INDOZONE.ID - Saat terkena batuk dan pilek, tubuh memerlukan dukungan tambahan untuk mempercepat pemulihan.
Salah satu cara alami yang efektif adalah dengan mengonsumsi buah-buahan tertentu yang kaya akan nutrisi penting.
Buah-buahan ini tidak hanya membantu meredakan gejala, tetapi juga memperkuat sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeks.
Buah untuk Atasi Batuk dan Pilek
Beberapa buah yang baik dikonsumsi untuk meredakan batuk dan pilek antara lain:
Baca Juga: Kasus COVID-19 Masih Tinggi! Kemenkes Larang Anak Batuk Pilek Masuk Sekolah
1. Jeruk
Mengandung vitamin C yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan membantu mempercepat penyembuhan batuk serta pilek.
2. Lemon
Kaya akan vitamin C dan antioksidan yang bisa meredakan gejala pilek dan membantu mengurangi peradangan tenggorokan.
3. Nanas
Mengandung bromelain, enzim yang memiliki sifat anti-inflamasi dan bisa membantu meredakan batuk dan melonggarkan lendir di tenggorokan.
4. Apel
Kaya akan serat dan vitamin C yang membantu memperkuat sistem imun serta memberikan hidrasi yang penting saat tubuh melawan infeksi.
5. Kiwi
Mengandung vitamin C dan E yang membantu meningkatkan kekebalan tubuh dan mempercepat pemulihan dari batuk dan pilek
Baca Juga: Anak-anak Tiap Bulan Kena Batuk Pilek, Apakah Normal? Ini Kata Dokter Spesialis
6. Pir
Buah yang mengandung banyak air ini membantu menjaga hidrasi dan mengurangi iritasi tenggorokan.
7. Pepaya
Selain vitamin C, pepaya juga mengandung enzim papain yang bisa membantu mengurangi peradangan dan mempercepat penyembuhan.
8. Anggur
Anggur, yang kaya akan antioksidan seperti vitamin C dan flavonoid, tidak hanya dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh dan melawan infeksi tetapi juga memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu mengurangi peradangan pada tenggorokan.
Buah-buahan ini sebaiknya dikonsumsi dalam keadaan segar untuk mendapatkan manfaat maksimal dalam meredakan batuk dan pilek.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Healthline, Mayo Clinic