World Arthritis Day 2022 atau yang kerap dikenal sebagai Hari Radang Sendi Sedunia, kerap diperingati setiap tanggal 12 Oktober. Tujuan peringatan hari tersebut, sebagai pengingat kepada masyarakat agar peduli dan waspada dengan penyakit arthritis.
Dokter spesialis penyakit dalam konsultan reumatologi Dr. dr. Sumartini Dewi, SpPD-KR, M. Kes mengatakan, arthritis harus dibedakan dengan arthralgia atau nyeri sendi biasa tanpa ada peradangan.
Gejala arthritis, enggak hanya nyeri sendi namun juga disertai dengan tanda-tanda seperti bengkak kemerahan, panas pada perabaan, bahkan yang terberat bisa demam.
“Kenapa ini harus dibedakan? Karena nyeri sendi tanpa peradangan itu dapat hilang dengan sendirinya atau dengan obat-obat sederhana. Tapi, arthritis kalau tidak diobati apalagi yang menahun, contohnya arthritis reumatoid itu kalau dibiarkan, akan menyebabkan kecacatan sendi,” ujar Dewi, dikutip dari Antara, Rabu (12/10/2022).
Baca Juga: WHO Rekomendasikan Pemakaian Obat Radang Sendi Acterma untuk Pasien COVID-19
Sementara itu, dikutip dari Healthline, radang sendi atau Osteoartritis (OA) merupakan kondisi sendi kronis yang dialami seseorang dalam jangka panjang. Biasanya, penderita radang sendi akan mengalami masalah tulang rawan rusak.
Hal itu akan menyebabkan tulang-tulang di dalam sendi saling bergesekan, sehingga akan merasakan sakit, kekakuan, dan gejala lainnya. Osteoarthritis paling sering terjadi pada orang tua, meskipun bisa terjadi juga pada orang dewasa dari segala usia.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengatakan, dampak dari radang sendi itu mempengaruhi lebih dari 32,5 juta orang dewasa di Amerika Serikat.
Baca Juga: 3 Makanan yang Harus Dihindari saat Mengalami Radang Sendi
Gejala Radang Sendi
Gejala radang sendi yang paling umum dirasakan yaitu:
- Nyeri sendi
- Kekakuan pada sendi
- Kehilangan fleksibilitas ketika sulit menggerakan sendi dari berbagai gerakan
- Terasa nyeri sendi saat bergerak dan biasanya akan terdengar bunyi retakan
- Peradangan pada sendi akan menyebabkan pembengkakan di sekitar sendi
- Krepitus, atau suara kisi-kisi, derak, klik, atau letupan saat Anda menggerakkan sendi
- Terdapat taji tulang atau benjolan tulang ekstra, yang biasanya tidak menimbulkan rasa sakit
Ketika gejala pada radang sendi masih terus lebih lanjut, biasanya rasa sakit tersebut mungkin menjadi lebih intens. Seiring berjalannya waktu, pembengkakan di sendi dan daerah sekitarnya juga dapat terjadi.
Penyebab Radang Sendi
Radang sendi disebabkan oleh kerusakan sendi. Kerusakan ini, memiliki efek kumulatif dari waktu ke waktu, itulah sebabnya usia menjadi salah satu penyebab utama kerusakan sendi yang mengarah ke radang sendi.
Semakin tua kamu, semakin banyak tekanan berulang yang dialami pada persendian. Adapun penyebab kerusakan sendi lainnya, yaitu:
- Cedera masa lalu, seperti tulang rawan robek, sendi terkilir, atau cedera ligamen
- Kelainan sendi
- Kegemukan
- Postur tubuh yang tidak sempurna atau cacat
Baca Juga: Studi: Konsumsi Kacang dan Biji-bijian Meredakan Radang Sendi
Penyebab risiko tertentu yang dapat meningkatkan peluang terkena radang sendi:
- Memiliki keluarga dengan kondisi tersebut, terutama orang tua atau saudara kandung
- Jenis kelamin, dengan resiko wanita lebih tinggi tingkat risiko terkena radang sendi dibandikan pria
- Berusia minimal 50 tahun, menurut Arthritis Foundation
- Mengalami menopause
- Bekerja yang melibatkan berlutut, memanjat, angkat berat, atau tindakan serupa
- Punya riwayat cedera
- Kelebihan berat badan atau obesitas
- Postur tubuh yang tidak sempurna atau cacat
- Memiliki kondisi medis lain yang memengaruhi kesehatan sendi, seperti diabetes atau jenis radang sendi yang berbeda
Jika kamu punya radang sendi di salah satu bagian tubuh, hal itu dapat meningkatkan risiko terkena radang sendi di bagian lain dari tubuhmu.
Jadi, segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika kamu mengalami gejala dan punya risiko radang sendi.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: