya hilal lebih redup dibandingkan cahaya matahari.

Apabila hilal terlihat, maka saat Magrib waktu setempat telah memasuki tanggal 1 Ramadan dan umat Muslim sudah bisa melakukan puasa keesokan harinya.

Perlu diingat, dalam kalender hijriah, pergantian hari dan tanggal diawali sejak terbenamnya matahari, bukan saat tengah malam seperti pada kalender masehi.

Namun, hilal tidak selamanya tampak pada malam ke-29 bulan Syaban sebelum memasuki bulan Ramadan.

Jika hal ini terjadi, maka hitungan bulan Syaban sebaiknya digenapkan menjadi 30 hari yang dikenal dengan istilah ikmal atau istikmal.

Artinya, 1 Ramadan dihitung mulai lusa atau satu hari setelah melakukan rukyat yang tidak menghasilkan hilal, hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW:

"Berpuasalah kalian dengan melihat hilal dan berbukalah (mengakhiri puasa) dengan melihat hilal. Bila ia tidak tampak olehmu, maka sempurnakan hitungan Syaban menjadi 30 hari," (HR. Bukhari dan Muslim).

Di Indonesia, penentuan puasa awal Ramadan ditentukan melalui rukyat dilakukan pada 86 titik yang tersebar di 34 provinsi.

Kegiatan ini dikordinir oleh Kementerian Agama dan melibatkan para pakar dari BMKG, Lapan, ahli astronom, ahli klimatologi, dan pimpinan pondok pesantren.

 

2. Hisab

 

Ilustrasi penentuan awal puasa Ramadan dengan hisab (unsplash/@ansleycreative)

Selain rukyat, metode lainnya yang dapat dipakai untuk menentukan awal bulan Ramadan adalah hisab.

Secara harfiah, hisab artinya perhitungan yang dilakukan secara matematis dan astronomis untuk menentukan posisi hilal.

Metode hisab telah diterapkan sejak awal peradaban Islam, karena ibadah dalam Islam berkaitan dengan posisi benda langit khususnya matahari dan bulan.

Bahkan, Allah SWT telah berfirman dalam Al-Quran bahwa matahari dan bulan memang diciptakan sebagai alat menghitung tahun dalam Islam.

"Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun, dan perhitungan (waktu)." (QS. Yunus ayat 5)

Saat ini, penentuan awal puasa Ramadan menggunakan metode hisab telah menggunakan komputer dengan tingkat akurasi yang tinggi.

Biasanya, hisab dilakukan jauh-jauh hari sebelum rukyat dilaksanakan. Nantinya, hasil hisab akan berperan untuk mendukung hasil rukyat.


Demikianlah penjelasan mengenai penentuan puasa awal Ramadan ditentukan melalui rukyat dan hisab. Keduanya berperan penting untuk menetapkan tanggal 1 Ramadan.

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: