Minggu, 07 JULI 2024 • 15:40 WIB

5 Mitos dan Fakta Penyakit Malaria yang Paling Umum

Author

Ilustrasi nyamuk malaria. (freepik.com)

INDOZONE.ID - Malaria, penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk, masih menjadi masalah kesehatan global yang serius.

Meskipun banyak upaya telah dilakukan untuk mengendalikan penyebarannya, masih banyak masyarakat yang memiliki pemahaman yang kurang tepat tentang malaria.

Berikut 5 mitos dan fakta penyakit malaria yang paling umum.

Mitos 1: Malaria Tidak Berbahaya

Mitos penyakit malaria tidak berbahaya. (freepik.com)

Salah satu kesalahpahaman yang umum adalah anggapan bahwa malaria tidak berbahaya. Sebenarnya, malaria bisa sangat berbahaya dan berpotensi fatal.

Meskipun tidak semua kasus berakhir dengan kematian, malaria bisa menyebabkan komplikasi serius jika tidak segera diobati dengan tepat.

Penting untuk mendapatkan perawatan medis secepat mungkin setelah gejala muncul.

Mitos 2: Malaria Bisa Menular atau Tertular

Mitos penyakit malaria bisa menular. (freepik.com)

Ada pandangan keliru bahwa malaria bisa menyebar seperti flu, atau ditularkan melalui kontak fisik atau makanan dan minuman yang terkontaminasi.

Baca Juga: Sejarah Singkat Penyakit Malaria, Awal Kemunculan hingga Upaya Pembasmian

Faktanya, malaria hanya bisa ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles yang terinfeksi parasit malaria.

Ini berarti bahwa untuk terinfeksi, seseorang harus digigit oleh nyamuk yang membawa parasit tersebut.

Mitos 3: Menjadi Kebal Setelah Terjangkit Malaria

Mitos seseorang akan kebal setelah terjangkit penyakit malaria. (freepik.com)

Banyak yang percaya bahwa setelah sembuh dari malaria, seseorang menjadi kebal terhadap penyakit ini.

Namun, tidak ada kekebalan yang sepenuhnya melindungi seseorang dari kembali terkena malaria.

Meskipun beberapa orang yang tinggal di daerah endemik mungkin memiliki kekebalan sementara karena sering terpapar, mereka masih bisa terinfeksi kembali jika terpapar oleh nyamuk yang terinfeksi.

Mitos 4: Tidak Ada Malaria di Musim Kemarau

Mitos tidak ada malaria di musim kemarau. (freepik.com)

Sebagian orang berpikir bahwa risiko malaria hanya tinggi selama musim hujan, karena air yang menggenang memungkinkan nyamuk berkembang biak.

Namun, nyamuk Anopheles yang menyebarkan malaria tetap aktif sepanjang tahun, meskipun jumlahnya bisa bervariasi tergantung pada musimnya.

Oleh karena itu, risiko tetap ada baik saat musim hujan maupun kemarau.

Mitos 5: Risiko Penyakit Berdasarkan Durasi Tinggal di Area Berbahaya

Mitos tentang tinggal sementara waktu di daerah berisiko dikatakan dapat mengurangi kemungkinan terkena malaria. (freepik.com)

Ada anggapan bahwa tinggal sementara waktu di daerah berisik, dikatakan dapat mengurangi kemungkinan terkena malaria.

Baca Juga: Mengenal Malaria, Penyakit Menular Dari Nyamuk Selain DBD Yang Tidak Kalah Berbahaya

Namun, kenyataannya hanya butuh satu gigitan dari satu nyamuk yang terinfeksi untuk menyebabkan infeksi malaria.

Oleh karena itu, penting untuk selalu menerapkan langkah-langkah pencegahan, seperti menggunakan kelambu atau obat anti-nyamuk, terlepas dari lama waktu yang dihabiskan di daerah berisiko.

Demikian beberapa penjelasan mengenai 5 mitos dan fakta penyakit malaria yang paling umum.

Memahami fakta tentang malaria adalah cara untuk melindungi diri sendiri dan masyarakat dari penyakit ini.

Mengenali dan memahami kesalahpahaman yang tersebar, memungkinkan kita mengambil langkah-langkah lebih efektif dalam mencegah dan mengobati malaria.

Edukasi yang tepat kepada masyarakat dapat mengurangi penyebaran penyakit malaria untuk memperkuat masyarakat yang lebih sehat dan terlindungi.

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Up.ac.za