INDOZONE.ID - Rokok tradisional dan vape merupakan dua cara populer untuk mengonsumsi nikotin, namun keduanya memiliki perbedaan signifikan dalam hal dampaknya pada kesehatan.
Meskipun vape sering dianggap sebagai alternatif yang lebih aman dibandingkan rokok tradisional, ada banyak perdebatan dan penelitian yang menunjukkan bahwa keduanya memiliki risiko kesehatan masing-masing.
Artikel ini akan membahas secara mendetail tentang perbedaan bahaya antara asap rokok dan asap vape.
Asap rokok mengandung lebih dari 7.000 bahan kimia, banyak di antaranya bersifat toksik dan lebih dari 70 diketahui sebagai karsinogen.
Bahan-bahan kimia tersebut termasuk tar, karbon monoksida, formaldehida, amonia, hidrogen sianida, arsenik, dan benzena. Tar adalah salah satu komponen utama yang menyebabkan kanker pada perokok.
Asap atau uap yang dihasilkan oleh vape berasal dari cairan yang biasanya mengandung propilen glikol, gliserin sayur, nikotin, dan perasa.
Meskipun uap vape mengandung lebih sedikit bahan kimia dibandingkan asap rokok, beberapa bahan kimia berbahaya masih bisa ditemukan, termasuk formaldehida dan asetaldehida.
Selain itu, kualitas dan keamanan bahan perasa dalam cairan vape masih menjadi kontroversi.
Rokok tradisional sangat merusak paru-paru. Tar dari asap rokok menempel di dalam paru-paru, menyebabkan kerusakan jaringan paru-paru, mengurangi kapasitas paru-paru, dan menghambat kemampuan paru-paru untuk menyaring bahan kimia berbahaya.
Penyakit paru-paru yang umum di antara perokok termasuk bronkitis kronis, emfisema, dan kanker paru-paru.
Penelitian mengenai dampak jangka panjang vape terhadap paru-paru masih dalam tahap awal. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa vape dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan paru-paru.
Meskipun tingkat kerusakan mungkin lebih rendah dibandingkan dengan asap rokok, risiko kesehatan masih tetap ada.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: WHO, Harvard Health Publishing, CDC