Senin, 19 AGUSTUS 2024 • 10:20 WIB

Bahaya Menu Bakaran Berisiko Kanker dari Karsinogen HCAs dan PAHs?

Author

daging dibakar (beaumont.org)

INDOZONE.ID - Makanan bakaran sering kali menjadi pilihan utama saat berkumpul atau merayakan Idul Adha atau hari raya kurban.

Namun, di balik aroma dan rasa lezat dari makanan yang dibakar, terdapat sejumlah risiko kesehatan yang perlu diperhatikan.

Artikel ini akan membahas berbagai bahaya yang terkait dengan konsumsi menu bakaran, khususnya terkait dengan pembentukan karsinogen dan dampaknya pada kesehatan.

1. Pembentukan Karsinogen

Heterocyclic Aromatic Amines (HCAs)

HCAs adalah senyawa kimia yang terbentuk ketika daging dimasak pada suhu tinggi, terutama dengan cara dibakar atau dipanggang di atas api terbuka.

Proses ini melibatkan reaksi kimia antara asam amino, kreatin (protein otot), dan panas tinggi. Semakin lama daging terpapar panas, semakin banyak HCAs yang terbentuk.

Baca Juga: Ini Bahaya Keseringan Makan Menu Bakar-bakaran, Bisa Picu Kanker!

Penelitian menunjukkan bahwa HCAs dapat merusak DNA, yang merupakan faktor risiko utama dalam perkembangan kanker.

Daging dengan bagian yang terbakar atau gosong mengandung konsentrasi HCAs yang lebih tinggi, meningkatkan potensi risiko kanker.

Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAHs)

PAHs terbentuk ketika lemak dari daging menetes ke api, menyebabkan nyala api dan asap yang mengandung PAHs.

Senyawa ini dapat menempel pada permukaan makanan yang dimasak di atas api terbuka, dan juga dapat terhirup oleh orang yang berada di dekatnya.

PAHs diketahui memiliki sifat karsinogenik, yang berarti mereka dapat memicu pembentukan kanker dengan merusak DNA sel.

2. Risiko Kanker

Konsumsi menu bakaran yang mengandung HCAs dan PAHs secara teratur dapat meningkatkan risiko berbagai jenis kanker, termasuk kanker kolon dan kanker lambung.

Penelitian telah menunjukkan bahwa paparan jangka panjang terhadap karsinogen ini dapat menyebabkan perubahan genetik yang berkontribusi pada perkembangan kanker.

Risiko ini terutama lebih tinggi pada individu yang memiliki faktor risiko tambahan, seperti riwayat keluarga kanker atau paparan lingkungan yang mengandung karsinogen.

3. Dampak Asap dari Grill

Asap dari makanan yang dibakar, terutama dari grill charcoal, mengandung berbagai senyawa karsinogenik selain PAHs.

Asap ini tidak hanya mencemari makanan tetapi juga dapat terhirup oleh orang yang berada di dekatnya.

Paparan rutin terhadap asap ini dapat meningkatkan risiko masalah pernapasan dan kanker paru-paru.

4. Efek Jangka Panjang

Konsumsi menu bakaran yang mengandung karsinogen secara teratur dapat mempengaruhi kesehatan dalam jangka panjang.

Karsinogen seperti HCAs dan PAHs dapat mengakumulasi dalam tubuh dan meningkatkan risiko terkena kanker.

Baca Juga: Perbandingan Bahaya Asap Rokok dan Asap Vape, Mana Lebih Berbahaya?

Penelitian menunjukkan bahwa efek merusak dari karsinogen ini tidak selalu langsung terlihat, tetapi bisa mengembangkan risiko kesehatan yang signifikan seiring waktu.

5. Upaya Mengurangi Risiko

Meskipun makanan bakaran menawarkan cita rasa yang khas, penting untuk mengetahui cara mengurangi risiko kesehatan, yang terkait:

  • Kurangi Waktu Memanggang: Memasak makanan pada suhu yang lebih rendah atau mengurangi waktu paparan panas dapat mengurangi pembentukan karsinogen.
  • Pilih Metode Memanggang yang Aman: Menggunakan metode memasak yang mengurangi pembentukan asap dan nyala api dapat mengurangi paparan terhadap PAHs.
  • Makan dalam Jumlah Moderat: Menghindari konsumsi berlebihan makanan bakaran dan memperbanyak konsumsi sayuran dan buah-buahan yang lebih aman.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Cancercenter.com, Columbiadoctors.org