Selasa, 07 JUNI 2022 • 15:55 WIB

Diduga Jadi Sumber Penyakit, Tikus di Jaksel Ternyata Kena Leptospirosis, Apakah Itu?

Author

Ilustrasi tikus (Unsplash/Mario De Moya F)

Baru-baru ini masyarakat dikejutkan dengan kabar delapan orang warga Cilandak, Jakarta Selatan yang diduga terkena penyakit misterius dari tikus.

Mereka sempat mengalami gejala demam tinggi dan bercak merah di badan sebelum akhirnya dirawat dan sembuh.

Hasil penelusuran Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkap, tertanya penyakit yang menyerang warga kawasan RT 08 dan RT 10 di RW 02 Kelurahan Cipete Selatan itu merupakan demam berdarah dengue (DBD).

Meski begitu, tim Kemenkes RI telah melakukan uji sampel dari sejumlah tikus di daerah tersebut dan mendapat hasil yang lebih mengejutkan.

Baca juga: Heboh 8 Warga DKI Terserang Penyakit Misterius Diduga dari Tikus, Ini Penjelasan Kemenkes

Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI, Maxi Rein menyebut tikus di kawasan tersebut telah membawa leptospirosis.

Leptospirosis

Ilustrasi tikus (Freepik)

Mengutip dari WebMD, leptospirosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira.

Bakteri ini dapat menyebar melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi. Beberapa hewan yang bisa menjadi perantara penyebaran leptospirosis adalah tikus, sapi, anjing, dan babi.
 
Dalam penularannya, leptospirosis menyebar melalui air atau tanah yang telah terkontaminasi urine hewan pembawa bakteri leptospira.
 
Adapun penularan pada manusia dapat terjadi akibat:

  • Kontak langsung antara kulit dengan urine hewan pembawa bakteri Leptospira
  • Kontak antara kulit dengan air dan tanah yang terkontaminasi urine hewan pembawa bakteri Leptospira
  • Mengonsumsi makanan yang terkontaminasi urine hewan pembawa bakteri penyebab leptospirosis

Sementara itu mengutip dari Healthline, bakteri Leptospira juga dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui luka terbuka, baik luka kecil seperti luka lecet, maupun luka besar seperti luka robek.

Bakteri ini juga bisa masuk melalui mata, hidung, mulut, dan saluran pencernaan.

Tak hanya itu, leptospirosis ini juga bisa menular antar manusia melalui ASI atau hubungan seksual, tetapi kasus ini sangat jarang terjadi.

Gejala Leptospirosis

Ilustrasi tikus (Freepik)

Dikutip dari Alodokter, pada beberapa kasus, gejala leptospirosis tidak muncul sama sekali.

Namun, gejala penyakit ini tetap bisa muncul dalam 2 hari sampai 4 minggu setelah terpapar bakteri leptospira.

Gejala yang timbul juga sangat bervariasi. Di antaranya sebagai berikut :

  • Demam tinggi dan menggigil
  • Sakit kepala
  • Mual, muntah, dan tidak nafsu makan
  • Diare
  • Mata merah
  • Nyeri otot, terutama pada betis dan punggung bawah
  • Sakit perut
  • Bintik-bintik merah pada kulit yang tidak hilang saat ditekan

Pengobatan Leptospirosis

Ilustrasi tikus (Freepik)

Bila mengalami gejala-gejala yang disebutkan di atas, penderita wajib segera ke dokter. Pasalnya gejala leptospirosis terkadang mirip dengan gejala penyakit infeksi lain, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui penyebab pastinya sebelum terjadi komplikasi.

Segeralah juga ke IGD bila mengalami gejala-gejala leptospirosis yang lebih parah, seperti penyakit kuning, sulit buang air kecil, tangan dan kaki bengkak, nyeri dada, sesak napas, dan batuk berdarah.

Jika benar terdiagnosis menderita leptospirosis, lakukan kontrol secara rutin selama pengobatan. Tujuannya adalah agar dokter dapat memantau perkembangan kondisi penyakit dan keberhasilan terapi.
 
 

Artikel Menarik Lainnya:

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: