INDOZONE.ID - Seksualitas seringkali masih menjadi persoalan yang dianggap tabu di Indonesia, karena kurangnya diskusi tentang kehidupan seksual yang masih tidak banyak dipahami masyarakat.
Maka dari itu penting untuk mengetahui tentang cara dan merawat kehidupan seksual para pasangan di Indonesia, yang masih sering tidak mencapai standar dengan baik.
Selain itu, kesehatan mental tak kalah penting bagi perasaan yang sejahtera dan bisa mengatasi masalah kita untuk menghadapi tingkat stres dalam hidup.
Baca Juga: Alasan Seksualitas Dianggap Tabu dan Empat Dimensinya
Psikolog Pingkan Rumondor dalam acara "Dasa Asmara" sepuluh tahun perjalanan Laci Asmara menyampaikan, kualitas dari aktivitas seksual pasangan rumah tangga merupakan hal yang penting dijaga untuk kesejahteraan rumah tangga.
Ada tiga sexual satisfaction untuk hubungan seksual yang sehat yang terbagi ke tiga tahap yakni:
- Foreplay
- Intercourse
- Afterplay
Penyebab Ketidaksejahteraan Seksual dalam Hubungan Rumah Tangga
Ada beberapa penyebab dari ketidaksejahteraan seksual dalam hubungan rumah tangga.
Ada tiga hal berikut ini yang menyebabkan kehidupan seksual yang tidak harmonis:
- Husban-Wife communication barriers (komunikasi yang tidak lancar antara Suami dan Istri
- Misconceptions about sexuality (Sexual Myths) (Kesalahpahaman tentang hubungan seksual)
- Sexual dysfunction (Alat seks yang terganggu/disfungsi seksual)
Salah satu penyebab dari Sexual dysfunction atau alat seks yang memiliki gangguan adalah masalah relasi mereka dalam behubungan.
"Jadi misalnya ada konflik di antara mereka, komunikasinya kurang terbuka, sehingga mengganggu kehidupan seksual, nah, terapinya adalah dengan terapi pasangan," ujar Pingkan C. B. Rumondor dalam jumpa pers, di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, pada Selasa (10/12/2024).
Baca Juga: BKKBN Yakin Indonesia Tidak Akan Alami Resesi Seks karena Angka Pernikahan Tinggi
Kalau komunikasi dalam hubungan sedang tidak baik, itu bisa diselesaikan dengan dicari tahu terlebih dahulu dari konflik-konflik yang terjadi ini, apa saja yang menjadi hambatan kurangnya komunikasi antar hubungan.
Kalau ada nuansa komunikasi yang tidak aman, itu membantu keterbukaan pasangan, bebas untuk mengekspresikan keinginan mereka dalam menentukan keinginan, yang bertujuan untuk membantu pada sexual dysfunction.
"Kenapa perlu komunikasikan seksual yang baik ini? karena inilah nanti yang bisa membantu kita untuk bisa memiliki perilaku seksual yang lebih bervariasi, yang ujungnya bisa lebih saling memuaskan. Karena kita udah nggak nebak-nebak lagi nih, apa sih yang bikin pasangan kita puas, mana yang oke mana yang nggak," sambungnya.
Menurutnya, ketika seseorang bisa mengkomunikasikan hasrat seksual secara terbuka, bisa menghargai keinginan pasangan, bisa mendengarkan permintaan pasangan tanpa terintimidasi, artinya orang tersebut memiliki relasi seksualitas yang baik, dan berkontribusi dalam kebahagiaan hubungan.
Penulis: Nadya Mayangsari
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Liputan Langsung