Senin, 18 NOVEMBER 2024 • 18:40 WIB

Jadi Budaya Turun Temurun, Ini Alasan Wanita Tengger di Lumajang Merokok

Author

Suku Tengger.

INDOZONE.ID – Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah perokok wanita di Indonesia mengalami peningkatan signifikan.

Berbagai alasan mendorong wanita untuk merokok, mulai dari faktor gengsi, cara melepas penat, hingga sekadar hiburan.

Namun, di sisi lain, merokok juga menjadi bagian dari budaya dalam komunitas-komunitas tertentu, termasuk di kalangan masyarakat Suku Tengger.

Lalu, apa yang menjadi alasan wanita Tengger merokok? Apakah sekadar untuk bersenang-senang atau ada faktor budaya yang mendasarinya?

Di Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, merokok adalah hal yang umum, bahkan bagi wanita.

Dalam tradisi masyarakat Tengger, rokok bukan hanya sekadar barang konsumsi, melainkan juga sebuah alat yang digunakan untuk kepentingan adat dan sosial.

Wanita Tengger, seperti halnya laki-laki, melakukan merokok sebagai bagian dari kebiasaan turun-temurun yang telah ada sejak lama.

Merokok sebagai Bagian dari Tradisi

Bagi masyarakat Suku Tengger, rokok memiliki peran penting dalam berbagai upacara adat.

Merokok digunakan untuk mengundang dan meminta bantuan warga desa, baik pria maupun wanita, dalam menyelenggarakan acara adat.

Baca Juga: Manfaat Kurangi Merokok Bagi Kulit, Salah Satunya Bisa Membuat Wajah Glowing!

Selain itu, rokok juga menjadi bahan dalam pembuatan sesaji, seperti gedang ayu dan pitrah, yang merupakan bagian dari ritual keagamaan dan adat setempat.

Dengan demikian, merokok menjadi suatu hal yang lumrah dan diterima dalam budaya masyarakat Tengger.

Otonomi Ekonomi Wanita Tengger

Bagi wanita Tengger, merokok bukan hanya sekadar kebiasaan budaya, tetapi juga mencerminkan kemandirian ekonomi.

Banyak wanita Tengger membeli rokok dengan hasil jerih payah mereka sendiri, baik dari bekerja di ladang maupun melalui pembagian hasil panen.

Hal ini menunjukkan bahwa wanita Tengger memiliki otonomi dalam ekonomi keluarga, termasuk dalam hal pemenuhan kebutuhan pribadinya, tanpa bergantung pada uang suami.

Merokok sebagai Sarana Sosial dan Kesehatan

Dari sisi sosial, merokok di kalangan masyarakat Desa Argosari sering kali dilakukan bersama-sama dalam acara-acara sosial, seperti hajatan atau persiapan ritual adat.

Kebiasaan ini mempererat hubungan antarwarga, menciptakan suasana kebersamaan, dan memperkuat tali persaudaraan di antara mereka.

Selain itu, merokok juga memiliki fungsi praktis bagi wanita Tengger, terutama dalam aktivitas mereka di ladang.

Baca Juga: Kehidupan Suku Tengger di Gunung Bromo, Jejak Terakhir Kerajaan Majapahit di Indonesia

Di desa yang terletak di dataran tinggi ini, suhu udara yang dingin membuat wanita Tengger menggunakan rokok sebagai cara untuk menghangatkan tubuh.

Asap rokok dipercaya dapat mengusir serangga yang disebut mrutu, yang sering mengganggu mereka saat bekerja di ladang.

Oleh karena itu, merokok menjadi bagian dari strategi wanita Tengger untuk menjaga kenyamanan dan kesehatan tubuh mereka selama beraktivitas di luar ruangan.

Bagi masyarakat Suku Tengger, merokok adalah tradisi yang telah berlangsung lama dan memiliki makna lebih dari sekadar kebiasaan pribadi.

Bagi wanita Tengger, merokok bukan hanya tentang gaya hidup, tetapi juga bagian dari identitas budaya, kemandirian ekonomi, serta sarana untuk menjaga hubungan sosial dan melindungi diri dari gangguan alam.

Dalam konteks ini, merokok bagi wanita Tengger lebih merupakan sebuah kebiasaan yang diwariskan turun-temurun, yang mencerminkan nilai-nilai budaya dan cara hidup yang telah terjalin dalam masyarakat mereka selama berabad-abad.

Banner Z Creators Undip.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Budaya Merokok Wanita Suku Tengger. Luqman Arifudin