INDOZONE.ID - Belakangan, perhatian meningkat terhadap kemungkinan efek samping langka dari vaksin COVID-19 AstraZeneca.
AstraZeneca dapat menyebabkan sindrom thrombosis thrombocytopenia (TTS).
Meskipun demikian, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa hingga saat ini tidak ada laporan mengenai efek samping tersebut di Indonesia.
Gejala TTS
Dilaporkan oleh livemint, berikut adalah tanda-tanda yang dapat dirasakan oleh individu yang mengalami TTS:
- Sakit kepala parah atau terus-menerus
- Penglihatan yang kabur
- Kesulitan bernapas
- Nyeri di dada
- Pembengkakan pada kaki
- Nyeri perut yang kronis
- Kemungkinan mudah memar
- Bercak darah kecil di bawah kulit di tempat suntikan vaksin.
Meskipun kejadian TTS jarang terjadi, penting bagi mereka yang telah divaksinasi AstraZeneca untuk mengenali gejalanya dan mencari bantuan medis jika mengalami gejala tersebut, dalam beberapa minggu setelah menerima vaksin.
Dr. Jayadevan, seorang Ketua Satuan Tugas Covid dari Asosiasi Medis India (IMA) di Kerala, menegaskan pentingnya pengenalan dan penanganan dini untuk mengatasi TTS secara efisien.
Baca Juga: 7 Obat Flu dan Batuk Berdahak Dewasa Terbaik, Cepat Menyembuhkan dan Tersedia di Apotik
Menurutnya, TTS, atau sindrom trombosis dengan trombositopenia, terjadi ketika darah menggumpal di otak atau bagian tubuh lainnya, seringkali disertai dengan penurunan jumlah trombosit.
Ini jarang terjadi setelah pemberian vaksin tertentu, dengan vaksin vektor adenovirus, khususnya, dianggap jarang berhubungan dengan kondisi ini menurut WHO.
Dr. Jayadevan juga menambahkan bahwa meskipun vaksin Covid telah membuktikan efektivitasnya dalam menyelamatkan nyawa.
Laporan tentang efek samping langka yang serius seperti ini telah didokumentasikan dalam jurnal ilmiah terkemuka.
AstraZeneca, sebuah perusahaan farmasi besar, mengakui bahwa vaksin buatannya bisa menyebabkan Sindrom Trombositopenia (TTS), sebuah efek samping langka namun serius.
Menurut laporan di yalemedicine.org tahun 2023, gumpalan darah adalah gumpalan darah berbentuk gel yang terbentuk secara alami ketika kulit terluka.
Namun, jika gumpalan ini terbentuk di dalam pembuluh darah, dapat menyebabkan trombosis.
Hal itu bisa menghambat aliran darah dan menjadi kondisi berbahaya, bahkan menyebabkan 100.000 kematian per tahun di Amerika Serikat.
Dr. Robert Bona, seorang ahli hematologi dari Yale Medicine, menjelaskan bahwa gumpalan darah biasanya terjadi pada individu yang terbaring di tempat tidur, dirawat di rumah sakit, atau memiliki masalah kesehatan lain yang berkaitan dengan peradangan, infeksi, atau kanker.
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Livemint.com