Selasa, 15 OKTOBER 2024 • 12:00 WIB

Dampak Merokok pada Kesehatan Mental Gen Z, dari Stres hingga Depresi

Author

Ilustrasi dampak merokok pada kesehatan mental gen z

INDOZONE.ID - Kesehatan mental merupakan kondisi kesejahteraan yang meliputi aspek emosional, psikologis, dan sosial, sehingga mempengaruhi cara seseorang berpikir, merasa, dan bertindak.

Dalam proses tersebut, kesehatan mental memainkan peran yang sangat penting dalam menentukan bagaimana kita menghadapi stres, berinteraksi dengan orang lain, dan membuat keputusan selama masa hidup kita.

Di dalam jurnal Universitas Kristen Satya Wacana, dijelaskan bahwa remaja yang menggunakan tembakau menghadapi risiko lebih tinggi untuk mengalami kecemasan dan depresi, serta gangguan perhatian/hiperaktivitas, kontrol impuls yang buruk, dan penurunan fungsi eksekutif.

Penelitian menunjukkan bahwa perilaku merokok dapat berkontribusi pada masalah kesehatan mental ini, di mana remaja yang merokok cenderung memiliki gejala depresi dan kecemasan yang lebih signifikan dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok.

Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang kompleks antara penggunaan tembakau dan kesehatan mental remaja, yang perlu mendapatkan perhatian lebih lanjut dalam upaya pencegahan dan intervensi.

Baca Juga: Duduk Terlalu Lama Lebih Berbahaya dari Merokok? Simak Penjelasannya

Merokok dan Kesehatan Mental Generasi Z

Merokok dikenal luas sebagai penyebab utama berbagai penyakit serius seperti kanker paru-paru dan penyakit jantung.

Namun, dampaknya tidak hanya terbatas pada kesehatan fisik, merokok juga berpengaruh besar terhadap kesehatan mental, terutama bagi gen z.

Sebuah studi dari Universitas Aarhus mengungkapkan bahwa nikotin dalam rokok dapat meningkatkan risiko depresi dan gangguan bipolar hingga 250 persen.

Nikotin juga mempengaruhi fungsi otak dan dapat menyebabkan ketergantungan, yang pada gilirannya mengubah pola pikir dan perilaku seseorang. Efek ini bisa bersifat permanen karena nikotin mudah terakumulasi di otak.

Ketergantungan Nikotin dan Perubahan Psikologis

Nikotin menciptakan ketergantungan dengan memicu peningkatan hormon dopamin di otak. Kenaikan kadar dopamin yang berlebihan ini juga disertai dengan penurunan enzim monoamineoxidase, yang berfungsi menurunkan kadar dopamin.

Tanpa enzim ini, kadar dopamin menjadi sulit terkontrol, sehingga menyebabkan ketergantungan. Banyak perokok merasakan efek positif dari peningkatan dopamin sebagai rasa tenang atau bahagia saat merokok, sehingga mereka kesulitan untuk menenangkan pikiran tanpa rokok.

Krisis Kesehatan Mental Generasi Z di Indonesia

Di Indonesia, krisis kesehatan mental di kalangan gen z semakin mendesak. Survei terbaru dari I-NAMHS pada tahun 2022 menemukan bahwa sekitar 5,5 persen remaja berusia 10-17 tahun mengalami gangguan jiwa dalam 12 bulan terakhir.

Sekitar sepertiga dari mereka memiliki setidaknya satu masalah kesehatan mental. Gangguan kecemasan adalah yang paling umum dialami remaja, mencapai 26,7 persen.

Baca Juga: Bahaya Merokok di Dalam Rumah Menurut Dokter Tirta

Solusi untuk Mengatasi Masalah Ini

Untuk mengatasi masalah kesehatan mental gen z yang disebabkan oleh merokok, berikut langkah yang bisa diambil:

1. Peningkatan Layanan Konseling Mental: Memperluas akses ke layanan konseling mental bagi Generasi Z sangat penting. Hanya 2,6 persen remaja dengan masalah kesehatan mental yang mendapatkan bantuan di Indonesia.

2. Edukasi dan Kesadaran: Menghilangkan hambatan bagi remaja untuk mendapatkan layanan psikologis sangat krusial. Dukungan keluarga juga diperlukan agar remaja merasa nyaman mencari bantuan untuk masalah mental mereka.

3. Program Anti-Rokok: Meluncurkan program anti-rokok yang efektif dapat membantu mengurangi jumlah perokok di kalangan remaja. Program ini harus fokus pada edukasi dan dukungan psikososial untuk membantu mereka mengatasi kebiasaan merokok.

4. Terapi Psikoterapi: Terapi psikologis dapat membantu individu mengatasi faktor-faktor psikologis yang membuat mereka sulit berhenti merokok. Penting untuk memberikan perhatian pada berbagai aspek psikologis yang mempengaruhi kebiasaan merokok.

Dari adanya langkah-langkah di atas, kita dapat lebih baik mengantisipasi dan menangani krisis kesehatan mental yang ada di kalangan gen z akibat merokok.

Dengan meningkatkan layanan konseling, kesadaran masyarakat, program anti-rokok yang efektif, dan terapi psikologis, kita bisa membantu generasi mendatang untuk menciptakan masa depan yang lebih sehat.

 


Banner Z Creators.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Repository.uksw.edu