Rabu, 09 APRIL 2025 • 08:30 WIB

Apa Itu Hipertensi Pasca Kehamilan? Ketahui Penyebab, Gejala dan Cara Mencegahnya

Author

Ilustrasi kehamilan. (freepik.com)

INDOZONE.ID - Hipertensi pasca persalinan adalah kondisi yang patut diwaspadai, namun dapat ditangani dengan baik melalui perawatan yang tepat dan perhatian terhadap gejala.

Dengan tetap mendapatkan informasi, rutin memantau kondisi tubuh, serta segera mencari bantuan medis saat diperlukan, kamu bisa menjalani masa pemulihan pascamelahirkan dengan lebih aman dan sehat.

Proses melahirkan merupakan momen yang penuh makna, membawa kebahagiaan, kelegaan, serta harapan akan masa depan.

Baca Juga: Gaya Hidup Sehat Dianggap Bisa Bantu Menurunkan Risiko Hipertensi Tanpa Ketergantungan Obat-obatan

Tetapi, bagi sebagian ibu, masa setelah persalinan bisa disertai tantangan kesehatan yang tak terduga, salah satunya adalah hipertensi pasca persalinan.

Walaupun terdengar mengkhawatirkan, mengenali dan memahami kondisi ini sangat penting agar ibu baru dapat mengelola, bahkan mencegahnya dengan lebih baik.

Apa Itu Hipertensi Pasca Persalinan?

Dalam interaksi eksklusif bersama tim redaksi Onlymyhealth, Dr. Shrey Srivastav, selaku Konsultan Senior dan Dokter Umum di Rumah Sakit Sharda, Noida, memaparkan bahwa hipertensi pasca persalinan adalah kondisi tekanan darah tinggi yang muncul setelah proses persalinan, umumnya dalam hitungan hari hingga minggu pertama pascamelahirkan.

Menariknya, kondisi ini bisa terjadi tidak hanya pada ibu yang sebelumnya memiliki riwayat hipertensi gestasional atau preeklamsia, tetapi juga pada mereka yang tekanan darahnya tetap normal selama masa kehamilan.

Tekanan darah dikategorikan tinggi apabila secara konsisten berada pada angka 140/90 mmHg atau lebih.

Pada periode pascapersalinan, kondisi ini bisa menjadi ancaman serius jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, karena berisiko menimbulkan komplikasi seperti stroke, kejang (eklampsia), hingga kerusakan organ vital.

Penyebab Hipertensi Pasca Kehamilan

Ilustrasi wanita hamil idap hipertensi

Tidak ada penyebab tunggal melainkan kombinasi faktor yang bisa menyebabkan munculny tekanan darah tinggi setelah persalinan.

1. Preeklamsia Bawaan

Apabila seorang wanita mengalami preeklamsia, yaitu kondisi yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan indikasi kerusakan organ selama masa kehamilan, maka gejala tersebut bisa tetap berlangsung bahkan setelah persalinan, dan dalam beberapa kasus justru dapat memburuk.

2. Retensi Cairan

Selama persalinan, terutama usai operasi caesar atau ketika menerima cairan infus, tubuh kamu bisa menahan cairan berlebih. 

Perubahan volume yang tiba-tiba ini bisa meningkatkan tekanan darah.

3. Perubahan Hormon

Fluktuasi hormon setelah melahirkan, khususnya penurunan drastis hormon kehamilan, bisa berdampak pada fungsi pembuluh darah dan mekanisme pengaturan tekanan darah, yang berpotensi memicu atau memperparah hipertensi pascapersalinan.

Baca Juga: Waspada! Hipertensi Mengintai Generasi Muda hingga Ibu Hamil: Kenali Penyebab, Faktor Risiko dan Dampaknya!

4. Stres dan Kurang Tidur

Merawat bayi baru lahir bukanlah tugas yang mudah. Kombinasi antara pemulihan fisik, stres emosional, serta kurang tidur bisa memicu atau memperburuk hipertensi.

5. Kondisi Medis yang Mendasari

Kondisi seperti obesitas, diabetes, atau penyakit ginjal bisa meningkatkan risiko timbulnya hipertensi setelah persalinan.

Gejala Hipertensi Pasca Persalinan

Hipertensi pasca persalinan bisa tidak bergejala , oleh karena itu pemantauan rutin sangat penting. Kalau gejala muncul, gejalanya bisa meliputi:

  • Sakit kepala parah
  • Penglihatan kabur atau sensitif terhadap cahaya
  • Pembengkakan di tangan, kaki, atau wajah
  • Sesak napas
  • Mual atau nyeri perut bagian atas
  • Kenaikan berat badan secara tiba-tiba

Kalau salah satu gejala ini muncul, penting untuk segera mencari pertolongan medis.

Bagaimana Diagnosisnya?

Penanganan hipertensi pascapersalinan biasanya mencakup pemantauan tekanan darah secara rutin, terutama dalam enam minggu pertama setelah persalinan.

Jika tekanan darah mencapai 140/90 mmHg atau lebih pada dua kali pemeriksaan yang berbeda, hal ini dapat mengindikasikan adanya gangguan.

Dokter juga dapat merekomendasikan pemeriksaan laboratorium untuk menilai fungsi ginjal dan hati, serta tes urine guna mendeteksi keberadaan protein sebagai tanda kemungkinan preeklamsia atau komplikasi lainnya.

Cara Mencegahnya

Cara mencegah hipertensi setelah melahirkan. (freepik.com)

Untuk mengurangi risiko hipertensi pasca persalinan dan mengelolanya dengan efektif, kamu bisa melakukan beberapa langkah berikut.

Pertama, kalau kamu memiliki riwayat tekanan darah tinggi selama kehamilan atau faktor risiko lainnya, pastikan untuk memberitahukan hal ini kepada penyedia layanan kesehatan kamu.

Dengan demikian, mereka dapat memantau kondisi kamu secara lebih cermat setelah melahirkan.

Selain itu, memantau tekanan darah di rumah juga dapat menjadi cara yang efektif untuk mengelola kondisi kamu.

Pastikan untuk mencatat hasil pengukuran dan membagikannya dengan dokter kamu untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

Untuk mengelola tekanan darah secara efektif, penting untuk tetap aktif dan makan dengan cerdas.

Konsumsi diet yang kaya akan buah, sayur, protein rendah lemak, dan biji-bijian utuh dapat membantu.

Batasi konsumsi garam dan makanan olahan untuk menjaga kesehatan.

Baca Juga: 5 Jenis Obat Anti-Hipertensi dan Cara Kerjanya

Selain itu, olahraga ringan seperti berjalan kaki atau yoga dapat membantu mengatur tekanan darah. Istirahat yang cukup juga sangat penting, terutama saat merawat bayi baru lahir.

Meskipun sulit, cobalah untuk beristirahat jika memungkinkan, karena kelelahan dan stres dapat meningkatkan tekanan darah secara signifikan.

Hipertensi pasca persalinan adalah kondisi serius, namun juga sangat mudah diatasi dengan perawatan dan kewaspadaan yang tepat.

Dengan tetap mendapatkan informasi, memantau kesehatan, dan mencari perawatan medis tepat waktu, kamu bisa menikmati pemulihan yang lebih aman dan lebih sehat setelah melahirkan.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Onlymyhealth.com