Selasa, 20 MEI 2025 • 16:09 WIB

Waspadai 5 Gangguan Psikologis yang Sering Dialami Lansia, Kenali Tandanya Sejak Dini

Author

Ilustrasi lansia. (Freepik)

INDOZONE.ID - Seiring bertambahnya usia, risiko gangguan kesehatan fisik meningkat, begitu pula masalah psikologis. Selain penyakit seperti diabetes, hipertensi, dan gangguan jantung, orang lanjut usia juga berisiko mengalami masalah mental. Oleh karena itu, mengenali tanda-tandanya sangat penting agar penanganan bisa dilakukan sedini mungkin.

Menurut Ana Cristina Oliveira, seorang psikolog dan pengajar di bidang psikologi, orang dewasa yang lebih tua memiliki kecenderungan lebih tinggi mengalami kondisi seperti depresi, gangguan kecemasan, skizofrenia tahap lanjut, demensia, dan gangguan afektif bipolar.

“Setiap gangguan mental menunjukkan gejala-gejala tertentu,” jelas Oliveira.

Gejala Umum Gangguan Psikologis pada Lansia:

Depresi

Kehilangan minat, kesedihan mendalam, harga diri rendah, dan ketidakmampuan menikmati aktivitas harian.

Baca Juga: Mengenal Sosiopat dan Narsisme, 2 Gangguan Psikologi yang Sering Dianggap Sama

Gangguan Kecemasan

Rasa gelisah berlebihan, stres tinggi, serta gejala fisik seperti jantung berdebar (takikardia).

Skizofrenia Tahap Lanjut

Timbulnya halusinasi, delusi, serta pola pikir dan perilaku yang menyimpang.

Demensia

Gangguan daya ingat, kesulitan berkomunikasi, hingga perubahan perilaku dan kepribadian.

Gangguan Afektif Bipolar

Perubahan emosi yang ekstrem antara euforia dan depresi, disertai iritabilitas dan gangguan memori.

Faktor Penyebab Utama Gangguan Mental Lansia

Filipe Colombini, psikolog sekaligus direktur Equipe At, menekankan bahwa kondisi seperti isolasi sosial, status ekonomi rendah, dan kurangnya dukungan keluarga menjadi penyebab utama. Selain itu, menurunnya fungsi kognitif, berkurangnya mobilitas, serta ketidaksiapan menghadapi kematian memperparah kondisi psikologis.

Baca Juga: Jadi Kelompok Rentan, Kenali Gejala dan Cara Mencegah Pneumonia pada Lansia

Kombinasi faktor-faktor ini memunculkan kondisi rawan yang mendorong timbulnya gangguan mental. Oleh karena itu, intervensi klinis dan sosial sangat dibutuhkan untuk mencegah komplikasi.

Cara Mendiagnosis Gangguan Mental pada Lansia:

Proses diagnosis membutuhkan pendekatan menyeluruh. Menurut Colombini, para ahli geriatrik menggunakan metode klinis, psikologis, hingga neuropsikologis untuk memahami kondisi pasien. Evaluasi ini mengacu pada pengamatan perilaku dan gejala yang muncul, sehingga strategi terapi yang tepat dapat diterapkan.

“Berbagai bentuk pengobatan bisa membantu meningkatkan kualitas hidup pasien,” jelas Colombini. Ia menyebutkan pentingnya kombinasi antara pengobatan medis dan terapi psikologis. Perawatan seperti ini tidak hanya meredakan gejala, tetapi juga mendukung integrasi sosial dan validasi emosional lansia.

Pentingnya Peran Dukungan Sosial dan Keluarga

Lingkungan sosial yang mendukung sangat menentukan keberhasilan terapi. Oliveira menekankan bahwa keterlibatan keluarga berperan penting dalam mendeteksi perubahan awal serta mendampingi selama proses pengobatan.

Tanda-tanda seperti menarik diri, cepat marah, atau kehilangan semangat perlu diwaspadai. Kehadiran keluarga dan hubungan emosional yang stabil sangat membantu memperkuat kesehatan mental.

Upaya Pencegahan Gangguan Psikologis:

Oliveira menyarankan beberapa langkah sederhana untuk mencegah gangguan mental:

  • Menjaga rutinitas harian yang aktif
  • Memiliki hobi dan minat pribadi
  • Membangun relasi sosial yang sehat
  • Konsumsi makanan bergizi
  • Rutin berolahraga

Harmoni dalam keluarga juga merupakan kunci penting, tidak hanya untuk pencegahan tetapi juga untuk kesejahteraan emosional secara keseluruhan. Dengan pola hidup yang sehat, risiko gangguan psikologis pada lansia dapat ditekan secara signifikan.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Infobae.com