Selasa, 09 JULI 2024 • 14:40 WIB

Penjelasan Lengkap tentang Penyebab, Jenis, dan Gejala Kejang pada Anak

Author

Ilustrasi kejang pada anak. (freepik.com)

INDOZONE.ID - Kejang pada anak adalah kondisi medis yang seringkali mengejutkan dan mengkhawatirkan bagi orang tua.

Meskipun kejang bisa menakutkan bagi yang menyaksikannya, sebagian besar kali kejang pada anak tidak menimbulkan bahaya jangka panjang.

Berikut penjelasan lengkap penyebab, jenis dan gejala kejang pada anak.

Apa Itu Kejang pada Anak?

Ilustrasi kejang pada anak. (freepik.com)

Kejang adalah gelombang aktivitas listrik abnormal yang sangat tiba-tiba di otak. Kejang biasanya terjadi secara mendadak dan sering berhenti sendiri dalam beberapa menit.

Kejang adalah hal yang umum, dengan sekitar satu dari sepuluh orang akan mengalami satu kali kejang seumur hidupnya.

Banyak orang mengaggap kejang dengan gejala dramatis, seperti kehilangan kesadaran atau kejang-kejang (guncangan tak terkendali). Tanda dan gejala bervariasi tergantung pada jenis kejang dan bagian otak yang terlibat.

Beberapa kejang tidak terlihat oleh orang lain, melainkan anak merasakan sesuatu yang aneh seperti déjà vu (merasakan situasi saat ini pernah dialami sebelumnya).

Perasaan aneh ini biasanya muncul tiba-tiba dan memburuk seiring berjalannya waktu jika kejang terus terjadi.

Baca Juga: Bayi 9 Bulan Idap Mitokondria Usai Kejang Hampir 3 Jam, Hidupnya Divonis Tidak akan Lama

Kejang dapat diobati. Banyak anak yang akhirnya berhenti mengalami kejang. Diagnosis yang tepat dapat membantu dokter menemukan pengobatan yang paling efektif.

Ketika seorang anak memiliki kecenderungan mengalami kejang, dapat disebut epilepsi. Sekitar satu dari 26 orang yang mengalami kejang akan mengalami epilepsi.

Penyebab Kejang pada Anak

Ilustrasi penyebab kejang pada anak. (freepik.com)

Kejang dapat dibagi menjadi dua kategori umum: kejang yang diprovokasi dan yang tidak diprovokasi.

Kejang yang diprovokasi bisa disebabkan oleh berbagai kondisi seperti kadar gula darah tinggi atau rendah, cedera kepala, infeksi, atau tekanan darah sangat tinggi.

Stroke, gagal ginjal atau hati, dan demam tinggi juga dapat memicu kejang, meskipun jenis ini sangat jarang.

Kejang yang tidak diprovokasi cenderung tidak memiliki penyebab yang jelas dan segera. Setelah evaluasi lebih lanjut, dokter akan menemukan penyebab seperti kondisi genetik di otak.

Terkadang, bahkan setelah evaluasi ekstensif, penyebab kejang seorang anak tetap tidak diketahui. Meski demikian, pengobatan dapat membantu untuk mengendalikan kejang.

Jenis-Jenis Kejang pada Anak

Ilustrasi jenis kejang pada anak. (freepik.com)

Terdapat berbagai jenis kejang yang dapat dialami anak-anak, yang dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Kejang Fokal

Kejang fokal adalah jenis kejang yang umum pada anak-anak. Jenis kejang ini dimulai di satu bagian otak dan dapat menyebar. Gejalanya meliputi:

- Merasa jatuh atau berputar
- Merasa kesemutan
- Merasa bahwa hal-hal yang dikenal tiba-tiba menjadi asing, atau sebaliknya
- Perasaan marah atau takut yang tiba-tiba
- Automatisme (gerakan tak disengaja), seperti melepas atau mengutak-atik pakaian, mendengus, mengisap bibir, dan gerakan kikuk
- Mendengar suara berdengung
- Bicara yang tidak jelas atau masalah dengan ingatan
- Mengulangi kata atau frasa, tertawa atau menangis
- Kedutan berirama pada satu atau lebih bagian tubuh
- Terlihat seperti melamun, termasuk tatapan kosong
- Mencium atau mencicipi sesuatu yang tidak ada
- Halusinasi yang tidak jelas

Anak-anak dapat mengalami dua jenis kejang fokal:

- Kejang Fokal Sadar, yakni anak tetap sepenuhnya sadar dan ingat mengalami kejang, tetapi mungkin tidak dapat berinteraksi dengan orang lain saat kejang terjadi.

- Kejang Fokal dengan Kesadaran Terganggu, yakni kondisi anak tidak sadar dengan lingkungannya dan mungkin tidak ingat kejang tersebut.

2. Kejang Generalisata

Kejang generalisata dibagi menjadi dua kategori: kejang non-motorik seperti absans dan kejang motorik. Jenis kejang ini dapat mempengaruhi seluruh bagian otak sekaligus.

