INDOZONE.ID - Healing adalah sebuah proses fisik maupun mental, yang bertujuan untuk mengembalikan keseimbangan dan kesehatan tubuh serta pikiran.
Aktivitas healing biasanya melibatkan kegiatan yang menyenangkan dan relaksasi seperti tamasya, olahraga, meditasi, atau sekadar mengobrol santai di kafe.
Menurut dr. Jiemi Ardian, Sp.KJ, seorang psikiater, mengatakan bahwa healing paling enak dilakukan adalah sering dan pendek-pendek, daripada panjang tapi jarang.
"Misalnya, olahraga. Kita tidak mungkin lari seharian atau tamasya dengan waktu pendek, mengobrol di kafe. Ini merupakan aktivitas-aktivitas yang membuat segar," ujar dr. Jiemi Ardian di acara So Fresh Seger Buger di CFD, Minggu (30/6/2024).
Aktivitas manusia dibagi menjadi dua kategori untuk menilai energi yang didapat maupun dikeluarkan, yakni energi nourishing dan energi depleting.
Energi nourishing adalah aktivitas yang meningkatkan energi, sementara energi depleting adalah aktivitas yang menghabiskan energi.
Di kegiatan satu harinya, kedua aktivitas ini harus seimbang. Jangan sampai kita sudah tidur tetapi belum sempat melakukan aktivitas yang meningkatkan energi.
Setiap orang melakukan energi nourishing yang berbeda-beda. Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi aktivitas apa saja yang dapat meningkatkan energi kita untuk dilakukan setiap harinya. Tips healing dari dr. Jiemi adalah melakukan aktivitas pendek namun sering.
"Otak manusia itu bekerja dengan pola. Jadi kalau kita terbiasa terus menerus berpikir tanpa jeda, maka kalaupun kita berjeda, otak akan tetap berpikir. Ini yang kemudian kita sebut sebagai overthinking," jelas dr. Jiemi.
Baca Juga: Dear Bumil, Mau Healing yang Aman untuk Kandungan? Ini Waktu yang Tepat
Aktivitas yang Biasa Dilakukan saat Healing
Aktivitas healing mencakup berbagai kegiatan yang dapat membantu kita merelaksasi pikiran dan tubuh.
Beberapa aktivitas yang biasa dilakukan saat healing antara lain seperti berikut:
- Tamasya: Mengunjungi tempat-tempat baru atau sekadar berjalan-jalan di taman dapat membantu menyegarkan pikiran.
- Olahraga: Seperti jogging, bersepeda, atau berenang. Olahraga membantu melepaskan hormon endorfin yang dapat meningkatkan mood dan perasaan bahagia.
- Meditasi: Menghabiskan waktu untuk meditasi dapat membantu menenangkan pikiran dan mengurangi stres.
- Yoga: Kombinasi antara olahraga dan meditasi, yoga membantu meningkatkan fleksibilitas tubuh sekaligus menenangkan pikiran.
- Mengobrol di kafe: Bersosialisasi dengan teman-teman di tempat yang nyaman dapat memberikan efek relaksasi.
- Mendengarkan musik: Musik dapat menjadi terapi yang efektif untuk menenangkan pikiran.
- Membaca buku: Membaca dapat membantu kita melarikan diri sejenak dari kenyataan dan merilekskan pikiran.
- Melukis atau menggambar: Aktivitas seni dapat membantu mengekspresikan perasaan dan mengurangi stres.
- Merawat tanaman: Aktivitas sederhana seperti merawat tanaman dapat memberikan perasaan tenang dan puas.
- Menghirup aromaterapi: Aromaterapi diketahui dapat merangsang saraf otak untuk mengatur emosi dan suasana hati menjadi lebih baik.
- Menghindari orang-orang toxic dan gosip: Mengurangi interaksi dengan hal-hal negatif dapat meningkatkan kesehatan mental dan fisik.
Olahraga Apakah Termasuk Self Healing?
Menurut dr. Jiemi, benar bahwa olahraga termasuk dalam aktivitas self healing karena setelah berolahraga, tubuh akan melepaskan hormon endorfin yang dapat meningkatkan perasaan bahagia.
Namun, jika olahraga hanya dilakukan sesekali, efek healing-nya tidak akan bertahan lama.
"Maka dari itu, lakukan olahraga minimal 3x dalam seminggu untuk merasakan efek healingnya. Kalau kita olahraga seminggu sekali, kita hanya akan merasakan pegal tanpa merasakan efek healing," terang dr. Jiemi.
Selain olahraga, ada juga aktivitas olah rasa seperti meditasi dan yoga yang perlu kita seimbangkan. Hindari juga orang-orang toxic dan gosip demi kesehatan mental dan tubuh.
Baca Juga: Apa Itu Healing? Ini Pengertian, Cara Melakukan dan Manfaatnya!
Tips Tidak Overthinking dan Merasa Bersalah saat Healing
Dalam satu hari, perlu ada waktu yang secara sengaja dibuat untuk break. Tidak hanya untuk bekerja atau beraktivitas produktif, tetapi juga untuk mengobrol, diam, atau melamun. Ini merupakan bagian dari tips healing yang penting untuk diterapkan.
Di usia lanjut, biasanya orang memiliki aktivitas sederhana seperti melihat binatang peliharaan atau bersiul. Sementara gen Z mungkin memiliki cara lain untuk beristirahat.
"Inilah waktu untuk break atau mengajari otak untuk berhenti sejenak. Namun, jangan diajari untuk malas terus. Buat pola produktif dan pola untuk break," kata dr. Jiemi.
Dengan demikian, healing bisa dilakukan tanpa merasa bersalah, asalkan kita tahu bagaimana menyeimbangkan waktu untuk bekerja dan beristirahat.
Terapkan tips healing ini agar aktivitas sehari-hari tetap seimbang dan terhindar dari overthinking dan merasa bersalah saat melakukannya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Wawancara