Puisi Idul Adha (pixabay/aditya_wicak-79106)
Menjelang Lebaran Haji atau Hari Raya Kurban, ada banyak puisi tentang Idul Adha yang bisa kamu pelajari.
Puisi Idul Adha mampu memberikan pemahaman akan sejarah dan makna kurban yang sesungguhnya.
Meski singkat, contoh puisi Idul Adha yang menyentuh hati, bahkan bisa mengajak umat Islam untuk turut berkurban.
Dirangkum INDOZONE, berikut kumpulan contoh puisi tentang Idul Adha yang singkat dan menyentuh hati, baik 4 maupun 7 bait.
Idul Adha bukan hanya sebagai penanda berakhirnya ibadah Haji, melainkan juga menjadi momen untuk berkurban, seperti puisi Idul Adha berikut ini:
Oleh: Denny JA
Seperti Nabi Ibrahim
Berkorbanlah kamu
Sembelihlah hewan
yang bersembunyi
dalam dirimu
Sembelihlah kebencian
yang tumbuh
di hatimu
Lakukan berkali-kali
Hingga yang tersisa
hanya cinta
Nyaring belati menggores hati
Nabi Ibrahim, Rasul Ulul Azmi
Ia korbankan sang buah hati
Demi perintah Dzat Maha Suci
Gema takbir mengangkasa
Merdu bunyinya merasuk jiwa
Bulan Dzulhijjah bulan mulia
Ia menyimpan sebuah makna
Banyak insan rela terjaga
Menyambut pagi Idul Adha
Langitpun cerah bersuka cita
Ikut menyambut hari berharga
Sebab berjuta malaikat menyelimuti
Kantuknya dengan sabda-sabda tua
Ia, lelaki yang tidak habis dimakan api
Malam ini membakar dirinya dengan mimpi
"Kau telah jadi tukang jegal yang agung sejak aku mengutusmu," kata suara itu.
"Tapi aku cuma punya sebilah tawakal setebal terik Arafah dan iman yang patah-patah," jawabnya.
Dadu telah digulir sejak takbir bertalu-talu
Sejak jarak antara kematian dan urat nadi anaknya sedekat firman itu
di pelipis tuanya, anak itu berbisik,
"Ayah, yang sulung di dadamu adalah ketabahan. Lakukanlah."
Setengah lantang separuh lunta
Parang lelaki itu mengkhatamkan kenabiannya
Ketika setan mengira bisa menunggangi matahari
Malaikat turun
Menjawil kesadarannya
Membawa pengganti
Menghibur lelaki
dengan lukanya yang kudus
Beberapa contoh puisi Idul Adha mengandung makna mendalam yang mampu menggerakkan hati umat Muslim untuk melakukan ibadah qurban.
Oleh: Dekki Yudhika Nanda Pratama
Allahuakbar
Tiada kekasih yang lebih kekasih
Selain engkau bagi kekasih-Mu Ibrahim
yang mengorbankan cinta kasihnya pada putranya
demi cinta kasihnya pada-Mu
Maka, Ibrahim-kanlah kami ya Rabb
Allahuakbar
Tiada sesembelihan yang lebih qurban
Melampaui sembelihan-Mu Ismail yang membentangkan lehernya
Untuk ditebas pedang ayahnya sebagai pengorbanannya pada-Mu.
Maka Ismail-kanlah kami ya Rabb
Keringatmu ini hari cukup banyak
Jelas membasahi bilikan dan dedaunan
Entahlah
Tidak sangatlah mahal untuk dipandang
Tetapi tulusnya tenaga ini mahal
Tidak terpindahkan
Berawal dari niat
Berproses dengan perjuangan
Dia seorang petani yang perjuangan untuk berkurban
Panennya tahun ini jatuh
Betul-betul tidak untung
Tetapi Allah berikan dia ketegasan hati
Ikhlasnya paling tinggikan
Relanya tidak ada tertandingi
Dia dapat berkurban di dalam keterbatasan
Menjalankan ibadah dengan ikhlas
Dan keesokan hari tak lagi sekadar merenungi dongeng Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail
Langit lebaran telah dibentangkan
Bumi lebaran telah dihamparkan
Kudoakan hatimu seluas langit dan bumi
Cukup untuk menampung dan mengampuni
Semua tindakanku padamu yang menyakiti
Merah darah tertumpah lagi mengalir membasahi tanah
Satu tumbang disusul dengan yang satunya
Terjerembab dan terjatuh tanpa daya
Namun bukan itu
Bukan itu, hanya simbolis belaka
Tapi, ada satu tanya?
