Senin, 28 OKTOBER 2024 • 19:20 WIB

Apa Itu Penyakit Budug: Kenali Gejala, Penyebab dan Cara Pengobatannya

Author

Ilustrasi scabies (freepik.com)

INDOZONE.ID - Penyakit budug, yang lebih dikenal sebagai scabies, sering menjadi topik pembicaraan banyak orang.

Penyakit ini disebabkan oleh parasit kecil berupa tungau bernama Sarcoptes scabiei.

Tungau tersebut menyebabkan rasa gatal yang luar biasa serta munculnya ruam merah pada kulit.

Scabies sangat mudah menular, terutama melalui kontak langsung kulit dengan kulit atau penggunaan barang pribadi bersama, seperti pakaian atau handuk.

Baca Juga: Hindari Pakai Sarung Tangan pada Bayi, Dapat Mengganggu Perkembangan Otak dan Emosinya

Apa Itu Penyakit Budug

Ilustrasi scabies (freepik.com)

Dilansir dari WebMD gejala scabies biasanya baru muncul empat hingga enam minggu setelah terinfeksi.

Namun, pada orang yang pernah mengalami scabies sebelumnya, gejala bisa muncul lebih cepat, hanya dalam beberapa hari.

Mengenali gejala awal sangat penting untuk pengobatan dini dan mencegah penularan lebih lanjut.

Gejala Awal Penyakit Budug

Gejala utama scabies adalah rasa gatal yang intens, terutama di malam hari.

Gatal ini muncul sebagai respons alergi tubuh terhadap tungau dan telurnya yang tertanam di kulit.

Selain itu, muncul ruam merah kecil mirip jerawat di area yang terinfeksi.

Kadang, garukan yang berlebihan dapat menyebabkan luka dan berpotensi menimbulkan infeksi sekunder.

Area Infeksi Penyakit Budug

Scabies biasanya menyerang area kulit yang tipis, seperti di sela jari, pergelangan tangan, siku, bokong, serta alat kelamin.

Anak-anak dan lansia sering kali mengalami gejala yang lebih parah dengan rasa gatal yang lebih menyiksa.

Masa Inkubasi Penyakit Budug

Masa inkubasi scabies bervariasi, tergantung apakah seseorang sebelumnya pernah terinfeksi.

Bagi yang belum pernah terkena, gejala bisa muncul hingga enam minggu setelah terpapar tungau, meskipun mereka dapat menularkan penyakit ini sebelum gejala muncul.

Cara Penularan Penyakit Budug

Scabies sangat mudah menyebar, terutama di lingkungan yang padat, seperti asrama atau pesantren, di mana fasilitas bersama sering digunakan.

Penularan utama terjadi melalui kontak kulit langsung atau penggunaan barang pribadi bersama.

Oleh karena itu, menjaga kebersihan diri dan lingkungan sangat penting untuk mencegah penularan.

Baca Juga: Apakah Berolahraga di Malam Hari Berbahaya? Simak Penjelasan dr. Tirta

Pengobatan Penyakit Budug

Dokter biasanya mendiagnosis scabies melalui pemeriksaan fisik dan mengamati gejala yang ada.

Dalam beberapa kasus, dokter mungkin mengambil sampel kulit untuk memeriksa tungau di bawah mikroskop.

Pengobatan scabies melibatkan penggunaan obat topikal atau krim khusus yang bertujuan membunuh tungau dan telurnya.

Pengobatan Rumahan untuk Penyakit Budug

Selain pengobatan medis, ada beberapa metode alami yang dapat membantu meredakan gatal akibat scabies, seperti menggunakan minyak esensial atau mandi air hangat dengan campuran garam.

Namun, cara ini hanya membantu meredakan gejala dan tidak mengatasi penyebab utama infeksi.

Pencegahan Penyakit Budug di Pesantren

Untuk mencegah penyebaran scabies di lingkungan pesantren, kebersihan diri dan lingkungan harus dijaga dengan baik.

Santri dianjurkan untuk sering mencuci tangan, mengganti pakaian bersih, serta tidak berbagi barang pribadi.

Fasilitas pesantren juga perlu disterilkan secara berkala untuk memutus rantai penularan.

Kapan Harus Mengunjungi Dokter?

Jika muncul gejala seperti gatal hebat yang tidak kunjung hilang dan ruam kulit yang terus berkembang, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.

Penanganan dini sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

Baca Juga: Ternyata Makan Malam Bisa Pengaruhi Kualitas Tidur, Begini Penjelasannya

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: WebMD