INDOZONE.ID - Setiap orang pasti pernah mengalami nyeri perut hebat yang disertai diare. Dalam banyak kasus, diare memang bisa sembuh dengan sendirinya.
Namun, dikutip dari Medical Daily, ada kondisi tertentu yang membuat gejala ini bisa menjadi tanda dari masalah serius dalam tubuh.
Berikut ini, empat penyebab langka dari diare parah yang patut diwaspadai:
1. Infeksi Parasit
Salah satu penyebab diare parah adalah infeksi parasit Giardia, yang bisa masuk ke tubuh melalui makanan atau air yang terkontaminasi.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), Giardia punya lapisan pelindung yang memungkinkan parasit ini bertahan lama di luar tubuh, dan tahan terhadap disinfektan berbahan klorin.
Baca juga: 7 Minuman Herbal untuk Diare yang Ampuh dan Gak Perlu Panik!
Gejala infeksi giardiasis mencakup diare berat, perut kembung, kram, mual, dehidrasi, dan tinja berminyak yang cenderung mengapung. Kondisi ini bisa berlangsung lebih dari dua minggu.
Dalam beberapa kasus, infeksi juga bisa menyebabkan gatal-gatal pada kulit serta pembengkakan di area mata dan sendi.
Anak-anak menjadi kelompok paling rentan, karena giardiasis yang parah dapat menghambat pertumbuhan fisik dan mental, memperlambat perkembangan, dan menyebabkan malnutrisi.
2. Penyakit Crohn
Penyakit Crohn adalah salah satu jenis penyakit radang usus (inflammatory bowel disease/IBD) yang ditandai dengan peradangan kronis pada saluran pencernaan.
Menurut Crohn’s and Colitis Foundation of America, kondisi ini diperkirakan memengaruhi sekitar seperempat persen populasi Amerika Serikat.
Penyakit ini biasanya menyerang area antara usus halus dan usus besar, dengan gejala berupa diare terus-menerus, perdarahan rektal, dorongan buang air besar yang mendesak, kram perut, konstipasi, dan perasaan tidak tuntas setelah buang air besar.
Beberapa penderita juga mengalami kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan, dan kelelahan. Dalam kasus yang lebih parah, Crohn’s dapat menyebabkan robekan (fisura) pada lapisan anus, yang menimbulkan rasa sakit dan pendarahan saat buang air besar.
3. Hepatitis Virus
Beberapa virus dapat menyebabkan peradangan pada hati, yakni organ penting yang berfungsi menyaring darah, membantu pencernaan, dan melawan infeksi.
Virus hepatitis A, B, dan C semuanya dapat mengganggu fungsi hati, dan menimbulkan kondisi yang disebut hepatitis virus.
Menurut CDC, banyak penderita hepatitis tidak menunjukkan gejala sehingga tidak menyadari, mereka terinfeksi. Namun, bila gejala muncul, penderita dapat mengalami beberapa gejala.
Beberapa di antaranya kelelahan, hilang nafsu makan, demam, mual, nyeri perut, urine berwarna gelap, tinja berwarna abu-abu, nyeri sendi, serta jaundice (kulit dan bagian putih mata menguning).
Baca juga: Kenali Penyebab dan Cara Mengatasi Diare Pada Bayi
4. Pemanis Buatan
Pemanis buatan kerap dipilih sebagai alternatif gula dalam gaya hidup sehat. Namun, bagi sebagian orang yang sensitif, bahan seperti sorbitol—yang biasa ditemukan dalam permen karet, minuman olahraga, dan produk bebas gula lainnya—dapat menyebabkan masalah pencernaan.
Menurut majalah Men’s Health, pemanis buatan seperti sorbitol bekerja dengan menarik air ke dalam usus. Sehingga, bisa memicu diare, terutama bila dikonsumsi dalam jumlah banyak atau oleh mereka yang memiliki intoleransi terhadap zat tersebut.
Oleh karena itu, diare bukan hanya sekadar gangguan sementara. Jika berlangsung dalam waktu lama, disertai gejala berat, atau terjadi secara berulang, penting untuk mewaspadai kemungkinan adanya kondisi medis serius di baliknya.
Infeksi parasit, penyakit Crohn, hepatitis virus, dan konsumsi pemanis buatan, merupakan sebagian penyebab langka, namun signifikan yang perlu dikenali.
Segera konsultasikan dengan tenaga medis jika kamu mengalami diare yang tidak kunjung membaik.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Medical Daily