Adakah, makna yang sama?
Antara, pengorbananmu dan pengorbanan Ismail dahulu?
Idul Adha telah menghampiri
para pecinta Tuhan sejati
dengan amalan tanda berbakti
pada Ilahi yang Mahasuci
Mohon dirimu sudi melengkapi
dengan mengampuni segala salah
yang kuperbuat selama ini
Dengan meresapi puisi tentang Idul Adha, umat Muslim dapat mengetahui apa maksud dan tujuan qurban yang sesungguhnya.
Dari qurban kita belajar tentang cinta
Cinta yang tulus tanpa pamrih
Cinta yang rela mengorbankan yang tercinta
Cinta yang hanya mengharap rida Allah
Dari qurban kita belajar tentang taat
Taat yang patuh tanpa ragu
Taat yang siap menjalankan perintah Allah
Taat yang hanya mengikuti sunnah Rasulullah
Dari qurban kita belajar tentang syukur
Syukur yang ikhlas tanpa mengeluh
Syukur yang mensyukuri nikmat Allah
Syukur yang hanya menambah iman dan takwa
Dari qurban kita belajar tentang berbagi
Berbagi yang ikram tanpa sombong
Berbagi yang membantu sesama muslim
Berbagi yang hanya mengharap pahala Allah
Oleh: Syarifah Mauliana
Kala Zulhijjah, para insan berbondong-bondong menjejak tanah suci
Menuju baitullah nan mulia
Menjalankan rukun nan lima bagi yang mampu
Demi memupus dosa
Kala Idul Adha, gemaan takbir kian mengangkasa seantero mayangda
Sajadah terbentang di rumah Allah nan mulia
Para insan menghambakan diri memohon ampunan-Nya
Qurban disembelih demi meningkatkan ketakwaan kepada-Nya
Marilah kawan di hari nan mulia ini
Kita saling memaafkan
Selamat hari raya Idul Adha
Mohon maaf lahir & batin
Mentari tersenyum dengan cerahnya
Bunga-bunga mekar indah beraroma
Menyambut hari besar dengan ceria
Mohon maaf atas semua khilaf saya
Suara takbir menggema
Merdu merasuk jiwa
Tentram hati terasa
Menyebut nama Kebasaran-Nya
Kambing bakar bersaus tiram
Sungguh nikmat untuk santapan
Allahu akbar walillaahil hamd
Selamat Idul Adha kami ucapkan
Agar lebih memahami makna hari raya Idul Adha, puisi Idul Adha menyentuh hati tentang pengorbanan bisa menjadi inspirasi terbaik.
Qurban bukan sekadar ritual
Bukan pula sekedar tradisi
Qurban adalah pengorbanan
Pengorbanan untuk cinta-Nya
Qurban bukan sekadar hewan
Bukan pula sekedar daging
Qurban adalah keikhlasan
Keikhlasan untuk taat-Nya
Qurban bukan sekadar berbagi
Bukan pula sekedar bersedekah
Qurban adalah kepedulian
Kepedulian untuk saudara-Nya
Qurban bukan sekadar berkurban
Bukan pula sekedar berkata
Qurban adalah bertindak
Bertindak untuk ridha-Nya
Kau tahu rasanya bahagia dan sedih sekaligus?
Seekor sapi jantan berwarna hitam di depanku
Aku mendaraskan doa tak putus-putus untuk si sapi
Dadaku ngilu, rasa-rasanya seperti mengantar
seorang sahabat ke peristirahatan terakhir
Dalam adat budaya tempatku dibesarkan
Amalan tertinggi bagi hewan adalah ketika ia disembelih
untuk kepentingan ritual agama
Maka, pahala tertinggi bagimu
Wahai sapi-sapi dan kambing-kambing
Oleh: Kei Kurnia
Hari ini harinya tongseng
Warga bertongseng ria di mana-mana
Sayang, Sara hanya bisa tutup mata
Ini bukan hari tongsengnya Sara
Cinta, tetangganya ingin bersua
Sayang, bapaknya nyeletuk
"Ini tongseng keluarga kita, bukan dia!"
"Tapi Sara punya rasa, Pak," balasnya
Cinta tetap ingin bersua
"Sara, ini tongseng untukmu," kata Cinta
Akhirnya Sara berbahagia
karena ia diberi sajian Bhinneka Tunggal Ika oleh Cinta
Malam itu, merah-putih berkibar terang di angkasa
Itulah kumpulan puisi tentang Idul Adha yang singkat dan menyentuh hati tentang pengorbanan. Selamat merayakan Idul Adha!
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: