INDOZONE.ID - Istilah 'narsis' sering kali digunakan untuk menggambarkan seseorang yang gemar mengambil foto diri atau memiliki rasa percaya diri yang tinggi.
Namun, dalam dunia psikologi, narsisme yang berlebihan dapat menjadi indikasi gangguan kepribadian narsistik (Narcissistic Personality Disorder/NPD).
Kondisi ini tidak hanya memengaruhi cara seseorang berinteraksi dengan orang lain, tetapi juga mencerminkan perasaan tidak aman yang tersembunyi di balik sikap percaya diri yang berlebihan.
Berikut adalah, beberapa gejala gangguan kepribadian narsistik yang sering tidak disadari.
Apa Itu Gangguan Kepribadian Narsistik?
Gangguan kepribadian narsistik adalah, kondisi mental di mana seseorang memiliki kebutuhan besar untuk mendapatkan perhatian dan pengakuan dari orang lain.
Individu dengan NPD cenderung memiliki rasa percaya diri yang tampak tinggi. Namun, di balik itu terdapat perasaan rentan terhadap kritik serta kesulitan, untuk berempati dengan orang lain.
Meskipun tampak kuat dan percaya diri, individu dengan NPD sering kali merasa tidak aman, dan bergantung pada pujian eksternal, untuk mempertahankan harga dirinya.
Akibatnya, mereka dapat menunjukkan perilaku yang berlebihan dalam mencari validasi dari lingkungan sekitar. Gejala narsistik ini sering kali tidak disadari oleh penderitanya.
Baca Juga: Pengaruh NPD: Sakit Hati Bisa Sebabkan Sakit Fisik, Kok Bisa?
Ciri-ciri Gangguan Kepribadian Narsistik yang Tidak Disadari
1. Sensitif dan Bereaksi Berlebihan terhadap Kritik
Orang dengan NPD sangat sulit menerima kritik, baik yang bersifat membangun maupun negatif. Mereka cenderung menganggap kritik sebagai ancaman terhadap citra diri mereka.
Akibatnya, mereka bisa bereaksi dengan kemarahan, menyangkal, atau bahkan menyerang balik orang yang memberikan kritik. Ciri-ciri narsistik ini dapat membuat hubungan sosial mereka menjadi sulit.
2. Rasa Tidak Aman yang Tersembunyi
Di balik sikap percaya diri yang mereka tunjukkan, individu dengan gangguan kepribadian narsistik, sebenarnya memiliki rasa tidak aman yang mendalam.
Mereka sering kali merasa harus membuktikan diri agar mendapatkan pengakuan dari orang lain.
Keinginan untuk mencapai status sosial tinggi, kekuasaan, atau kekayaan sering kali didorong oleh kebutuhan untuk menutupi rasa tidak aman mereka.
3. Sikap Defensif dan Enggan Mengakui Kesalahan
Individu dengan NPD cenderung sulit mengakui kesalahan dan kerap berusaha membela diri secara berlebihan. Mereka mungkin menghindari pembicaraan tentang kelemahan mereka, mengalihkan topik, atau bahkan memutarbalikkan keadaan, agar tampak lebih unggul dibandingkan orang lain. Gejala narsistik ini sering kali tidak disadari oleh penderitanya.
Baca Juga: Penderita NPD Selalu Menganggap Dirinya Korban, Kok Bisa?
4. Mudah Marah Saat Berhadapan dengan Pendapat Berbeda
Seseorang dengan gangguan kepribadian narsistik, bisa menjadi sangat emosional, dan meledak-ledak ketika sudut pandangnya dipertanyakan.
Hal ini terjadi karena mereka merasa terancam ketika orang lain menyentuh aspek diri yang mereka anggap lemah, atau tidak ingin mereka akui.
5. Cenderung Merendahkan Orang Lain
Untuk mempertahankan citra dirinya, individu dengan NPD sering kali meremehkan atau merendahkan orang lain. Mereka lebih fokus pada kesalahan atau kelemahan orang lain, dibandingkan mengakui ketidaksempurnaan diri sendiri.
Hal ini dilakukan sebagai mekanisme pertahanan agar tetap merasa unggul. Ciri-ciri narsistik ini sering kali membuat mereka kesulitan dalam menjalin hubungan sosial yang sehat.
Dampak NPD dalam Hubungan Sosial
Menurut penelitian dalam Journal of Clinical Psychiatry, individu dengan gangguan kepribadian narsistik sering mengalami kesulitan dalam membangun, dan mempertahankan hubungan interpersonal yang sehat. Beberapa dampaknya meliputi:
- Dalam Hubungan Percintaan
Cenderung manipulatif, mengontrol pasangan, serta kurang memiliki keintiman emosional. Mereka juga sering kali menuntut perhatian berlebihan dan marah, jika kebutuhan mereka tidak terpenuhi.
- Dalam Lingkungan Keluarga dan Pertemanan
Sulit mempertahankan hubungan yang sehat karena lebih fokus pada kebutuhan pribadi dibanding memahami perasaan orang lain. Mereka cenderung mengabaikan kebutuhan emosional orang-orang di sekitarnya.
Gangguan kepribadian narsistik bukan sekadar rasa percaya diri yang tinggi, tetapi kondisi mental yang lebih kompleks dan sering kali tidak disadari oleh penderitanya.
Jika kamu atau orang di sekitarmu menunjukkan beberapa gejala yang disebutkan di atas, sebaiknya berkonsultasi dengan ahli kesehatan mental, untuk mendapatkan pemahaman dan penanganan yang tepat.
Mengidentifikasi dan memahami kondisi ini adalah, langkah awal dalam membangun hubungan yang lebih sehat dengan diri sendiri maupun orang lain.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Healthshots.com