INDOZONE.ID - Pada Kamis (28/11/2024), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyerukan agar negara-negara di seluruh dunia meningkatkan pengawasan terhadap flu burung. Imbauan ini muncul setelah kasus pertama infeksi flu burung terdeteksi pada seorang anak di Amerika Serikat.
Menurut Maria Van Kerkhove, Direktur Kesiapsiagaan dan Pencegahan Pandemi WHO, jumlah infeksi H5N1 pada manusia di berbagai negara menunjukkan peningkatan kecil tetapi signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini diungkapkannya dalam sebuah konferensi pers.
Kebutuhan Pengawasan Lebih Ketat pada Hewan
"Kita memerlukan pengawasan yang jauh lebih kuat, baik di AS maupun di negara lain, terutama pada hewan seperti burung liar, unggas, dan hewan lain yang rentan terhadap infeksi, termasuk babi dan sapi perah. Dengan demikian, kita dapat lebih memahami penyebaran virus ini pada hewan-hewan tersebut," ujar Van Kerkhove, seperti dilansir News Asia, Jumat (29/11/2024).
Virus H5N1 pertama kali muncul pada tahun 1996. Namun sejak 2020, jumlah wabah pada burung meningkat drastis, disertai lonjakan infeksi pada mamalia. Virus ini telah menyebabkan kematian puluhan juta unggas serta menginfeksi burung liar dan mamalia darat maupun laut.
Baca Juga: 5 Fakta AS Temukan Potensi Penyebaran Flu Burung pada Sapi Perah
Kasus pada Manusia dan Risiko Penyebaran
Di Eropa dan Amerika Serikat, kasus flu burung pada manusia yang tercatat sejauh ini sebagian besar menunjukkan gejala ringan. Pada Maret 2024, infeksi bahkan ditemukan pada beberapa peternakan sapi perah di AS.
Meskipun demikian, otoritas kesehatan AS meyakini bahwa risiko penularan kepada masyarakat umum masih rendah. Namun, risiko lebih tinggi tetap ada bagi mereka yang bekerja langsung dengan hewan ternak seperti unggas dan sapi perah.
Kasus Pertama di AS, Seorang Anak di California
Pada Jumat (22/11/2024) lalu, otoritas AS melaporkan bahwa seorang anak di California menjadi kasus pertama flu burung di negara tersebut. Anak tersebut menunjukkan gejala ringan dan saat ini menjalani pemulihan di rumah setelah mendapatkan pengobatan antivirus flu.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, sebanyak 55 kasus flu burung pada manusia telah dilaporkan sepanjang 2024, dengan 29 kasus berasal dari California. Mayoritas dari mereka memiliki riwayat kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi.
Van Kerkhove menekankan pentingnya investigasi menyeluruh untuk setiap kasus manusia yang terdeteksi.
"Kita belum melihat bukti adanya penularan dari manusia ke manusia. Namun, setiap kasus yang terjadi memerlukan investigasi mendalam," jelasnya.
Baca Juga: Apakah Tamiflu Dapat Melindungi dari Flu Burung? Berikut Penjelasannya
Kesiapsiagaan Menuju Pandemi Flu
Van Kerkhove, yang juga pernah memimpin teknis WHO dalam penanganan COVID-19, mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan untuk menghadapi kemungkinan pandemi flu di masa depan.
"Kita belum berada dalam situasi tersebut, tetapi kewaspadaan harus terus ditingkatkan," tegasnya.
Langkah-langkah seperti pengujian rutin dan penggunaan alat pelindung diri yang sesuai juga ditekankan sebagai upaya mengurangi risiko infeksi antarspesies, termasuk dari hewan ke manusia.
Dengan meningkatnya penyebaran flu burung di berbagai belahan dunia, WHO mengingatkan semua negara untuk memperkuat pengawasan dan langkah pencegahan, baik pada manusia maupun hewan.
Persiapan yang matang dinilai penting untuk mencegah situasi yang dapat mengarah pada pandemi global.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Channelnewsasia.com