Rabu, 31 AGUSTUS 2022 • 17:01 WIB

Shock! Cerita Sukses WNI Jualan Nasi Kuning di Belanda, Pelanggannya Malah Bule Semua

Author

Astrid dan keluarganya, WNI yang jualan nasi kuning di Belanda. (Dok. Pribadi)

Astrid Tumewu, satu dari banyaknya Warga Negara Indonesia (WNI) yang memilih meningalkan Tanah Air untuk mengadu nasib di Belanda. Mengikuti suaminya yang berkewarganegaraan Belanda, membuat Astrid terpikir untuk membuat usaha kuliner yang diberi nama Dapur Istimewa. 

Usaha catering Astrid menyediakan makanan Indonesia. Menu yang dijual mewakili empat wilayah Indonesia, yaitu Bali, Sumatera, Jawa, dan Sulawesti. Meski pelanggannya punya selera berbeda-beda namun makanan khas Bali dan Sumatera lebih populer di Negeri Kincir Angin. 

Astrid dan keluarganya, WNI yang jualan nasi kuning di Belanda. (Dok. Pribadi)

Astrid yang keturunan Manado juga ingin memperkenalkan makanan khas asalnya dengan resep keluarga. 

“Menunya nasi kuning dan isinya tipikal nasi kuning Manado.
Rasanya simpel tapi nagih. Resepnya kudapat dari mama yang tiap masak apa pun aku pasti telepon mama dulu,” ujar Astrid kepada Fabiola Lawata, Tim Z Creators. 

Menariknya, pelanggannya Dapur Istimewa 95% adalah orang Belanda asli yang memang suka makanan berbumbu. Padahal sebelumnya, Astrid hanya memasarkan ke keluarga dan kawan terdekatnya. 

Nasi kuning buatan Astrid. (Dok. Pribadi)

Dari testimoni keluarga dan teman-temannya yang akhirnya membuat Astrid memberanikan diri untuk mulai mendaftarkan bisnis rumahannya ini ke pemerintah Belanda untuk mendapat izin. 

"Izinnya enggak sulit tapi banyak dokumen yang harus disiapkan. Paling awal aku harus mendaftarkan catering ini ke lembaga hukum Belanda. Jadi legal dan punya no KVK namanya kalau di sini. Lalu minta izin ke pemerintah lokal juga,” imbuhnya. 

Menu makanan buatan Astrid. (Dok. Pribadi)

Enggak hanya itu, karena Astrid menjual produk yang menggunakan bahan mentah, ia pun harus ikut kursus khusus mengenai hygienis yang dikeluarkan pemerintah Belanda. Misalnya cara menyimpan bahan mentah supaya enggak terkontaminasi bakteri. Setelah itu dapat sertifikat lulus dan bisa buka usaha.

Menu makanan buatan Astrid. (Dok. Pribadi)

Sewaktu-waktu juga bisa ada pemeriksaan dari pemerintah mengenai kebersihan dan pengolahan makanan. Bahkan ia juga mendaftarkan usahanya ke asuransi. Untuk saat ini pemasaran Dapur Istimewa hanya lewat rumah ke rumah dengan menyebarkan brosur dan bekerja sama dengan aplikasi online.

“Untuk saat ini kita diajak kerjasama dengan Social Deal. Jadi konsepnya mereka yang promosiin usaha kita dan orang bisa reservasi untuk take away lewat website mereka. Social Deal sendiri merupakan website yang besar di Belanda untuk penjualan voucher makanan atau tempat-tempat menarik di sekitar kita,” tambahnya. 

Rencana jangka panjang mereka adalah bukan memiliki restoran besar melainkan kedai yang melayani jasa take away. Keren kan? 

Artikel menarik lainnya: 

Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.

Z Creators

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

TERPOPULER
TAG POPULER
BERITA TERBARU
Tentang Kami Redaksi Info Iklan Kontak Pedoman Media Siber Kode Etik Jurnalistik Pedoman AI dari Dewan Pers Karir
FOLLOW OUR SOCIAL MEDIA