Kamis, 14 NOVEMBER 2024 • 07:55 WIB

Perhiasan Magatama, Jejak Estetika dalam Kerajinan Jomon

Author

Perhiasan Magatama dari Periode Jomon

INDOZONE.ID - Periode Jomon eksis di antara tahun 3520 sampai 2470 SM yang ditandai dengan banyaknya artefak-artefak, berupa bejana tembikar yang menampilkan ornamen unik dan manik-manik terbuat dari batuan alam yang indah.

Komunitas Jomon telah menyempurnakan teknik pembuatan kerajinan dengan motif-motif yang rumit.

Salah satu kerajinan yang cukup mencolok di periode ini adalah "Perhiasan Magatama" yang terdiri dari batu manik-manik seperti giok.

Magatama biasanya dapat ditemui dan dilihat di situs-situs prasejarah, seperti rumah, pemukiman, atau pekuburan Megalitikum.

Uniknya, pada masa ini Komunitas Jomon sudah mulai melakukan transisi dari masyarakat nomaden menjadi penetap.

Hal itu dibuktikan dari ditemukannya berbagai situs rumah yang memiliki lantai yang disusun dari batu.

Baca Juga: Tren Perhiasan Daur Ulang, Gabungkan Estetika dan Keberlanjutan

Sejarah dan Makna Magatama

Mulanya, Magatama diyakini sebagai perhiasan yang memiliki kekuatan spiritual, di mana masyarakat Jomon menghargai Magatama sebagai simbol kekuatan roh atau pelindung dari energi jahat.

Bentuk Magatama yang khas terinspirasi oleh bentuk bulan sabit atau gigi hewan memiliki makna perlindungan.

Teknik pembuatan Magatama pun terbilang sederhana walaupun hasilnya mengagumkan, yaitu dengan mengukir dan menghaluskan batu denan tangan.

Teknik pembuatan Magatama pun mengalami perubahan seiring dengan peralihan dari periode Jomon ke periode Yayoi.

Di budaya Jepang, Magatama tidak hanya bertahan dengan simbol spiritual tetapi juga dikaitkan dengan kekuatan kerajaan dan dipakai sebagai simbol kekuasaan.

Hingga kini, Magatama masih dianggap sebagai salah satu dari tiga regalia suci Jepang yang menjadi lambang kedaulatan kekaisaran Jepang.

Baca Juga: Artis Dunia Terbius Perhiasan Berlian khas Indonesia saat Melenggang di Eropa

Magatama di Zaman Modern

Kini Magatama menjadi bagian dari karya seni modern, fashion, dan budaya populer, banyak seniman dan pengrajin Jepang yang mengadaptasi bentuk Magatama dalam berbagai kreasi kontemporer.

Popularitas Magatama sebagai lambang keberuntungan dan perlindungan masih bertahan, menunjukkan bagaimana warisan budaya Jomon terus menginspirasi kehidupan masyarakat Jepang hingga masa kini.

Magatama adalah peninggalan budaya yang menunjukkan kedalaman spiritualitas dan keterampilan masyarakat Jomon.

Bentuknya yang unik dan nilai simbolisnya menjadikan Magatama sebagai bagian penting dari sejarah Jepang dan sekaligus menjadi bukti kekayaan budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Komunitas Jomon mulai mengalami kemunduran setelah mereka gagal melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim berupa penurunan suhu ekstrem.

Perubahan suhu secara ekstrem ini sering disebut dengan era Neoglasiasi yang menyebabkan populasi komunitas Jomon Akhir mengalami penurunan drastis.

 


Banner Z Creators.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Asian Perspective