INDOZONE.ID - Berapa kali dalam seminggu ini seseorang bikin mood Kamu hancur?
Mungkin ada orang asing yang tiba-tiba kasar, rekan kerja yang nyebelin, atau teman yang hobi banget nge-trigger emosi Kamu.
Jangan bohong, pasti pernah kan? Nah, gimana kalau sebenarnya, Kamu bisa tetap kalem di tengah kekacauan itu?
Yup, Kamu bisa banget menjaga kesehatan mental dengan cara membatasi paparan terhadap individu beracun alias toxic people.
Yuk, bahas gimana cara jaga ketenangan di dunia yang penuh drama ini!
5 Cara Menjaga Kesehatan Mental Sehari-hari dari Orang Toxic
1. Jaga Jarak dari Orang Toxic, Termasuk Teman atau Keluarga Sendiri
Mari bersikap realistis, kalau seseorang udah jelas-jelas toxic, mereka nggak pantas dapat akses bebas ke hidup Kamu.
Seperti contoh, ada seorang teman, sebut saja Zee. Zee ini ratu drama. Setiap hari ada aja masalah yang dia buat sendiri yang melibatkan pacarnya, dosen, temen-temennya, semuanya jadi bahan gosip dan drama.
Awalnya, orang-orang sekitarnya mikir itu cuma kepribadiannya, tapi lama-lama pada sadar, hubungan pertemanan sama Zee ini nggak sehat.
Beberapa orangpun mulai jaga jarak. Nggak ada konfrontasi, nggak ada drama, tapi cuma berhenti untuk selalu tersedia buat dia.
Awalnya, dia nggak sadar. Tapi lama-lama, dia pindah ke orang lain yang bisa dijadiin ‘karung tinju emosional’. Hasilnya? Hidup orang-orang yang membatasi interaksi dengan Zee jadi lebih tenang.
Baca Juga: 6 Tanda Depresi itu Bukan Malas, tapi Gangguan Mental Serius!
Ini berlaku buat siapa aja, bahkan keluarga sendiri.
Banyak yang merasa bersalah buat menjaga jarak dari orang tua atau saudara yang toxic.
Tapi ingat, Kamu juga punya hak buat hidup damai.
Kalau nggak bisa mutusin hubungan sepenuhnya, batasi aja interaksi misalnya, kurangi pertemuan atau keep it short saat ngobrol.
Kesehatan mental Kamu bukan buat dikorbankan demi mempertahankan hubungan yang bikin stress.
2. Turunkan Ekspektasi, Hidup Jadi Lebih Santai
Kadang kita gampang kecewa karena berharap terlalu tinggi sama orang lain.
Kita pengen mereka sopan, bertanggung jawab, dan peduli.
Tapi realitanya? Nggak semua orang seperti itu.
Contohnya seorang atasan di kantor yang orangnya suka telat dan sering nyalahin tim atas kesalahannya sendiri.
Awalnya, beberapa karyawan sering stress dan marah tiap kali dia bikin ulah.
Sampai suatu hari, seorang karyawan bilang, “Kenapa lo berharap dia jadi orang yang lebih baik? Dia emang gitu dari awal.” Jleb.
Dari situ beberapa orang sadar, marah-marah cuma buang energi.
Jadi, beberapa dari mereka mulai turunin ekspektasi. Namun harus tetap profesional dan nggak lagi buang waktu buat kesel sama hal-hal yang nggak bisa kita ubah.
Jadi, kalau ada teman lupa ulang tahun kamu, rekan kerja males-malesan, atau pasangan nggak peka, jangan langsung emosi.
Mereka cuma manusia biasa yang juga bisa salah.
Dengan ekspektasi yang lebih realistis, hidup jadi lebih ringan.
3. Hadapi Orang Nyebelin dengan Cara Unik: Anggap Mereka Balita
Pernah lihat anak kecil ngambek karena hal sepele? Nah, coba anggap orang dewasa yang suka drama juga kayak balita.
Misalnya, ada rekan kerja yang suka nyindir pasif-agresif. Bayangin dia sebagai anak kecil yang lagi tantrum.
Apa Kamu bakal ikutan ngamuk? Nggak, kan? Kamu justru bakal bersikap tenang, angguk-angguk aja, terus lanjut kerja.
Begitu juga dengan orang yang hobi nyari perhatian.
Mereka cuma mau divalidasi. Tapi kalau Kamu nggak kasih reaksi yang mereka mau, lama-lama mereka bakal capek sendiri.
Jadi, mulai sekarang, dilansir dari YouTube @DailyStoic, kalau ada orang yang bikin kesel, bayangin aja mereka pakai popok sambil nangis karena nggak dikasih es krim.
Bukan buat merendahkan, tapi buat bikin Kamu sadar kalau mereka nggak layak dapet reaksi emosional dari Kamu.
4. Katakan "Oke" untuk Hal-Hal yang Nggak Bisa Kamu Kendalikan
Sering kali, orang bikin kita kesel karena kita ngasih mereka terlalu banyak kontrol atas emosi kita. Solusinya? Coba jawab dengan "Oke."
Misalnya, ada orang yang tiba-tiba ngegas atau nyinyir.
Daripada marah atau membela diri, cukup jawab, “Oke.” Itu seperti mode “Do Not Disturb” buat emosi Kamu.
Contohnya pengalaman waktu acara keluarga. Ada tante yang hobi banget kritik apa aja dari karier, cara dandan, sampe gimana caranya motong daging saat masak.
Biasanya orang yang diperlakukan seperti itu bakal kesal dan defensif.
Tapi kali ini? Coba deh cuma jawab “Oke.”
Tebak apa yang terjadi? Dia bingung. Dia nggak dapet bahan buat lanjut nyerocos.
Jadi, mulai sekarang, kalau ada orang nyebelin, coba kasih mereka "Oke."
Lihat aja gimana mereka kehabisan bahan buat nge-trigger emosi kamu!
5. Jangan Selalu Tersedia, Hidup itu Bukan Customer Service
Kadang kita terlalu takut buat bilang "nggak." Kita selalu merasa harus ada buat semua orang.
Tapi kenyataannya, kalau Kamu selalu tersedia buat orang lain, kamu nggak akan pernah punya waktu buat diri sendiri.
Contohnya Zee tadi. Dulu, teman-temannya selalu ada tiap kali dia curhat.
Baca Juga: 9 Kebiasaan Sehari-hari yang Bisa Merusak Kesehatan Mental, Jangan Dilanjutin Ya!
Sampai akhirnya beberapa teman sadar, karena cuma jadi tempat sampah emosional buat dia.
Jadi, beberapa dari mereka mulai ngasih batasan. Seperti nggak selalu angkat teleponnya, nggak langsung bales chat, dan lebih selektif buat dengerin curhatannya.
Apa hasilnya? Mereka lebih tenang, dan persahabatan mereka sama dia jadi lebih sehat.
Ingat, Kamu nggak wajib jawab setiap telepon, balas chat secepat kilat, atau selalu jadi bahu buat orang lain. Jaga waktu dan energi Kamu sendiri!
Pada akhirnya, kesehatan mental Kamu lebih berharga daripada mempertahankan hubungan yang toxic.
Nah dapat disimpulkan bahwa pengaruh marah terhadap kesehatan mental itu punya peran besar dalam kehidupan.
Untuk itu yuk pelan-pelan terapin:
- Jaga jarak dari orang-orang beracun.
- Turunkan ekspektasi, biar nggak gampang kecewa.
- Anggap orang drama sebagai balita yang tantrum.
- Jawab aja dengan "Oke" buat hal-hal yang nggak bisa dikendalikan.
- Jangan selalu tersedia, kamu juga butuh waktu buat diri sendiri.
Jadi, mulai sekarang, kalau ada orang yang mau bikin drama, senyum aja dan keep your peace. Hidup terlalu singkat buat marah-marah terus, gengs!
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: YouTube