Tanggal 25 Januari selalu diperingati sebagai Hari Gizi Nasional. Peringatan ini menjadi momentum penting untuk meningkatkan kepedulian berbagai pihak bersama membangun masyarakat yang sehat melalui gizi seimbang.
Nah pada peringatan yang ke-62, Hari Gizi Nasional tahun ini mengusung tema "Aksi Bersama Cegah Stunting dan Obesitas."
Mengutip dari ANTARA, Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin mengungkap, saat ini kondisi gizi pada anak di Indonesia masih banyak yang tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup, khususnya bagi anak yang tinggal di lingkungan rentan.
Bahkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 menunjukkan, satu dari empat anak Indonesia masih mengalami kekerdilan (stunting). Satu dari 10 anak masih mengalami kurang gizi, sehingga diperlukan upaya strategis untuk mengatasi masalah tersebut.
Lantas bagaimana cara mencegah stunting pada anak?
Mengutip dari Hellosehat, berdasarkan buletin Stunting yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI, stunting adalah kondisi yang ditandai ketika panjang atau tinggi badan anak kurang jika dibandingkan dengan umurnya.
Dengan kata lain, stunting merupakan kondisi di mana anak mengalami gangguan pertumbuhan sehingga menyebabkan tubuhnya lebih pendek ketimbang teman-teman seusianya. Penyebab stunting tentu saja karena kekurangan nutrisi.
Baca juga: Hari Gizi Nasional, Menkes: Masih Banyak Anak Indonesia yang Kurang Asupan Gizi
Selain itu, stunting juga dapat disebabkan karena berbagai faktor lain. Seperti asupan gizi yang buruk, berkali-kali terserang penyakit infeksi, bayi lahir prematur, serta berat badan lahir rendah (BBLR).
Ciri-ciri anak stunting
Mengutip dari Kidshealth, ada banyak ciri-ciri anak yang alami stunting. Selain tubuh yang berperawakan lebih pendek dari teman seusianya, anak-anak stunting juga mengalami hal-hal berikut:
1. Pertumbuhan melambat, seperti pertumbuhan gigi salah satunya.
2. Wajah anak tampak lebih muda dari anak seusianya.
3. Berat badan tidak naik, bahkan cenderung menurun.
4. Mudah terserang berbagai penyakit.
5. Di usia 8-10 tahun, anak akan menjadi lebih pendiam dan tak mau melakukan banyak kontak mata dengan orang sekitar.
6. Perkembangan tubuh anak pun akan terhambat, seperti telat mesntruasi untuk anak perempuan.
Cara mencegah
Cara mengatasi stunting ialah dengan memberi anak nutrisi yang memadai. baik sejak dari dalam kandungan, setelah baru lahir, dan selama masa pertumbuhan. Untuk lebih jelas berikut cara lengkapanya.
1. Makan bergizi selama kehamilan
Ibu hamil harus mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang selama kehamilan, bahkan sebelum masa kehamilan. Ini untuk memastikan bahwa janin akan mendapat nutrisi yang optimal di dalam rahim, lahir sehat, dan juga mendapat bekal nutrisi yang baik setelah lahir.
2. Penuhi nutrisi anak dengan optimal
Nutrisi yang diberikan pada anak harus lengkap dan seimbang. Nutrisi lengkap tersebut di antaranya mencakup kebutuhan vitamin (A, B kompleks, C, D, E, dan K), mineral (kalsium, magnesium, fosfor, sulfur, sodium, kalium, dan klorida), protein, lemak sehat, karbohidrat, dan cairan.
3. Menjaga kebersihan
Masalah stunting juga dapat dipicu akibat kebersihan lingkungan yang buruk. Maka dari itu, orang tua dan seluruh anggota keluarga harus senantiasa menjaga kebersihan, yaitu dengan rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah menyiapkan makanan.
4. Menjaga makanan
Salah satu pemicu gizi buruk adalah akibat anak yang susah makan. Karena itu orang tua harus memberikan variasi makanan yang sehat dan beragam pada anak agar mereka terus berselera.
Jangan lupa juga lengkapi kebutuhan buah dan sayuran, sepertiga karbohidrat seperti nasi, dan sepertiga protein seperti daging, ikan, atau sumber protein vegetarian lainnya.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: