Jumat, 10 JUNI 2022 • 16:44 WIB

Suntik Silikon Besarkan Pinggul Berakhir Tragis di Cipulir, Bahayanya Hingga Overdosis

Author

Ilustrasi suntik silikon. (Foto/Istimewa)

Kasus meninggalnya seroang wanita di sebuah apartemen akibat overdosis saat melakukan suntik silikon di Jalan Ciledug Raya, Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan langsung membuat publik tercengang.

Seorang transperempuan yang diduga sebagai pelaku dengan melakukan prosedur medis abal-abal dengan penyuntikan silikon ke bagian pinggul perempuan yang tewas itu, Kamis (9/6/2022).

Pelaku pun telah diamankan polisi untuk dimintai pertanggungjawaban.

Namun seberapa berbahaya melakukan prosedur suntik silikon yang biasanya dilakukan untuk pembesaran payudara.

Kali ini publik mendapati fakta suntik silikon untuk pembesaran bagian pinggul seorang wanita.

Apa itu suntik silikon?

Diketahui selama ini silikon dipergunakan untuk keperluan kosmetik. Hingga saat ini terdapat tren untuk mendapatkan bentuk tubuh ideal di bagian bibir, payudara, bokong hingga penis, menggunakan suntik silikon.

Seperti yang dikutip berbagai sumber, silikon merupakan zat polimer atau sintetis yang fungsinya beragam. Bahkan sifat dari zat ini permanen dan tidak dapat terurai.

Kalau prosedur pembesaran payudara menggunakan imlan silikon dalam bentuk kantong cakram berisikan bahan cair, namun untuk keperluan kosmetik di bagian bibir hingga penis, suntik silikon dalam bentuk cair.

Sangat disarankan prosedur suntik silikon ini dilakukan oleh profesional di bidangnya, dokter kecantikan bersertifikat. Jangan menyerahkan kecantikan dan hidup anda kepada pihak yang tidak profesional.

Atau akibatnya bisa fatal seperti wanita yang tewas di Jakarta Selatan tersebut.

Efek Samping Suntik Silikon

Silikon memiliki bermacam-macam bentuk dan tidak seluruhnya cocok digunakan pada manusia. Selain itu, suntik silikon bisa menimbulkan efek permanen.

Mulai iritasi pada kulit hingga berujung kematian bisa terjadi akibat penyuntikan silikon.

Terkadang pun efek sampingnya baru muncul setelah beberapa tahun setelah melakukan penyuntikan.

Berikut ini adalah beberapa efek samping suntik silikon yang berbahaya bagi kesehatan:

1. Reaksi pada kulit
Penggunaan suntik silikon dalam menghilangkan kerutan di wajah atau memperindah bentuk tubuh dapat menimbulkan reaksi pada lokasi penyuntikan. Reaksi ini bisa berupa memar atau kebiruran di kulit.

Selain itu, penyuntikan silikon juga bisa menimbulkan reaksi alergi, seperti kemerahan, bengkak, rasa sakit, gatal, serta timbulnya benjolan pada area yang disuntik.

2. Stroke
Silikon sangat mudah berpindah dan menyebar dari satu bagian tubuh ke bagian lainnya. Ketika disuntikkan ke area yang mengandung banyak pembuluh darah, seperti wajah dan bokong, silikon bisa menimbulkan sumbatan dan menghalangi aliran darah pada pembuluh darah di otak. Jika hal ini terjadi, maka bisa menimbulkan stroke.

3. Granuloma
Suntik silikon dapat menyebabkan peradangan pada jaringan tubuh yang membuat jaringan tersebut rusak dan mengeras. Dalam istilah medis, kondisi ini dikenal sebagai granuloma. Kondisi ini ditandai dengan munculnya benjolan yang keras dan nyeri, serta kerusakan jaringan tubuh di lokasi penyuntikan silikon.

4. Emboli paru
Suntik silikon juga berisiko menimbulkan emboli paru atau penyumbatan di pembuluh darah paru-paru. Kondisi ini sangat serius dan memerlukan penanganan medis secepatnya, karena bisa menimbulkan kerusakan permanen pada paru-paru hingga kematian.

5. Infeksi HIV dan Hepatitis
Suntik silikon yang dilakukan bukan oleh dokter kerap mengesampingkan sisi keamanan dan keselamatan pasien. Penggunaan jarum suntik yang tidak steril dan bergantian meningkatkan risiko penularan HIV/AIDS, hepatitis B, dan hepatitis C.

Karena suntik silikon bisa menimbulkan berbagai dampak buruk bagi kesehatan, para dokter dan beberapa institusi kesehatan, termasuk Food and Drug Administration (FDA), melarang penggunaan suntik silikon tanpa supervisi dokter.

Artikel Menarik Lainnya:

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: