Infeksi COVID-19 varian baru BA.4 dan BA.5 telah membuat kenaikan kasus hampir di seluruh negara.
Bahkan di Indonesia sendiri, subvarian Omicron tersebut berhasil membuat lonjakan kasus lebih dari 1.000 per hari.
Meski begitu, Menteri Kesehatan (Menkes) menyebut kenaikan kasus masih terkendali.
"Di seluruh dunia kasus naik karena ada varian baru, ini subvarian Omicron atau istilah saya anaknya Omicron, ada BA.4 dan BA.5. Di Indonesia ada kenaikan cuma dari 200 ke 2.000, kalau dulu kita sampai 60 ribu, jadi ini masih jauh di bawah," ujarnya dalam keterangannya, Minggu (26/6/2022).
Akan tetapi tetap saja Menkes mewanti-wanti masyarakat untuk mengenali gejala varian ini. Pasalnya infeksi BA.4 dan BA.5 membawa gejala yang berbeda-beda pada setiap orang.
Selain gejala umum seperti demam dan flu, subvarian Omicron ini juga dapat menyebabkan gangguan pencernaan atau gastrointestinal.
Di mana menurut sistem aplikasi ZOE COVID Study, sebagian besar pasien yang dites positif BA.4 dan BA.5 mengalami gejala gastrointestinal (GI).
Baca juga: Kabar Baik! Meski COVID-19 'Ngegas' Lagi, Menkes Pastikan Kenaikan Kasus Masih Terkendali
Sedangkan dikutip dari Times of India, gejala gastrointestinal saat ini dilaporkan menjadi ciri umum tubuh ketika terinfeksi virus corona.
Maka untuk meningkatkan kewaspadaan, masyarakat perlu mengenali ciri gastrointestinal yang berkaitan dengan infeksi COVID-19. Di antaranya sebagai berikut:
1. Sakit Perut
Berdasarkan studi klinis COVID-19 yang dilakukan di Beijing ada laporan kasus terkait masalah pencernaan yang diterbitkan antara Desember 2019 dan Februari 2020.
Mereka menemukan bahwa 2,2% hingga 6% pasien positif COVID-19 mengalami gejala sakit perut.
Kebanyakan sakit perut yang diderita pasien COVID-19 akan disertai dengan tanda-tanda lain, seperti sakit kepala dan kelelahan. Dalam beberapa kasus, orang yang terinfeksi juga akan mengalami sakit tenggorokan.
2. Diare
Para ahli dari American Journal of Gastroenterology melakukan penelitian terhadap 206 pasien dengan kasus kesakitan COVID-19 gejala ringan.
Hasilnya mereka menemukan bahwa sebanyak 48 orang hanya memiliki gejala pencernaan dan 69 lainnya memiliki gejala pencernaan serta pernapasan.
Dari total 117 orang dengan gangguan lambung, 19,4% di antaranya mengalami diare sebagai gejala awal.
3. Tidak Nafsu Makan
Sebagian besar orang yang terinfeksi COVID-19 juga dilaporkan mengalami kondisi hilang nafsu makan.
Dari hasil penelitian terhadap studi klinis COVID-19 yang dilakukan di Beijing, sekitar 39,9% hingga 50,2% orang mengalami gejala kehilangan nafsu makan.
ZOE COVID juga menemukan bahwa satu dari tiga orang yang terkonfirmasi positif COVID-19 kedapatan mengalami gejala hilang nafsu makan.
Kondisi tersebut dipercaya dapat memperburuk imunitas kesehatan pasien lantaran mereka enggan memberikan nutrisi pada tubuhnya lewat makanan.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: