Raja Singa atau sifilis merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan karena adanya infeksi bakteri pada kulit, alat kelamin, mulut, bahkan sistem saraf.
Penyakit menular ini jarang diketahui sebab memerlukan pemeriksaan secara medis untuk mengetahui penularannya.
Penularan raja singa bisa melewati kulit dan juga selaput lendir (mukosa) dengan luka.
Biasanya, sifilis berawal dari luka yang tidak menyakitkan pada mulut, dubur, atau alat kelamin.
Karena itu, tak jarang orang tidak mengenali bahwa dirinya tengah mengidap penyakit sifilis.
Penyebab Sifilis
Penyebab utama dari penyakit raja singa (sifilis) karena adanya bakteri yang menyebar ke dalam tubuh.
Bakteri tersebut adalah Treponema pallidum. Penyebaran bakteri ini bisa terjadi karenanya adanya penularan dari orang yang mengidap sifilis saat melakukan kontak secara langsung.
Bakteri penyebab penyakit ini bisa berasal dari gaya hidup seseorang yang kadang melakukan hubungan seksual tanpa melakukan pengaman (kondom) atau berhubungan seks dengan lebih dari satu orang.
Dengan demikian, sifilis bisa muncul saat orang kurang memperhatikan kebersihan sekitar area sensitif tubuhnya, melakukan hubungan seksual dengan bergonta-ganti pasangan sehingga memudahkan penularan.
Lalu bagaimana orang bisa mengetahui mengidap sifilis atau tidak?
Diagnosa Sifilis
Untuk mengetahui infeksi bakteri penyebab sifilis seseorang harus mendapat penanganan medis.
Dalam prosedur medisnya, dokter akan melakukan pemeriksaan dengan mengambil sampel cairan luka dan tes darah.
Pengambilan cairan luka berguna untuk mengetahui keberadaan bakteri penyebab sifilis.
Sementara tes darah ini digunakan untuk mengetahui adanya kandungan antibodi yang melawan infeksi.
Agar penderita sifilis tidak mengalami kerusakan yang lebih besar pada tubuhnya, maka dibutuhkan pengobatan dan pencegahan secepatnya.
Tahapan Penyakit Sifilis
Bila seseorang sudah terinfeksi penyakit sifilis maka dia akan mengalami beberapa tahapan di dalam tubuhnya. Di antaranya sebagai berikut:
1. Sifilis Primer
Orang yang terjangkit sifilis primer ini umumnya akan mengalami luka di tempat awal terinfeksi.
Infeksi ini biasanya berada di sekitar alat kelamin, anus, atau mulut dengan bentuk bulat. Dalam dunia medis, ini biasanya disebut chancre.
Saat pertama kali berinteraksi dengan orang yang mengidap sifilis, bakteri akan masuk ke dalam tubuh dan gejalanya akan muncul setelah 2-4 hari terinfeksi.
Tahapan sifilis ini biasanya akan terasa di sekitar alat kelamin atau mulut yang bisa sembuh dengan sendirinya dalam kurun waktu 1-5 minggu.
2. Sifilis Sekunder
Tahapan selanjutnya adalah adanya kemungkinan akan mengalami ruam di sekujur tubuh setelah penyembuhan chancre.
Ruam dalam tahapan ini tidak terasa gatal dan bisa disertai kemunculan kutil di sekitar mulut atau area kelamin.
Tidak seperti gejala tahap pertama, tahapan sifilis ini akan mengalami kerontokan pada rambut, rasa nyeri di otot, demam, sakit tenggorokan, hingga pembengkakan kelenjar getah bening. Gejala ini bisa datang berkali-kali sampai selama satu tahun.
3. Sifilis Laten
Dalam tahapan ini, orang yang terinfeksi sifilis tidak akan merasakan tanda atau gejala seperti tahapan pertama dan kedua.
Sifilis tahap ini terjadi di antara kedua tahapan pertama dan kedua yang mana durasinya bisa bertahun-tahun.
Baca juga: Apa Itu Kepribadian Introvert? Ini Pengertian, Penyebab, dan Ciri-Cirinya
Ada dua kemungkinan yang terjadi pada tahapan sifilis ini, tanda atau gejala tidak akan pernah kembali lagi atau justru berkembang pada tahapan sifilis selanjutnya, yakni tahapan sifilis tersier.
4. Sifilis Tersier
Penyakit raja singa tahapan terakhir ini akan muncul tanda dan gejalanya sekitar 10-40 tahun setelah pertama kali terinfeksi. Durasi waktu yang panjang ini bisa merusak sistem saraf dan otak penderitanya.
Kerusakan juga bisa menyerang jantung, mata, aliran darah, hati, tulang, dan juga otot. Karena itu, sekitar 20-30% orang yang terjangkit sifilis ini ketika tidak segera diobati kemungkinan akan mengalami resiko komplikasi.
Pengobatan dan Pencegahan
Mencegah lebih baik daripada mengobati adalah kata yang familiar kita dengar. Kata ini sangat tepat untuk menghindari resiko terjangkit penyakit sifilis.
Dalam pencegahan, orang yang biasa melakukan hubungan seksual disarankan untuk memakai pelindung atau kondom. Selain itu, setialah hanya dengan satu pasangan dalam melakukan hubungan seks.
Ketika dua hal ini diabaikan, maka potensi penyakit sifilis bisa menjangkit tubuh.
Namun, ketika penyakit sudah mulai menjalar dalam tubuh, maka tindakan utama penderita adalah dengan pemberian antibiotik pensilin.
Pengobatan ini bisa langsung terasa efeknya jika dilakukan saat penyakit ini masih berada di tahapan awal (primer).
Selain itu, dokter juga akan menyarankan tidak berhubungan seks sampai ada kepastian infeksi sudah sembuh.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: