Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengungkap kondisi 20 pasien Omicron BA.4 dan BA.5.
Berdasarkan pantauan Kemenkes, 20 pasien yang terjangkit varian baru tersebut telah sembuh dan sudah selesai menjalani isolasi.
"Semua pasien sudah selesai isomannya dan sudah dinyatakan sembuh," kata Juru Bicara Kemenkes, Mohammad Syahril, Kamis (16/6/2022).
Syahril menjelaskan mayoritas pasien Omicron BA.4 dan BA.5 mengalami gejala ringan. Mereka menderita demam, batuk, sakit tenggorokan, mual, pilek, pegal-pegal, dan bahkan tidak bergejala.
Namun ada satu orang pasien yang bergejala sedang sehingga harus menjalani rawat inap. Pasien yang dirawat itu mengalami sesak napas.
"Seluruhnya mengalami gejala ringan, kecuali satu orang pasien perempuan umur 20 tahun di Jakarta ada keluhan sesak napas. Sehingga masuk kategori sakit sedang," sambungnya.
Syahril juga mengungkap dari 20 kasus tersebut, dua kasus merupakan infeksi BA.4 dan 18 kasus BA.5.
Baca juga: Siap-Siap! Menkes Prediksi Puncak Omicron BA.4 & BA.5 Bakal Tembus 25 Ribu Kasus per Hari
Di mana pasien yang terjangkit masing-masing tiga warga negara asing (WNA) yang berada di Bali dan sisanya adalah Warga Negara Indonesia (WNI) yang masing-masing satu orang di Banten, empat orang di Jakarta, dan 12 orang di Jawa Barat.
"Sebanyak delapan orang adalah pasien laki-laki dan 12 lainnya pasien perempuan. Yang dirawat inap satu orang dan rawat jalan 19 orang," ucap Syahril.
Sementara itu, berdasarkan tingkat keparahannya bergantung dari status vaksinasi. Sebagian pasien tersebut ada yang belum menerima suntikan dosis booster atau penguat.
"Kasus di Jawa Barat merupakan klaster di keluarga sebanyak tiga klaster," sambungnya.
Dari 20 pasien BA.4 dan BA.5 juga terdapat tiga anak berusia lima hingga 12 tahun. Beruntung, meski anak tersebut belum menerima vaksin COVID-19, gejala yang timbul relatif ringan.
“Sehingga per hari ini seluruh pasien tersebut telah dinyatakan sembuh dan bisa dipulangkan,” ungkapnya.
Syahril menambahkan Kemenkes saat ini masih mengumpulkan laporan dari hasil penelitian Whole Genome Sequencing (WGS) dari lima provinsi yang sedang mengalami tren kenaikan kasus untuk melacak transmisi virus dari pasien sembuh tersebut.
Provinsi yang dimaksud adalah DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Menurutnya, pemerintah berkewajiban memeriksa WGS agar seluruh pasien COVID-19 yang meningkat saat ini bisa dipastikan apakah terpapar subvarian baru atau varian lama.
"Itu dilakukan WGS untuk pastikan apakah pasien itu sudah semuanya subvarian BA.4, BA.5 atau campuran," pungkasnya.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: