Bocah laki-laki berusia empat tahun digigit ular kobra di wajahnya saat dia tidur selama safari di Afrika Selatan.
Walaupun selamat, bocah yang tidak disebutkan namanya dilaporkan mengalami kelumpuhan wajah parah yang dikhawatirkan dokter bisa menjadi permanen.
Namun, setelah berbulan-bulan menjalani rehabilitasi, sebagian besar kelumpuhan kini telah pulih.
Bocah dari Belanda itu digigit ular kobra meludah Mozambik (Naja mossambica) pada tanggal yang dirahasiakan.
Dikutip dari Mirror, bocah itu diselamatkan oleh dokter di Afrika Selatan dengan menggunakan anti racun dan 12 hari kemudian dia diterbangkan kembali ke Belanda dimana dia dirawat oleh Dokter Willem Rinkel.
Ketika anak laki-laki itu tiba di rumah sakit Rinkel, pipi kanannya lumpuh, otot-otot di kelopak mata bawahnya tidak bekerja dan pembengkakan di wajahnya membuatnya sangat kesakitan.
Rinkel mendiagnosis bocah itu dengan kelumpuhan wajah parsial yang disebabkan oleh neurotoksin dalam bisa ular itu.
Rinkel dan tim medis memulai 'terapi pantomim' yang melibatkan pijatan, teknik pernapasan, dan berbagai latihan kontraksi otot untuk membantu bocah itu mendapatkan kembali gerakan di otot wajahnya.
Dokter melaporkan bahwa dalam waktu tujuh bulan anak laki-laki tersebut telah mendapatkan kembali kemampuan untuk membuka dan menutup mata kanannya dan setelah 21 bulan.
Rinkel melaporkan bahwa anak laki-laki itu hampir sembuh total dan kasus ini membuktikan keefektifan penggunaan 'terapi pantomim' pada korban gigitan ular.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan pada 2017 bahwa 1,8-2,5 juta orang terkena gigitan ular setiap tahun yang mengakibatkan antara 94.000-125.00 kematian.
Banyak orang yang terkena dampak tinggal di komunitas pedesaan dengan akses yang buruk ke perawatan kesehatan dan perawatan rehabilitasi yang seringkali menyebabkan kecacatan jangka panjang.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: