Kamis, 06 MARET 2025 • 10:40 WIB

6 Makanan yang Bisa Menyebabkan Keracunan, Hindari sebelum Terlambat

Author

Ilustrasi keracunan makanan. (freepik.com)

INDOZONE.ID - Keracunan makanan adalah kondisi yang diakibatkan dari mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi dan merupakan keadaan yang bikin tidak nyaman.

Kalau kamu belum mengetahuinya, bakteri, virus, dan parasit, adalah penyebab paling umum dari keracunan makanan.

Walaupun cara penanganan dan persiapan bisa sangat membantu mencegah risiko, beberapa makanan memiliki risiko lebih tinggi untuk mengandung patogen beracun.

Berikut ini adalah enam makanan yang perlu kamu tangani dengan hati-hati untuk menghindari keracunan makanan.

6 Makanan yang Bisa Menyebabkan Keracunan Makanan

Enam makanan yang harus dihindari yakni sebagai berikut:

1. Unggas dan Daging Mentah atau Setengah Matang

Daging mentah. (freepik.com)

Unggas dan daging mentah atau setengah matang bisa mengandung bakteri jahat Salmonella, E. coli, dan Listeria.

Bakteri tersebut bisa menyebabkan keracunan makanan yang sangat serius, gejalanya bisa melebar dari sakit perut hingga kondisi yang bisa mengancam jiwa.

Baca Juga: Benarkah Minum Alkohol Bisa Cegah Keracunan Makanan? Ini Faktanya

Penelitian menyarankan agar daging dan unggas selalu dimasak pada suhu internal yang disarankan: unggas hingga 74 derajat celcius, dan daging giling hingga 71 derajat celcius.

2. Makanan Laut Mentah atau Setengah Matang

Makanan laut seperti tiram mentah, kerang, dan sushi bisa menyebabkan terjadinya bakteri dan virus seperti Vibrio, Norovirus, dan Hepatitis A.

Makanan laut mentah atau kurang matang, bisa menimbulkan risiko lebih tinggi terhadap penyakit bawaan makanan, terutama buat mereka yang mempunyai sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Kamu harus selalu pastikan makanan laut dimasak dengan matang untuk mengurangi risiko tersebut.

3. Produk Susu yang Tidak Dipasteurisasi

Ilustrasi susu yang tidak dipasteurisasi. (freepik.com)

Susu mentah, keju, dan produk olahan susu lainnya yang tidak dipasteurisasi, bisa saja mengandung bakteri jahat seperti Listeria, E. coli, dan Salmonella.

Pasteurisasi merupakan langkah yang bisa membunuh mikroba berbahaya, sehingga membuat produk olahan susu yang dipasteurisasi untuk menurunkan risiko infeksi.

4. Kecambah Mentah

Alfalfa, kacang-kacangan, dan kecambah mentah lainnya, memiliki risiko terkontaminasi bakteri karena ditanam dalam kondisi hangat dan lembap yang paling cocok untuk Salmonella dan E. coli.

Lebih bagusnya lagi kalau memasak kecambah sebelum dikonsumsi, terutama untuk anak-anak, orang tua, serta orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

5. Sayuran dan Buah yang Sudah Dipotong atau Dikemas

Ilustrasi sayuran dan buah yang kaya akan nutrisi baik. (Freepik)

Walaupun sederhana, sayuran dan buah yang sudah dipotong sebelumnya adalah habitat bagi bakteri yang disebabkan oleh penanganan dan paparan yang berlebihan.

Baca Juga: Tips Mencegah dan Mengobati Keracunan Makanan

Kalau tidak dicuci dengan bersih atau ditangani pada suhu yang aman, maka produk ini bisa mengandung Listeria dan mikroba patogen lainnya.

Minimalkan risiko dengan mencuci produk secara menyeluruh dan segera mendinginkannya.

6. Telur Mentah atau Setengah Matang

Telur mentah atau setengah matang bisa saja mengandung Salmonella, bakteri yang menyebabkan sebagian besar penyakit bawaan makanan.

Hindari makan telur mentah dalam makanan, seperti mayones buatan sendiri, adonan kue, dan saus hollandaise.

Orak-arik atau goreng telur hingga kuning telur dan putihnya mengeras, supaya aman untuk dimakan.

Pencegahan keracunan makanan dimulai dengan berhati-hati terhadap apa yang kamu makan dan bagaimana cara mengolahnya.

Memasak, mencuci, dan menyimpan dengan benar, bisa membantu mengurangi risiko dan menjaga kesehatan kamu dari penyakit bawaan makanan yang berbahaya.

Kalau ragu, pilihlah makanan yang sudah dimasak dengan matang dan disimpan dengan baik untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan kamu.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Onlymyhealth.com