Mengurus anak tentu saja bukan perkara mudah. Apalagi bagi kamu yang baru memasuki tahap menjadi orang tua. Rasanya, ingin selalu memberikan yang terbaik untuk anak, temasuk soal asupan nutrisi.
Apalagi, nutrisi dengan gizi yang seimbang sangat dibutuhkan bagi pertumbuhan anak yang optimal. Namun pada kenyataannya, tentu kerap mendapatkan kendala.
Contohnya, anak yang suka pilih-pilih makanan, termasuk untuk urusan sayuran. Lantas, bagaimana cara menghadapi dan mengatasinya?
Baca Juga: Hati-hati! Makanan yang Kita Konsumsi Sehari-hari Bisa Berkurang Nutrisinya Karena Ini
Peneliti Ekonomi Kesehatan Mutia A. Sayekti, S.Gz, MHEcon mengatakan, orang tua harus tahu dulu penyebab anak ogah makan sayur.
"Kita hilangkan atau kurangi penyebabnya," ucap Mutia dikutip Antara, Selasa (1/11/2022).
Bisa jadi, ada anak yang langsung menolak begitu melihat ada sayuran hijau di piringnya. Sebab, ia trauma merasakan pahitnya sayur mayur.
"Rata-rata kalau pernah lihat hijau-hijau malas, karena terbayang pahit, atau pernah trauma makan sayur pertama kali enggak enak, jadi menolak," katanya.
Baca Juga: 8 Makanan Tinggi Kalium Beserta Jumlah Nutrisinya, Baik untuk Kesehatan!
Mutia menyarankan, bila itu yang terjadi pada anak, orang tua bisa mengakalinya dengan mengolah agar tampilan sayur tertutup dengan bahan lain. Sehingga, anak enggak tahu bahwa menu yang disajikan itu adalah sayur.
Sebagai contoh, orang tua bisa mengukus sayur dan memotongnya kecil-kecil. Kemudian, mencampurkannya ke dalam bahan lain seperti telur agar rasa sayurnya tidak terlalu mencolok.
Namun, Mutia menekankan agar orang tua tetap memperhatikan masalah nutrisi dengan memilih cara memasak yang tidak terlalu banyak menghilangkan gizi.
Misalnya, bila telur dimasak dengan suhu tinggi, maka campurkanlah potongan-potongan sayur ketika telur sudah setengah matang. Sehingga, kandungan nutrisinya tidak banyak menguap.
Baca Juga: 5 Nutrisi yang Wajib Ada Dalam Menu Diet Sehat, Penting untuk Tubuh!
Orang tua juga diminta menerapkan pedoman prinsip ‘Isi Piringku’ yang mengandung gizi seimbang. Pedoman ‘Isi Piringku’ mengacu pada konsumsi pembagian piring makan menjadi 2/3 makanan pokok, 1/3 lauk pauk, 2/3 sayur dan 1/3 buah.
Sementara itu, Medical & Scientific Affairs Danone Indonesia Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, menyampaikan, memberikan variasi makanan sehat kepada anak sejak kecil merupakan investasi berharga. Sebab, itu akan bermanfaat hingga seumur hidup.
"Makanan bervariasi yang dibiasakan dari kecil jadi modal awal seorang anak, setelah balita dia punya preferensi dalam memilih makanan yang lebih bergizi di kemudian hari," ujar Ray.
Memberikan makanan yang sehat dan bergizi secara bervariasi penting dilakukan orangvtua. Sebab, itu akan berhubungan dengan keputusan memilih makanan sehat saat anak beranjak dewasa.
Ray mengatakan, memberikan makanan kepada anak, bukan sekadar menyodorkan makanan dan mengisi perut buah hati. Tapi, aktivitas tersebut dapat diperkaya dengan aspek edukasi lain.
Misalnya, bonding lewat kontak fisik, kontak mata, juga mengajari nilai-nilai baik dengan menyelipkan pesan-pesan positif yang akan direkam dan diimplementasikan oleh anak.
Nah, sudah tahukan, betapa pentingnya nutrisi dengan gizi seimbang untuk perkembangan anak? Yuk, mulai biasakan anak makan sayur sejak dini.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: