INDOZONE.ID - Paprika telah lama menjadi bintang dalam berbagai masakan. Penggunaannya mencakup berbagai hidangan seperti semur, salad, saus, hingga masakan isian.'
Namun, keunikan paprika bukan hanya terletak pada warnanya yang mencolok. Setiap warna—hijau, kuning, dan merah—menyimpan perbedaan signifikan dalam rasa, tingkat kematangan, dan kandungan nutrisi yang mereka tawarkan.
Banyak orang beranggapan bahwa paprika hijau, kuning, dan merah hanyalah buah yang sama dengan waktu panen yang berbeda. Walau ada benarnya, perubahan fase kematangan ini membawa dampak besar pada tekstur, rasa, harga, dan kandungan gizinya.
Baca Juga: 7 Manfaat Susu Almond untuk Kesehatan Tubuh, Rendah Kalori
Paprika Hijau: Tekstur Keras, Rasa Pahit, dan Harga Ramah Kantong
Paprika hijau dipanen paling awal, sebelum mencapai kematangan penuh. Warna hijau ini mencerminkan kandungan gula alami yang lebih rendah dan rasa yang lebih pahit dibanding paprika lainnya.
Teksturnya pun lebih padat, menjadikannya cocok untuk proses memasak yang panjang seperti menumis dan merebus dalam waktu lama.
Menurut data dari Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), dalam 100 gram paprika hijau terdapat sekitar 134 mg vitamin C, melebihi kebutuhan harian orang dewasa yang direkomendasikan, yaitu 90 mg.
Meski begitu, paprika hijau hanya menyediakan sekitar 7% vitamin A dari kebutuhan harian, jauh lebih rendah dari paprika yang sudah matang.
Baca Juga: 7 Minuman Herbal untuk Darah Rendah, Biar Nggak Lemas Terus!
Paprika Kuning: Lembut, Manis, dan Juara Vitamin C
Berada di antara paprika hijau dan merah, paprika kuning dipanen ketika buah berada di tahap pertengahan kematangan. Rasanya cenderung lebih manis dan tidak sekuat rasa pahit paprika hijau.
Karena itu, paprika kuning populer digunakan dalam hidangan segar atau tumisan singkat.
Hal yang mencengangkan adalah kandungan vitamin C-nya. Berdasarkan informasi dari USDA dan diperkuat oleh situs kesehatan Healthline, paprika kuning mengandung hingga 306 mg vitamin C per 100 gram, menjadikannya sebagai paprika dengan kandungan vitamin C tertinggi.
Selain itu, paprika ini juga mengandung lutein, antioksidan yang penting untuk menjaga kesehatan mata, sebagaimana dijelaskan dalam jurnal Nutrition Reviews.
Baca Juga: 7 Minuman Herbal untuk Darah Tinggi yang Enak, Alami, dan Gampang Dibuat
Paprika Merah: Manis, Penuh Nutrisi, dan Kaya Antioksidan
Saat mencapai puncak kematangan, paprika berubah warna menjadi merah. Ini menandai saat di mana paprika berada di puncak kandungan nutrisinya.
Paprika merah mengandung beta-karoten dalam jumlah tinggi, yang diubah tubuh menjadi vitamin A, menyediakan sekitar 63% kebutuhan harian, menurut USDA.
Paprika merah juga memiliki likopen, antioksidan dengan efek antiinflamasi dan perlindungan jantung. Studi dari The American Journal of Clinical Nutrition menyebutkan bahwa likopen berkaitan erat dengan penurunan risiko penyakit kardiovaskular.
Selain itu, paprika merah mengandung sekitar 213 mg vitamin C per 100 gram, juga dilengkapi asam folat dan kalium, menjadikannya paprika yang paling unggul dalam hal kandungan gizi secara menyeluruh.
Baca Juga: 9 Cara Ampuh Cegah Masuk Angin, Flu, Bronkitis dan Pneumonia Saat Cuaca Dingin
Lalu, Mana Paprika yang Sebaiknya Dikonsumsi?
Jawabannya tergantung pada kebutuhan dan preferensi Anda. Jika mencari pilihan ekonomis dan rendah kalori, paprika hijau bisa jadi pilihan tepat, meski lebih rendah dalam vitamin.
Untuk asupan vitamin C yang sangat tinggi, paprika kuning adalah pilihan cerdas. Sedangkan paprika merah menawarkan keseimbangan vitamin, antioksidan, dan rasa manis yang kuat.
Untuk diet seimbang, sangat ideal untuk memvariasikan ketiganya. Selain menyediakan nutrisi yang berbeda, menambahkan berbagai warna pada hidangan Anda akan meningkatkan pengalaman visual, rasa, dan manfaat kesehatan secara keseluruhan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Infobae.com