Kejang Non-Motorik (Absans)

Kadang disebut "petit mal," kejang absans adalah salah satu jenis kejang yang paling umum pada anak-anak. Anak yang mengalami kejang ini akan terlihat seperti sedang melamun.

Kejang ini berlangsung kurang dari 15 detik dan dapat terjadi beberapa kali sehari. Biasanya dimulai pada usia empat tahun hingga remaja, dengan beberapa anak mungkin berhenti mengalaminya seiring bertambahnya usia.

Kejang Motorik

Empat jenis kejang motorik generalisata meliputi:

1. Kejang Atonik, yakni kehilangan tonus otot secara tiba-tiba, kadang disebut serangan jatuh.

2. Kejang Mioklonik, yakni kontraksi otot yang tiba-tiba dan mengejutkan, mempengaruhi satu atau lebih anggota tubuh.

3. Kejang Tonik, yakni kekakuan pada tubuh atau anggota tubuh, dapat terjadi saat terjaga atau tidur.

4. Kejang Tonik-Klonik, yakni kehilangan kesadaran, kekakuan otot, dan guncangan tak terkendali pada anggota tubuh. Kejang ini biasanya dimulai di kedua sisi otak.

3. Spasme Infantil (Sindrom West)

Spasme infantil adalah jenis kejang yang didiagnosis pada tahun pertama kehidupan bayi. Biasanya dimulai dengan spasme cepat yang melibatkan gerakan kepala ke bawah.

Seiring waktu, ini bisa berkembang menjadi kelompok spasme di mana lengan atau kaki anak tiba-tiba naik atau lurus.

Spasme infantil adalah kondisi darurat medis yang memerlukan perawatan segera untuk mengurangi risiko masalah jangka panjang.

4. Status Epileptikus

Status epileptikus adalah kondisi darurat medis yang melibatkan kejang-kejang lebih dari lima menit. Jika berlangsung lebih dari 30 menit, dapat menyebabkan kerusakan otak permanen.

Anak-anak yang didiagnosis dengan status epileptikus perlu memiliki obat "penyelamat" yang siap digunakan kapan saja.

5. Kejang Demam

Kejang demam terjadi pada anak-anak usia enam bulan hingga lima tahun, dalam 24 jam sebelum atau setelah demam.

Kejang motorik ini melibatkan guncangan, yang akan berhenti seiring bertambahnya usia.

Gejala Kejang

Ilustrasi gejala kejang pada anak. (freepik.com)

Gejala kejang dapat bervariasi, dan seringkali kejang yang tidak terlihat dapat sulit dikenali, terutama pada bayi. Gejala yang paling umum meliputi:

Baca Juga: Ingin Tahu Kenapa Tak Bisa Ingat Kenangan Masa Bayi? Begini Penjelasan Ilmiahnya

1. Gejala Non-Motorik

- Perubahan warna bibir atau wajah
- Perasaan aneh yang tidak bisa dijelaskan anak
- Kurangnya kesadaran atau respons, ditambah tatapan kosong
- Mata atau kepala bergerak ke satu arah
- Melihat bintang atau bentuk
- Mengeluarkan air liur berlebihan
- Kehilangan kontrol kandung kemih atau usus

2. Gejala Motorik

- Automatisme, atau aktivitas berulang seperti mengutak-atik pakaian, mendengus, mengisap bibir, dan gerakan kikuk
- Kejang-kejang (guncangan tak terkendali pada tubuh)
- Wajah terlihat kendur
- Gerakan tiba-tiba atau kekakuan pada satu atau lebih anggota tubuh
- Kehilangan kontrol otot secara tiba-tiba
- Kedutan atau guncangan pada wajah, lengan, atau kaki

3. Gejala Aura

Beberapa orang mengalami "aura" (peringatan) yang merupakan bagian dari kejang. Aura biasanya berlangsung beberapa detik hingga menit, sebelum tanda-tanda kejang yang terlihat. Aura umum meliputi:

- Sensasi fisik (mati rasa atau kesemutan, detak jantung cepat, pusing, sakit kepala)
- Emosi (perasaan sedih atau cemas tiba-tiba)
- Perubahan indra (bau atau rasa yang tidak biasa)

Orang yang mengalami aura dapat mengambil tindakan pencegahan, seperti duduk, memberi tahu seseorang bahwa mereka akan mengalami kejang atau minum obat sesuai anjuran dokter.

Demikian beberapa penjelasan mengenai penjelasan lengkap penyebab, jenis dan gejala kejang pada anak.

Kejang pada anak bisa menimbulkan kekhawatiran bagi orang tua, tetapi sebagian besar tidak menimbulkan bahaya jangka panjang jika ditangani dengan baik.

Mengenal kejang pada anak dengan diagnosis yang tepat, dan pengobatan yang efektif dapat membantu mengelola kondisi ini dengan baik dan meminimalisasi dampaknya terhadap perkembangan anak-anak yang mengalaminya. 

Bantuan medis dan pemahaman yang baik tentang kejang dapat memberikan rasa aman dan kesiapan dalam menghadapi kondisi ini.


Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.

Banner Z Creators

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Cincinnatichildrens.org