Minggu, 25 AGUSTUS 2024 • 10:36 WIB

Apakah Air Ludah Bisa Menyembuhkan Luka? Mitos atau Fakta?

Author

luka (freepik/prostooleh)

INDOZONE - Ketika kita terluka, naluri pertama yang sering muncul adalah menjilat luka tersebut. Banyak orang yang percaya bahwa air ludah memiliki kemampuan untuk mempercepat penyembuhan luka. Namun, apakah benar air ludah bisa menyembuhkan luka, atau ini hanya sekadar mitos yang tidak didukung oleh fakta ilmiah?

Artikel ini akan mengupas tuntas mengenai peran air ludah dalam penyembuhan luka berdasarkan beberapa penelitian ilmiah.

1. Peran Air Ludah dalam Penyembuhan Luka

Air ludah atau saliva memiliki sejumlah komponen yang berkontribusi pada penyembuhan luka, terutama pada luka di dalam mulut. Menurut penelitian, luka di dalam mulut sembuh lebih cepat dan dengan bekas luka yang lebih sedikit dibandingkan dengan luka pada kulit. Salah satu faktor kunci yang berperan dalam hal ini adalah air ludah.

Baca Juga: Cara Mengatasi Luka Akibat Menginjak Paku dan Pemulihannya

Air ludah menciptakan lingkungan yang lembap, yang penting untuk memperbaiki sel-sel yang rusak dan mencegah luka menjadi kering. Kelembapan ini membantu sel-sel inflamasi, yang sangat penting dalam proses penyembuhan, berfungsi dengan lebih baik. Dengan demikian, air ludah memiliki kemampuan untuk mempercepat penyembuhan luka melalui berbagai cara.

2. Komponen-Komponen Penting dalam Air Ludah

Air ludah mengandung berbagai protein yang berperan dalam beberapa tahap penyembuhan luka. Salah satunya adalah faktor jaringan yang ada dalam jumlah besar di air ludah dan mampu mempercepat proses pembekuan darah. Pembekuan darah adalah langkah pertama dalam proses penyembuhan luka karena membantu menghentikan perdarahan dan memberikan dasar bagi pembentukan jaringan baru.

Selanjutnya, air ludah mengandung epidermal growth factor (EGF) yang merangsang proliferasi sel epitel, yang penting untuk memperbaiki dan menutup luka. Selain itu, ada juga secretory leucocyte protease inhibitor (SLPI) yang mencegah aktivitas enzim-enzim yang merusak jaringan, seperti elastase dan tripsin. Ketidakhadiran inhibitor protease ini dapat memperlambat penyembuhan luka, terutama di mulut.

Salah satu protein menarik yang ada dalam air ludah adalah histatin. Studi in vitro menunjukkan bahwa histatin dapat mempercepat penutupan luka dengan cara meningkatkan penyebaran dan migrasi sel, meskipun tidak merangsang proliferasi sel. Selain itu, varian sintetis dari histatin yang berbentuk siklik memiliki aktivitas yang 1.000 kali lebih tinggi dibandingkan dengan histatin linear, menjadikannya agen yang menjanjikan untuk pengembangan obat baru yang berfungsi dalam regenerasi jaringan.

3. Potensi Terapi Luka pada Kulit

luka (pixabay/saulhm)

Selain perannya dalam penyembuhan luka di mulut, ada kemungkinan bahwa air ludah juga dapat merangsang penyembuhan luka pada kulit. Jika hal ini terbukti, air ludah dapat menjadi terapi baru yang efektif untuk mengobati luka kulit, seperti luka bakar.

Dalam sebuah studi yang bertujuan untuk menyelidiki potensi penyembuhan luka dari air ludah, air ludah manusia dari sukarelawan sehat disterilkan sebelum digunakan dalam model luka in vitro. Studi ini menunjukkan bahwa air ludah dapat merangsang migrasi fibroblast dan keratinosit, yang merupakan dua jenis sel utama dalam proses penyembuhan luka. Namun, aplikasi air ludah pada luka lepuh tidak merangsang re-epitelisasi karena adanya lapisan epidermis mati yang padat dan tidak dapat ditembus.

Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa aplikasi air ludah topikal pada kulit yang terluka dapat merangsang respons inflamasi alami, yang ditandai dengan peningkatan sekresi mediator inflamasi seperti CCL20, IL-6, dan CXCL-8. Hal ini menunjukkan bahwa air ludah memiliki potensi sebagai terapi baru untuk mengobati luka kulit terbuka.

4. Risiko Infeksi dari Penggunaan Air Ludah

Baca Juga: Tidak Hanya sebagai Bahan Makanan, Singkong Ternyata Bisa Jadi Obat Pereda Luka

Meskipun ada bukti yang mendukung bahwa air ludah memiliki beberapa komponen yang dapat membantu penyembuhan luka, penting untuk diingat bahwa mulut manusia juga merupakan rumah bagi berbagai bakteri. Bakteri-bakteri ini mungkin tidak berbahaya saat berada di dalam mulut, tetapi dapat menyebabkan infeksi serius jika masuk ke dalam luka melalui air ludah.

Seorang ahli pencegahan infeksi dari New England Baptist Hospital menegaskan bahwa meskipun air ludah mengandung protein seperti histatin yang dapat membantu penyembuhan luka, namun risiko infeksi dari bakteri mulut jauh lebih besar. Oleh karena itu, menjilat luka sebagai cara untuk mempercepat penyembuhan tidak disarankan dan lebih baik menghindarinya.

Hal yang sama juga berlaku pada hewan peliharaan. Banyak dari kita yang mencintai hewan peliharaan dan bahkan mengizinkan mereka tidur di tempat tidur yang sama. Namun, sangat penting untuk menjaga hewan peliharaan kita dari area luka terbuka karena mereka juga dapat menyebarkan bakteri yang berbahaya melalui air liurnya.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Ncbi.nlm.nih.gov, Pubmed.ncbi.nlm.nih.gov, Nebh.org